Breaking

Sespimma Polri Angkatan 74 Gelar Bakti Sosial dan Santunan Anak Yatim di Polres Malang

infomalang – Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimma) Polri Angkatan 74—yang berisikan para perwira menengah yang diproyeksikan mengisi pos-pos strategis institusi—melaksanakan kegiatan Bakti Sosial (Baksos) dan Pemberian Santunan Anak Yatim yang penuh makna dan khidmat di Markas Kepolisian Resor (Polres) Malang.

Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (11/11/2025), dan melibatkan 21 peserta didik (serdik) dari Kelompok Kerja (Pokjar) II yang sedang menjalani fase krusial dari kurikulum mereka, yakni Praktik Kerja Profesi (PKP) di wilayah hukum Polda Jawa Timur.

Aksi kemanusiaan ini lebih dari sekadar kegiatan seremonial atau pemenuhan tuntutan kurikulum. Ini adalah manifestasi nyata dari filosofi pendidikan kepemimpinan Polri yang menekankan pada Pembentukan Karakter, Integritas, dan Empati Sosial sebagai modal utama bagi calon pemimpin di era reformasi.

Di tengah tuntutan masyarakat yang semakin kritis terhadap kinerja dan citra aparat penegak hukum, kegiatan ini menjadi bukti konklusif bahwa pendidikan kepemimpinan di Polri kini berorientasi pada hasil kultural di lapangan, menciptakan perwira yang tidak hanya cakap secara hukum, tetapi juga peka terhadap denyut nadi sosial masyarakat.

Sespimma Polri Angkatan 74 secara tegas membawa pesan bahwa upaya reformasi Polri harus diinternalisasi dan dimulai dari hati nurani para pemimpinnya.

Filosofi Pendidikan dan Experiential Learning Polri Angkatan 74

Sespimma Polri adalah lembaga pendidikan strategis yang didesain untuk mencetak perwira menengah kompeten yang siap menduduki jabatan struktural di tingkat Polres hingga Polda.

Kurikulum Sespimma, khususnya bagi Polri Angkatan 74, secara eksplisit menekankan tiga pilar utama pembentukan pemimpin: Intelektualitas Strategis, Integritas Moral, dan Kematangan Sosial.

1. Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)

Kegiatan Bakti Sosial dan pemberian santunan adalah inti dari strategi Experiential Learning yang diterapkan selama PKP.

Para serdik, yang merupakan perwira senior berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) dan Ajun Komisaris Polisi (AKP), didorong untuk keluar dari lingkungan akademik yang steril dan berinteraksi langsung dengan realitas sosial yang kompleks, khususnya kelompok masyarakat yang rentan.

Brigjen Sonny Irawan, perwakilan Sespimma, menjelaskan pentingnya pendekatan ini: “Tujuan utama kami adalah membentuk pemimpin yang memiliki kapasitas kognitif tinggi dan kepekaan moral yang setara. Kami ingin serdik memahami bahwa hukum harus ditegakkan dengan hati nurani.

Dengan terjun langsung dan memberikan santunan kepada anak yatim, serdik Polri Angkatan 74 belajar menumbuhkan empati. Mereka dilatih menjadi decision maker yang mampu menyeimbangkan antara ketegasan dalam penegakan hukum dan pertimbangan kemanusiaan dalam setiap kebijakan yang diambil.”

2. Menanamkan Prinsip Servant Leadership

Nilai integritas di Sespimma diwujudkan melalui prinsip Servant Leadership atau Kepemimpinan Melayani. Kegiatan ini menjadi sarana menanamkan prinsip fundamental bahwa jabatan di kepolisian adalah amanah dan sarana utama pengabdian, bukan sekadar kekuasaan atau privilese.

Para serdik diajarkan untuk bersikap rendah hati, responsif, dan menjadi teladan dalam pengabdian yang tulus, tanpa mengharapkan imbalan, konsisten dengan nilai-nilai kepahlawanan dan pendahulu bangsa.

