Breaking

Suryadharma Ali Meninggal Dunia, PPP Berduka Kehilangan Sosok Pemimpin Pengayom

Kabar duka menyelimuti dunia politik Indonesia. Suryadharma Ali, mantan Menteri Agama dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), berpulang ke Rahmatullah pada Kamis dini hari, 31 Juli 2025. Almarhum menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan, pada pukul 04.18 WIB.

Kabar wafatnya Suryadharma Ali membawa duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga besar PPP, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia yang mengenalnya sebagai tokoh nasional yang telah berjasa besar dalam dunia pemerintahan dan politik. Di mata kader dan kolega, almarhum bukan hanya pemimpin partai, tetapi juga seorang mentor, pengayom, dan teladan dalam kesederhanaan.

“Beliau adalah sosok pemimpin yang sederhana, pengayom, dan banyak melahirkan kader-kader muda yang hebat. Kepergian beliau tentu menjadi kehilangan besar bagi kami,” ujar Juru Bicara DPP PPP, Usman M Tokan, saat dikonfirmasi oleh awak media pada Kamis pagi.

Menurut Usman, Suryadharma memang telah cukup lama dalam kondisi sakit. Namun, pihak keluarga tidak banyak membuka informasi terkait penyakit yang dideritanya. Jenazah almarhum disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka di Jalan Cipinang Cempedak I Nomor 30, Jatinegara, Jakarta Timur. Rencananya, jenazah dimakamkan pada Kamis siang, ba’da Dzuhur, di Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum, Desa Gandasari, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

Sosok Suryadharma Ali bukanlah nama baru dalam panggung politik Indonesia. Ia dikenal luas setelah menempati posisi strategis di pemerintahan dan partai politik. Lahir pada 19 September 1956, Suryadharma Ali mulai dikenal publik ketika menjabat sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada periode 2004–2009 di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kemudian, Suryadharma dipercaya kembali oleh Presiden SBY untuk menjabat sebagai Menteri Agama pada periode 2009–2014. Dalam perjalanannya sebagai Menteri Agama, ia banyak membuat kebijakan strategis, terutama dalam bidang keagamaan, pelayanan haji, dan penguatan moderasi beragama di tanah air.

Baca Juga: Antusiasme Tinggi, Armada Apel Gratis Kota Batu Kewalahan Hadapi Tahun Ajaran Baru

Tak hanya di pemerintahan, kiprahnya dalam dunia politik tak kalah panjang. Suryadharma Ali adalah Ketua Umum kelima Partai Persatuan Pembangunan, menggantikan Hamzah Haz. Ia memimpin partai berlambang Ka’bah itu sejak 2007 hingga 2014. Di bawah kepemimpinannya, PPP aktif berkontribusi dalam pembangunan demokrasi dan menjaga aspirasi umat Islam di parlemen.

Sebagai Ketua Umum PPP, Suryadharma dikenal sebagai sosok yang mampu merangkul berbagai faksi dalam internal partai. Kepiawaiannya dalam membina kader muda dan menjaga stabilitas organisasi politik membuatnya dihormati lintas generasi. Ia juga dianggap sebagai salah satu tokoh yang memperjuangkan moderasi dan toleransi di tengah tantangan politik identitas yang muncul dalam beberapa dekade terakhir.

Kiprah panjang Suryadharma dalam dunia politik juga tak lepas dari tantangan. Ia sempat terjerat kasus hukum yang membuatnya harus menjalani proses pengadilan dan menjalani hukuman penjara. Namun, setelah menyelesaikan masa hukumannya, Suryadharma memilih hidup lebih tenang dan tidak lagi tampil aktif di panggung politik nasional. Meski demikian, namanya tetap dikenang sebagai tokoh penting dalam sejarah perjalanan PPP dan pemerintahan era Presiden SBY.

Usman M Tokan menambahkan, kepergian Suryadharma Ali akan terus dikenang sebagai duka mendalam oleh keluarga besar PPP. “Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT, diampuni segala dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” tuturnya.

Di tengah suasana duka, sejumlah tokoh politik nasional juga menyampaikan belasungkawa. Banyak yang mengenang almarhum sebagai pribadi santun, religius, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap tugas yang diembannya. Tak sedikit pula yang mengaku telah mendapat bimbingan langsung dari Suryadharma dalam proses awal berpolitik.

Pemakaman almarhum di Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum bukan tanpa alasan. Pesantren tersebut diketahui memiliki kedekatan emosional dengan keluarga besar almarhum. Selain itu, Suryadharma selama hidupnya juga dikenal dekat dengan kalangan pesantren dan ulama.

Kini, Suryadharma Ali telah pergi meninggalkan dunia fana, namun warisan perjuangan dan dedikasinya akan tetap hidup dalam ingatan banyak orang. Ia adalah contoh bahwa dalam politik, pengabdian dan integritas adalah dua hal yang tak pernah lekang oleh waktu.

Baca Juga: Pemusnahan Barang Bukti di Kejari Cilegon Disalahartikan, Jaksa Pastikan Isu Perusakan HP Siswa Hoaks pada Kamis (31/7/2025).