Infomalang – Malang – Kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja kembali mencuat di Kota Malang. Polisi berhasil mengungkap sejumlah kasus dalam beberapa bulan terakhir, di mana sebagian besar pelaku maupun korban justru berasal dari kalangan anak muda.
Fenomena ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat, khususnya para orang tua, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pergaulan anak-anak mereka.
Kasus Remaja Terjerat Narkoba di Malang
Berdasarkan data yang dihimpun aparat kepolisian, sejak awal tahun 2025 tercatat puluhan kasus narkoba yang melibatkan remaja usia 15 hingga 20 tahun di wilayah Malang Raya. Barang bukti yang ditemukan bervariasi, mulai dari sabu, ganja, hingga obat-obatan terlarang jenis pil koplo.
Kasat Narkoba Polresta Malang Kota, AKP [nama fiktif], menjelaskan bahwa sebagian besar remaja yang terjerat bukanlah bandar besar, melainkan pengguna sekaligus pengedar kecil-kecilan. “Mereka biasanya dimanfaatkan oleh jaringan yang lebih besar.
Dengan iming-iming uang jajan tambahan, para remaja ini akhirnya mau mengedarkan,” ujarnya.
Fakta ini cukup mengkhawatirkan karena menunjukkan adanya pergeseran target pasar narkoba yang menyasar kelompok usia muda. Kota Malang sebagai daerah pendidikan dengan ribuan pelajar dan mahasiswa menjadi lahan subur bagi peredaran barang haram tersebut.
Faktor Penyebab Remaja Mudah Terjerat
Fenomena remaja terjerat narkoba tidak bisa dilepaskan dari berbagai faktor. Dari sisi lingkungan, pergaulan bebas dan kurangnya kontrol orang tua menjadi pintu masuk yang paling sering ditemui. Media sosial juga berperan besar dalam mempermudah transaksi, sebab sebagian kasus ditemukan melalui aplikasi pesan instan yang sulit terpantau.
Selain itu, tekanan psikologis seperti stres akibat tuntutan akademik maupun permasalahan keluarga bisa mendorong remaja mencari pelarian instan melalui narkoba.
Hal ini diperparah dengan minimnya pengetahuan tentang bahaya narkoba di kalangan generasi muda.
Menurut pengamat sosial Universitas Brawijaya, Dr. [nama fiktif], edukasi yang kurang efektif membuat remaja hanya tahu narkoba itu berbahaya, tetapi tidak memahami dampak medis maupun hukum yang sesungguhnya. “Anak-anak muda kerap melihat narkoba sekadar sebagai tren pergaulan. Padahal sekali mencoba bisa berujung pada kecanduan dan masa depan yang hancur,” jelasnya.
Dampak Sosial dan Kesehatan
Narkoba tidak hanya merusak fisik, tetapi juga masa depan remaja. Efek jangka pendek seperti euforia semu dan rasa percaya diri berlebihan seringkali membuat penggunanya mengulangi pemakaian. Dalam jangka panjang, narkoba dapat merusak otak, organ vital, hingga menyebabkan gangguan mental.
Secara sosial, keterlibatan remaja dalam narkoba juga memicu masalah lain, seperti kriminalitas.
Banyak kasus pencurian kecil hingga tawuran yang ternyata dipicu oleh efek zat terlarang. Di Malang sendiri, beberapa laporan menyebutkan adanya remaja yang rela menjual barang berharga keluarga demi membeli narkoba.
Peran Orang Tua Sangat Penting
Melihat maraknya kasus ini, aparat kepolisian bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Malang terus mengingatkan pentingnya peran keluarga, khususnya orang tua. Komunikasi yang terbuka dengan anak dianggap sebagai kunci utama untuk mencegah keterlibatan mereka dalam penyalahgunaan narkoba.
Kepala BNN Kota Malang, [nama fiktif], menegaskan bahwa orang tua harus peka terhadap perubahan sikap anak. “Jika anak mulai sering menyendiri, mudah marah, prestasi menurun, atau sering keluar rumah tanpa alasan jelas, itu bisa menjadi tanda awal yang patut dicurigai,” katanya.
Baca Juga: Bentrok Antar Pemuda Warnai Malam di Malang
Selain itu, kontrol terhadap penggunaan gawai juga perlu dilakukan. Banyak kasus menunjukkan bahwa transaksi narkoba di kalangan remaja difasilitasi lewat media sosial dan aplikasi perpesanan. Dengan pengawasan yang lebih intensif, orang tua bisa meminimalisir risiko anak terjerumus.
Upaya Pencegahan dan Edukasi
Pemerintah Kota Malang bersama aparat terkait telah meluncurkan beberapa program pencegahan, seperti penyuluhan ke sekolah-sekolah, kampanye bahaya narkoba, hingga kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi.
Program ini diharapkan bisa menanamkan kesadaran sejak dini bahwa narkoba bukanlah solusi, melainkan sumber kehancuran.
Selain penyuluhan, beberapa komunitas juga aktif mengadakan kegiatan positif bagi remaja, seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial. Aktivitas produktif ini menjadi alternatif agar remaja tidak terjebak dalam lingkungan negatif.
Harapan ke Depan
Kasus remaja terjerat narkoba di Malang harus menjadi alarm bagi seluruh lapisan masyarakat. Peran pemerintah, aparat hukum, lembaga pendidikan, dan keluarga harus berjalan beriringan. Tanpa kolaborasi, sulit untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba di kalangan anak muda.
Para ahli sepakat bahwa pencegahan lebih penting daripada penindakan. Dengan memberikan lingkungan yang sehat, komunikasi yang baik, dan pengawasan yang proporsional, remaja diharapkan bisa terhindar dari jerat narkoba.
Baca Juga: Marak Aksi Begal di Malang, Warga Diminta Waspada
Masyarakat juga diimbau untuk segera melapor jika menemukan indikasi peredaran narkoba di sekitar lingkungan mereka. Kolaborasi antara warga dan aparat akan mempersempit ruang gerak para pelaku.
Pada akhirnya, menyelamatkan generasi muda dari narkoba bukan hanya tugas polisi atau BNN, tetapi tanggung jawab bersama. Orang tua, guru, hingga masyarakat luas harus bahu-membahu menjaga remaja dari bahaya narkoba.
Jika tidak, masa depan Malang sebagai kota pendidikan bisa ternoda oleh generasi yang hilang akibat narkoba.















