Richard Halim Kusuma, putra konglomerat Sugianto Kusuma (Aguan), membuat heboh pasar saham dengan aksi borong saham besar-besaran. Melalui perusahaannya, PT Eralink International, ia tercatat membeli 39,4 juta saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) pada 18 dan 19 Maret 2025. Informasi ini terungkap dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), yang menunjukkan transaksi besar tersebut dilakukan dalam dua hari berturut-turut.
Pada 18 Maret 2025, pembelian saham ERAA dilakukan dalam enam transaksi dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 354 hingga Rp 368 per saham. Jumlah saham yang dibeli dalam setiap transaksi pun beragam, dari 100.000 hingga 7.686.600 lembar. Tren serupa berlanjut pada 19 Maret, dengan enam transaksi tambahan. Harga saham saat itu bergerak antara Rp 366 hingga Rp 376 per lembar, dengan volume transaksi yang juga bervariasi.
Menurut pernyataan resmi, tujuan dari pembelian ini murni sebagai investasi. Dampaknya, kepemilikan saham ERAA oleh Richard Halim Kusuma meningkat secara signifikan. Sebelum transaksi ini, ia hanya menguasai 39.427.600 lembar saham atau sekitar 0,25% dari total saham ERAA. Namun, setelah aksi borong tersebut, kepemilikannya melonjak drastis menjadi 8.800.291.400 lembar saham, setara dengan 55,17% dari total saham perusahaan. Dengan kepemilikan mayoritas ini, Richard kini memiliki kendali yang sangat kuat terhadap arah kebijakan perusahaan.
Baca juga:IHSG Ambruk Tajam! Saham Bank Raksasa Terseret!

Langkah besar ini tentu memicu berbagai spekulasi di kalangan investor dan analis pasar modal. Apakah aksi ini sekadar strategi investasi jangka panjang, atau ada rencana strategis lainnya yang akan diungkapkan di masa mendatang? Keputusan Richard untuk meningkatkan kepemilikannya dalam jumlah besar juga menunjukkan keyakinannya terhadap prospek PT Erajaya Swasembada Tbk. Dengan perkembangan ini, para pelaku pasar akan terus mencermati pergerakan saham ERAA serta langkah-langkah strategis yang mungkin diambil oleh pemegang saham mayoritas barunya.
Aksi borong saham ini tidak hanya mengundang perhatian investor, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai potensi perubahan dalam strategi bisnis ERAA ke depan. Pasar kini menunggu langkah berikutnya dari Richard Halim Kusuma serta dampaknya terhadap industri ritel dan distribusi elektronik di Indonesia.
Baca juga: Saham RI Naik? Aksi Beli Investor Asing di Tengah Badai Ekonomi!















