Suaramedia.id – Siapa yang tak kenal Lo Kheng Hong? Investor kawakan yang kerap disebut Warren Buffett-nya Indonesia ini ternyata pernah mengalami kerugian besar, bahkan nyaris bangkrut! Kisah inspiratifnya terungkap dalam sebuah wawancara di acara SPOD yang diselenggarakan PT Syailendra Capital dan diunggah di kanal YouTube perusahaan. Pada krisis moneter 1998, kekayaannya menyusut drastis hingga hanya menyisakan 15%!
"Uang saya berkurang 85%, sisa 15%. Waktu itu saya full time investor, istri saya ibu rumah tangga, anak dua, saya nggak kerja lagi, duit tinggal 15%," ungkap Lo Kheng Hong, dikutip Minggu (23/3/2025). Di ambang kebangkrutan, LKH, sapaan akrabnya, mengambil keputusan berani: menaruh seluruh sisa modalnya di saham PT United Tractor Tbk (UNTR). Saat itu, harga saham UNTR hanya Rp 250 per lembar.

Keputusan ini bukan tanpa alasan. LKH melihat prospek cerah dan valuasi UNTR yang tinggi. "Masa harga saham Rp 250, laba usaha per saham Rp 7.800. Laba usahanya Rp 1,1 triliun, dibagi jumlah saham 138 juta, kan (laba per saham) Rp 7.800. Saya put everything di United Tractor, nggak bisa pilih yang lain. Ini ada mercy dijual harga bajaj, semua masukin. Beli seluruhnya hanya di 1 counter," jelasnya.
Meskipun sempat ragu karena pergerakan harga saham UNTR yang lambat, LKH teguh pada pendiriannya. Enam tahun kemudian, pada 2004, ia menjual seluruh saham UNTR-nya dengan harga Rp 15.000 per lembar. "Saya gemetar kan duit saya kecil, tiba-tiba jadi banyak. Saya pikir kalau nanti dia turun lagi uang saya hilang bagaimana? Saya salah, saya jual. Kira-kira Rp 15 ribu waktu itu (harga sahamnya). Akhirnya dia naik jadi Rp 600 ribu sekian. Demikian saya survive di 1998," kenangnya.
Kisah sukses LKH tak berhenti di situ. Ia juga pernah terjebak investasi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang harganya anjlok hingga Rp 50 per lembar. Bahkan, ia memegang 1 miliar saham BUMI (2,7% kepemilikan) saat itu. "Yang paling buruk itu ketika saya membeli saham BUMI dalam jumlah besar dan sahamnya turun ke Rp 50, untung saya punya kekuatan untuk tidak menjual saham saya di harga Rp 50, bahkan saya membeli lebih banyak. Itu posisi yang paling rendah dalam hidup saya," kata LKH dalam video yang diunggah di akun instagram @lukas_setiaatmaja, dikutip Senin (26/4/2021).
Meski sempat dirumorkan bangkrut, LKH tetap tenang karena tak memiliki utang dan masih memiliki aset lain, termasuk saham PT Petrosea Tbk (PTRO). Ia justru menjadikan pengalaman pahit tersebut sebagai pelajaran berharga. Setelah satu setengah tahun, ia akhirnya melepas saham BUMI di harga Rp 500 pada 2017. Kisah Lo Kheng Hong menjadi bukti bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan, terutama di dunia investasi.















