Breaking

Rupiah Terpukul! Dolar Tembus Rp 16.395, Perang Dagang dan Resesi AS Jadi Biang Keladi?

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Senin (17/3/2025), mencapai Rp 16.395/US$. Pelemahan sebesar 0,31% ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar global yang kian mencekam. infomalang.com/ melaporkan, sejumlah faktor menjadi penyebab utama pelemahan rupiah ini.

Baca Juga : IHSG Ambrol! Saham Konglomerat Jadi Biang Keroknya?

Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang kembali mengancam akan memberlakukan tarif 200% pada produk impor alkohol dari Eropa. Ancaman ini memicu guncangan di pasar global, meningkatkan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan perdagangan dan potensi perlambatan ekonomi yang signifikan. Uni Eropa pun tak tinggal diam, mereka bersiap untuk membalas dengan mengenakan bea masuk pada produk-produk AS sebagai respons atas tarif 25% yang dibebankan Trump pada impor baja dan aluminium.

Rupiah Terpukul! Dolar Tembus Rp 16.395, Perang Dagang dan Resesi AS Jadi Biang Keladi?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Situasi geopolitik yang memanas juga turut berperan. Harapan akan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia semakin menipis, setelah Moskow menyatakan perlu revisi besar pada proposal perdamaian yang diajukan AS.

Bayang-bayang resesi AS semakin nyata. Ancaman resesi bahkan disebut mencapai peluang 50%, diperparah oleh kebijakan perdagangan Trump yang berpotensi merusak pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam.

Di tengah badai global ini, ada secercah kabar baik dari dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$ 3,12 miliar. Nilai ekspor mencapai US$ 21,98 miliar, sementara impor tercatat US$ 18,86 miliar. Angka ini melampaui konsensus infomalang.com/ Research.

Meskipun ada surplus neraca perdagangan, volatilitas rupiah diperkirakan masih akan tinggi dalam jangka pendek. Para pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan situasi global secara berkala. Ketidakpastian yang tinggi ini membuat pergerakan rupiah masih sangat rentan terhadap sentimen eksternal.

Baca Juga :Inilah 5 Aplikasi Musik Tanpa Iklan: Pilihan Terbaik untuk Mendengarkan Lagu Favorit