Breaking

Ribuan Pelanggaran Terjaring Selama Operasi Patuh Semeru 2025 di Kota Batu, Ini Rinciannya

Operasi Patuh Semeru 2025 resmi berakhir pada Minggu (27/7/2025) setelah digelar selama dua pekan, mulai 14 Juli. Di wilayah hukum Polres Batu, ribuan pelanggaran lalu lintas berhasil terjaring petugas selama masa operasi tersebut. Berdasarkan data dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Batu, total sebanyak 7.484 pengendara diketahui melakukan pelanggaran, baik ringan maupun berat.

Dari total tersebut, 5.666 pengendara hanya mendapat teguran, sementara 438 dikenai sanksi tilang secara manual dan 1.380 pengendara tertangkap kamera ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) statis. Pelanggaran paling dominan adalah tidak mengenakan helm bagi pengendara roda dua dan tidak menggunakan sabuk pengaman (safety belt) bagi pengendara roda empat ke atas.

Kasat Lantas Polres Batu, AKP Kevin Ibrahim, mengungkapkan bahwa selama Operasi Patuh Semeru 2025, pihaknya menargetkan tujuh pelanggaran lalu lintas sebagai prioritas utama. “Fokus kami adalah pengendara yang tidak memakai helm, tidak menggunakan sabuk pengaman, melanggar batas kecepatan, melawan arus, menggunakan ponsel saat berkendara, berkendara dalam pengaruh alkohol, serta pengemudi di bawah umur,” jelasnya, Senin (28/7/2025).

Kevin menjelaskan bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang membahayakan nyawa pengendara maupun pengguna jalan lainnya. Ia menambahkan, sebagian besar pelanggar yang tertangkap petugas di lapangan diberi teguran secara langsung, namun untuk pelanggaran yang lebih berat, tilang manual dan ETLE diberlakukan.

Teknologi ETLE menjadi salah satu alat bantu penting dalam menegakkan aturan selama operasi berlangsung. Kamera ETLE statis yang tersebar di beberapa titik di Kota Batu mampu merekam pelanggaran seperti penggunaan ponsel saat berkendara dan tidak mengenakan sabuk pengaman. “ETLE ini sangat membantu kami mendeteksi pelanggaran tanpa harus menghentikan kendaraan. Efektif dan efisien,” kata Kevin.

Baca Juga: Malang: Hindari Truk, Pengendara di Desa Rejoyoso Terperosok ke Jurang (27/7)

Lebih lanjut, Kevin mengatakan bahwa Operasi Patuh Semeru bukan hanya upaya represif melalui tilang dan teguran, namun juga bersifat edukatif. Petugas juga gencar memberikan imbauan kepada masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya keselamatan di jalan. “Keselamatan berlalu lintas bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Ini adalah tanggung jawab bersama,” tambahnya.

Pihak Polres Batu juga terus berupaya menyosialisasikan pentingnya tata tertib berkendara kepada masyarakat, termasuk ke sekolah-sekolah dan komunitas pengendara. Mereka berharap pendekatan humanis ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat agar patuh terhadap peraturan lalu lintas, tidak hanya saat ada razia atau operasi.

Menanggapi berakhirnya Operasi Patuh Semeru 2025, Kevin menyatakan bahwa meskipun operasi telah selesai, penindakan terhadap pelanggar lalu lintas tetap akan dilakukan secara rutin. “Kami akan terus melaksanakan patroli dan pengawasan. Pelanggaran tetap ditindak, karena keselamatan adalah prioritas utama,” tegasnya.

Ia juga mengapresiasi masyarakat yang telah mulai menunjukkan kepatuhan dengan melengkapi perlengkapan kendaraan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Namun, Kevin mengakui masih banyak pengendara yang kurang disiplin dan acuh terhadap keselamatan, terutama pengguna roda dua.

“Harapan kami, dengan adanya operasi ini, kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas bisa meningkat, sehingga angka kecelakaan di wilayah hukum Polres Batu dapat ditekan,” ungkapnya.

Data dari Satlantas Polres Batu mencatat, pelanggaran tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman menjadi yang terbanyak. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang mengabaikan unsur keselamatan dasar saat berkendara.

AKP Kevin menekankan bahwa masyarakat perlu memahami bahwa aturan lalu lintas dibuat bukan untuk menyulitkan, melainkan untuk melindungi. “Helm bukan hiasan, tapi pelindung kepala. Sabuk pengaman juga bukan formalitas, tapi penyelamat nyawa. Jangan sampai kita sadar setelah terjadi musibah,” tuturnya.

Dengan hasil pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2025 ini, Polres Batu berharap tercipta budaya berkendara yang lebih tertib, aman, dan bertanggung jawab. Penegakan hukum akan terus dilanjutkan guna menciptakan kondisi lalu lintas yang aman dan kondusif di Kota Batu dan sekitarnya.

“Semoga ke depan, masyarakat semakin sadar bahwa keselamatan adalah hal utama saat berkendara. Tertib berlalu lintas adalah cerminan peradaban,” pungkas AKP Kevin.