Breaking

QRIS Tap Hadir di Malang Raya, Transaksi Lebih Cepat dengan Teknologi NFC

Bank Indonesia (BI) memperkenalkan inovasi terbaru dalam dunia pembayaran digital, Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) Tap, kepada masyarakat Malang Raya. Melalui acara bertajuk QRIS Tap Experience yang digelar di kawasan Kayutangan Heritage pada Rabu (13/8/2025), BI memberikan pengalaman langsung kepada warga tentang cara bertransaksi yang lebih cepat, aman, dan efisien.

Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Siti Nurfalinda, menjelaskan bahwa QRIS Tap merupakan pengembangan dari sistem pembayaran QRIS yang selama ini telah digunakan secara luas di Indonesia. Bedanya, teknologi terbaru ini memanfaatkan Near Field Communication (NFC) sehingga pengguna tidak perlu lagi memindai kode QR. “Pengguna cukup menempelkan ponsel Android yang memiliki fitur NFC ke mesin pembaca NFC di merchant, dan pembayaran langsung terselesaikan,” terangnya.

Namun, Linda menambahkan bahwa untuk sementara waktu, metode pembayaran ini baru tersedia pada ponsel berbasis Android. Dukungan untuk perangkat lain diharapkan dapat menyusul seiring pengembangan teknologi dan kerja sama dengan berbagai pihak.

QRIS Tap resmi diimplementasikan pada 14 Maret 2025 setelah sebelumnya melalui tahap uji coba atau sandbox sejak 24 September 2024. Penerapan teknologi ini sejalan dengan tren global di mana penggunaan NFC terus meningkat. Sepanjang 2023 hingga 2024, nilai transaksi NFC secara global tumbuh hingga 411,7 persen, dengan pertumbuhan terbesar terjadi di kawasan Asia dan Australia.

Keunggulan QRIS Tap terletak pada kecepatan dan kemudahan penggunaannya. Waktu pemrosesan transaksi hanya sekitar 300 milidetik, menjadikannya sangat ideal untuk pembayaran massal dan cepat seperti di sektor transportasi, ritel, atau pusat perbelanjaan. Selain itu, teknologi ini juga menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan kartu uang elektronik. Transaksi dapat dilakukan meski dalam kondisi minim cahaya atau ponsel mengalami guncangan.

Menurut Linda, inovasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sistem pembayaran yang praktis, cepat, dan aman. “Kami ingin memberikan solusi transaksi yang tidak hanya efisien, tetapi juga aman bagi pengguna, terutama di era digital yang serba cepat ini,” ujarnya.

Acara QRIS Tap Experience di Kayutangan Heritage juga menjadi ajang seleksi QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJI) 2025. Program nasional ini digagas BI untuk menggabungkan digitalisasi sistem pembayaran dengan pelestarian budaya lokal. “QJI tidak hanya kampanye transaksi digital, tapi juga gerakan budaya yang mengajak masyarakat menjelajahi kekayaan Nusantara,” kata Linda.

Baca Juga: Loka Nesia & YouTube Music Academy: Dorong Musisi Lokal Tembus Pasar Digital 2025

Hingga Maret 2025, jumlah pengguna QRIS di Indonesia telah mencapai 56,28 juta, dengan 38,1 juta merchant yang menerima pembayaran menggunakan sistem ini. Menariknya, sekitar 93 persen merchant tersebut merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Rinciannya, usaha mikro mendominasi dengan 57,52 persen, diikuti usaha kecil 29,59 persen, menengah 5,89 persen, dan usaha besar 3,37 persen.

Peningkatan adopsi QRIS ini membuktikan bahwa digitalisasi pembayaran memiliki peran besar dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. Bagi pelaku UMKM, penggunaan QRIS tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga memperluas jangkauan pasar, memudahkan pencatatan keuangan, dan meningkatkan keamanan transaksi tanpa uang tunai.

BI juga telah menyiapkan rencana pengembangan lebih lanjut untuk QRIS Tap. Salah satu proyek yang tengah dipersiapkan adalah sistem tap in tap out untuk sektor transportasi yang akan diluncurkan pada September 2025. Dengan sistem ini, penumpang transportasi umum cukup menempelkan ponsel NFC mereka saat masuk dan keluar, sehingga proses pembayaran menjadi lebih cepat dan efisien.

Selain mendukung efisiensi transaksi, QRIS Tap juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada uang tunai, yang sering kali membawa risiko seperti kehilangan atau pencurian. Penggunaan teknologi NFC yang terintegrasi dengan QRIS memberikan alternatif yang aman, terutama bagi masyarakat perkotaan dengan mobilitas tinggi.

Penerapan teknologi ini juga selaras dengan visi pemerintah untuk mendorong cashless society di Indonesia. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terbiasa bertransaksi digital, potensi ekonomi digital nasional pun akan semakin besar. Apalagi, Indonesia memiliki jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat, menjadi modal kuat untuk mempercepat inklusi keuangan digital.

Tak hanya di kota besar, BI berharap QRIS Tap juga bisa diterapkan di daerah-daerah, termasuk wilayah pedesaan yang memiliki potensi ekonomi lokal tinggi. Digitalisasi sistem pembayaran diharapkan dapat membantu pelaku usaha kecil di daerah untuk lebih mudah terhubung dengan konsumen, baik lokal maupun luar daerah.

Acara QRIS Tap Experience di Malang Raya menjadi bukti komitmen BI dalam menghadirkan inovasi teknologi pembayaran yang adaptif dengan perkembangan zaman. Dengan menggabungkan kecepatan, keamanan, dan kemudahan, QRIS Tap berpotensi menjadi standar baru pembayaran digital di Indonesia.

“Ke depan, kami akan terus melakukan edukasi dan sosialisasi agar semakin banyak masyarakat yang memahami dan memanfaatkan QRIS Tap. Harapannya, inovasi ini dapat menjadi bagian dari keseharian masyarakat, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” pungkas Linda.

Dengan peluncuran QRIS Tap, masyarakat Malang Raya kini memiliki pilihan baru untuk bertransaksi secara praktis. Teknologi NFC yang terintegrasi dalam QRIS menjadi langkah maju dalam menghadirkan layanan pembayaran digital yang cepat, aman, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga: Tak Gentar di Bawah Tarif 50%: Brasil dan India Tegaskan Sinergi