Baca Juga: Kabar Terkini Hasil Uji Lab Kasus Dugaan Keracunan MBG di Kabupaten Malang

Reformasi Kultural dan Membangun Jembatan Kepercayaan

Di tengah era keterbukaan informasi, citra Polri sangat rentan terhadap kritik dan sorotan media sosial. Oleh karena itu, kegiatan sosial Sespimma Polri Angkatan 74 ini berupaya menjadi katalisator bagi reformasi kultural yang berdampak langsung pada peningkatan kepercayaan publik (public trust).

1. Trust Building di Tingkat Akar Rumput

Melalui interaksi langsung dengan anak yatim, keluarga prasejahtera, dan warga sekitar Polres Malang, para serdik membangun jembatan emosional dan kepercayaan yang kokoh. Bagi masyarakat, kegiatan ini adalah bukti konkret bahwa institusi Polri peduli dan hadir, tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pengayom yang memiliki dimensi sosial. Kehadiran perwira tinggi dan menengah dalam kegiatan ini menghilangkan sekat antara aparat dan warga yang dilayani.

2. Proyeksi Polri Angkatan 74 sebagai Agen Perubahan

Lulusan Sespimma Polri Angkatan 74 diproyeksikan akan mengisi posisi strategis dalam waktu dekat. Kegiatan di Polres Malang ini menjadi semacam “Janji Moral” kepada masyarakat. Para serdik secara implisit berjanji untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan integritas saat mereka memimpin unit kerja di seluruh Indonesia. Komitmen ini sangat vital dalam memastikan bahwa kebijakan reformasi yang ditetapkan di tingkat atas dapat diimplementasikan hingga ke tingkat pelayanan publik paling dasar.

Polres Malang sendiri memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini, menilai bahwa kegiatan semacam ini sangat efektif dalam memperkuat kedekatan Polri dengan masyarakat, melengkapi tugas utama mereka di bidang penegakan hukum dan menjaga keamanan.

Kolaborasi antara serdik, masyarakat, dan personel Polres Malang menunjukkan sinergi positif yang diharapkan mampu menjadi benchmark bagi kepolisian di wilayah lain.

Dampak Sosial-Psikologis dan Harapan Masa Depan Polri

Santunan yang diberikan kepada anak yatim dan bantuan sosial yang disalurkan kepada warga sekitar Polres Malang memberikan dampak ekonomi yang signifikan, sekecil apapun bentuk bantuannya.

Namun, dampak terbesarnya adalah pada aspek psikologis dan sosial. Momen kebersamaan ini memperkuat rasa kekeluargaan, menghilangkan stigma, dan mempererat ikatan antara aparat penegak hukum dan komunitas yang mereka layani.

Kegiatan Bakti Sosial ini diharapkan menjadi standar output wajib dan berkelanjutan bagi setiap angkatan Sespimma selanjutnya.

Dengan konsistensi dalam mengedepankan aspek humanis, Polri Angkatan 74 dan generasi berikutnya akan menjadi pemimpin yang mampu mewujudkan visi Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan) secara utuh—yang tidak hanya akuntabel dan transparan dalam penegakan hukum, tetapi juga responsif, berkeadilan, dan humanis dalam pelayanan sosial.

Komitmen Beyond Policing, yang diadopsi melalui kegiatan ini, menunjukkan bahwa tanggung jawab kepolisian meluas hingga ke sektor sosial dan kemanusiaan.

Hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan sosial yang stabil dan kondusif, yang pada akhirnya akan memudahkan tugas utama Polri dalam menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).

Sespimma Polri Angkatan 74 telah menetapkan tolok ukur baru dalam pendidikan kepemimpinan, membuktikan bahwa modal terbesar seorang pemimpin Polri adalah hati yang memiliki empati dan integritas yang tak tergoyahkan, bukan hanya kecerdasan strategis.

Melalui langkah sederhana namun penuh makna ini, Polri Angkatan 74 bersiap memimpin institusi ke arah reformasi yang lebih mendalam dan berkelanjutan, memastikan bahwa Polri akan selalu menjadi pelindung, pengayom, dan sahabat sejati masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Momen Lucu Tukang Paket Bantuin Ibu-Ibu yang Lagi Ngidam Metik Mangga di Atap Rumahnya