infomalang.com/ MALANG – Semangat pelestarian budaya Indonesia kembali mendapat cahaya harapan lewat sosok muda yang inspiratif. Dialah Amare Amodia Laksita Setiadi, Putri daerah Malang kelahiran 8 April 2005, yang kini mencuri perhatian publik sebagai calon Duta Budaya Jawa Timur 2025. Dengan jejak prestasi yang mengagumkan sejak dini, Amare menjadi simbol kebangkitan generasi muda dalam menjaga dan mengangkat warisan budaya lokal ke panggung dunia.
Sejak kecil, Amare telah menunjukkan ketertarikannya terhadap seni tradisional, khususnya tari. Di usia enam tahun, dia mulai belajar tari-tarian khas Jawa Timur. Ketekunannya tak hanya membawanya menjadi penari andal, tetapi juga menjadikan seni sebagai jalan pengabdian kepada daerah asalnya. Tak hanya sekadar menari, ia memahami filosofi di balik setiap gerak dan irama, yang menjadi identitas budaya masyarakatnya.
Membawa Budaya Malang ke Kancah Internasional
Semasa duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Amare terpilih dalam program pertukaran pelajar ke Jepang. Dalam momen berharga itu, ia mempersembahkan Tari Jejer Jaran Jawuk, salah satu tarian khas Jawa Timur yang mengisahkan kekuatan dan keberanian perempuan. Tak hanya menari, Amare juga memperkenalkan kuliner khas Malang seperti bakso Malang dan orem-orem kepada masyarakat Jepang, membuktikan bahwa anak muda juga bisa menjadi duta budaya yang efektif di kancah global.
Partisipasinya dalam promosi budaya tidak berhenti di sana. Saat menginjak usia SMA, Amare kembali aktif dalam program pertukaran budaya daring bersama OTSUKA. Ia menciptakan animasi edukatif berbahasa Inggris yang memperkenalkan berbagai aspek budaya Indonesia kepada pelajar Jepang—dari pakaian adat, alat musik, kuliner, hingga tarian tradisional. Konten tersebut tak hanya diterima dengan baik, tetapi juga menjadi bahan edukasi di berbagai sekolah mitra di Jepang.
Visi Budaya: Nareswari dan Ken Dedes Masa Kini
Kini di usia 20 tahun, Amare tidak hanya tampil sebagai penari atau kreator konten budaya, tetapi juga sebagai pemikir budaya muda. Ia mengusung gerakan “Nareswari”, yang terinspirasi dari nama legendaris Ken Dedes, sosok perempuan tangguh dalam sejarah Kerajaan Singhasari. Gerakan ini mengajak generasi muda untuk menjadi versi modern Ken Dedes: bijaksana, tangguh, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
Menurut Amare, budaya bukan sekadar koleksi masa lalu, tetapi fondasi nilai dan identitas yang membentuk masa depan. Ia percaya bahwa pelestarian budaya harus dilakukan lewat pendekatan yang adaptif, progresif, dan kreatif. Dengan pendekatan ini, budaya dapat menjadi alat transformasi sosial yang kuat.
Baca Juga:Stop ODOL! Dishub Malang Beri Teguran Keras Truk Kelebihan Muatan.
“Budaya adalah kekuatan halus yang membentuk arah peradaban. Jika kita abaikan, kita kehilangan arah. Tapi jika kita rawat, kita memperkuat jati diri bangsa,” ujarnya dalam salah satu sesi edukasi budaya daring.
Literasi Budaya dalam Bahasa Inggris
Salah satu kekuatan unik Amare terletak pada kemampuannya dalam mengomunikasikan budaya dalam bahasa Inggris. Dengan cara ini, ia mampu menjangkau audiens internasional tanpa kehilangan esensi budaya lokal. Ia rutin menyampaikan edukasi budaya melalui platform digital, dengan pendekatan naratif yang menarik dan mudah dicerna oleh kalangan muda, termasuk dari luar negeri.
Langkah ini mendapat apresiasi luas, baik dari komunitas budaya lokal maupun pihak akademik. Beberapa universitas bahkan telah mengundangnya sebagai pembicara tamu dalam diskusi budaya lintas negara, membuktikan bahwa anak muda Indonesia mampu bersaing dalam diplomasi budaya global.
Sosok Ideal Duta Budaya Jawa Timur 2025
Dengan bekal pengalaman internasional, dedikasi terhadap pelestarian budaya, serta visi yang kuat, Amare Amodia dianggap sebagai sosok ideal untuk menyandang gelar Duta Budaya Jawa Timur 2025. Ia bukan hanya mewakili Kota Malang, tetapi juga menjadi cerminan wajah Jawa Timur yang modern, cerdas, dan penuh integritas budaya.
Pemilihan Duta Budaya bukan semata ajang kecantikan atau popularitas. Ini adalah wadah strategis untuk menyaring figur yang mampu membawa budaya daerah naik kelas di era globalisasi. Dalam konteks ini, Amare memiliki seluruh elemen yang dibutuhkan: pengetahuan, pengalaman, kemampuan komunikasi, serta nilai-nilai budaya yang melekat kuat dalam dirinya.
Ajakan untuk Mendukung
Sebagai masyarakat Malang dan Jawa Timur, kini saatnya kita bersatu memberikan dukungan bagi Amare Amodia. Bukan hanya karena ia putri daerah, tetapi karena ia membawa harapan baru bagi masa depan kebudayaan kita. Dengan dukungan yang kuat, langkah kecil dari Malang ini bisa menjadi cahaya besar yang menerangi pelestarian budaya Nusantara.
Mari jadikan Amare sebagai representasi kita dalam menjaga kebudayaan dan mewujudkan kebanggaan daerah di tingkat nasional maupun internasional. Dukung Amare Amodia sebagai Duta Budaya Jawa Timur 2025!
Baca Juga:Malang – Bukannya Berterima Kasih, Residivis Ini Justru Mencuri Minggu 20 juli 2025















