infomalang.com/ – Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah militer Israel melancarkan serangan darat ke distrik selatan dan timur Kota Deir al-Balah. Untuk pertama kalinya sejak konflik berlangsung, pasukan tank Israel memasuki area ini dan menimbulkan korban jiwa serta kerusakan parah. Serangan ini dilaporkan setidaknya tiga warga sipil Palestina dan meratakan satu masjid, memperparah penderitaan warga yang telah lebih dari 21 bulan hidup dalam kondisi darurat akibat perang berkepanjangan.
Menurut laporan dari sejumlah sumber internasional, termasuk saksi mata dan petugas medis setempat, serangan tank yang diluncurkan pada Senin malam waktu setempat menyebabkan kepanikan luar biasa di kalangan masyarakat. Puluhan keluarga yang sebelumnya mengungsi ke Deir al-Balah kini kembali harus mencari tempat perlindungan baru ke bagian barat dan selatan wilayah tersebut.
Targetkan Wilayah yang Diduga Jadi Lokasi Sandera
Militer Israel diduga melancarkan operasi ini karena meyakini bahwa beberapa sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan Hamas berada di sekitar wilayah Deir al-Balah. Seorang sumber dari pihak keamanan Israel menyebutkan bahwa operasi ini dirancang untuk mencari kemungkinan keberadaan para sandera yang masih hidup, dengan keyakinan bahwa setidaknya 20 dari sekitar 50 orang yang disandera masih berada di Gaza.
Namun, serangan yang dilakukan justru menimbulkan korban sipil dan memicu reaksi keras dari komunitas internasional, termasuk organisasi kemanusiaan dan badan-badan PBB yang masih beroperasi di wilayah tersebut.
Baca Juga:Keluhan Warga Cemorokandang soal Parkir Berbayar Saat Karnaval Mencuat
Masjid dan Rumah Warga Jadi Sasaran
Petugas medis di lapangan melaporkan bahwa tangki peluru Israel menghantam beberapa bangunan pemukiman serta sebuah masjid yang terletak di jantung distrik. Tiga warga Palestina tewas seketika dalam serangan tersebut, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka serius. Gambar dan video yang beredar menunjukkan puing-puing bangunan masjid yang hancur total, dengan warga sekitar berusaha menyelamatkan korban dari nenek moyang.
Stephane Dujarric, juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyatakan bahwa dua wisma milik PBB di Deir al-Balah juga terkena dampak serangan, meskipun koordinat lokasi tersebut telah diberikan kepada pihak militer Israel untuk dihindari. “Lokasi-lokasi sipil, termasuk markas dan tempat tinggal staf PBB, harus tetap dilindungi meskipun ada perintah untuk menyampaikan,” tegasnya dalam konferensi pers.
WHO: Staf Ditahan, Gudang Kena Serangan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut menjadi korban dari serangan tersebut. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan bahwa tempat tinggal staf WHO serta gudang logistik utama mereka di Deir al-Balah ikut terdampak. Empat orang — dua di antaranya adalah staf WHO — sempat ditahan oleh militer Israel. Tiga orang telah dibebaskan, namun satu orang masih berada dalam tahanan hingga kini.
Ketika dimintai konfirmasi, misi koneksi Israel untuk PBB di New York menolak memberikan komentar terkait terpilih dan serangan tersebut.
Korban Meningkat di Seluruh Gaza
Di wilayah Khan Younis yang berada di bagian selatan Gaza, serangan udara Israel dilaporkan mengakibatkan lima orang lainnya. Korban termasuk satu pasangan suami istri dan dua anak mereka yang sedang berlindung di dalam tenda pengungsian. Satu korban lainnya belum teridentifikasi.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 130 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 orang mengalami luka-luka hanya dalam waktu 24 jam terakhir. Angka ini menjadi salah satu catatan tertinggi dalam kurun beberapa pekan terakhir.
Kekhawatiran Keluarga Sandera
Di Israel sendiri, keluarga dari para sandera yang masih ditahan di Gaza mulai meluapkan kekhawatiran mereka. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Forum Keluarga Sandera, mereka menuntut kejelasan dari pemerintah Israel mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menyelamatkan kerabat mereka.
“Rakyat Israel tidak akan memaafkan siapa pun yang dengan sengaja membahayakan para sandera, baik yang masih hidup maupun yang telah gugur,” tulis pernyataan resmi mereka. Forum tersebut juga meminta tanggapan langsung dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan Panglima Militer Herzi Halevi.
Krisis Kemanusiaan Semakin Memburuk
Sementara konflik berkecamuk, kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Kementerian Kesehatan Palestina memperingatkan adanya potensi kematian massal akibat kelaparan dan minimnya akses medis. Sejak Sabtu lalu, sedikitnya 19 orang dilaporkan meninggal dunia karena kekurangan pangan dan udara bersih.
Lembaga-lembaga kemanusiaan internasional, termasuk UNRWA dan WHO, kembali mendesak Israel untuk membuka jalur distribusi bantuan kemanusiaan secara aman dan tanpa hambatan.
Dunia Menanti Akhir Derita Gaza
Serangan brutal di Deir al-Balah kembali menampilkan betapa mahalnya harga yang harus dibayar warga sipil dalam konflik bersenjata. Di tengah gempuran militer dan kehancuran infrastruktur, harapan akan keselamatan dan kedamaian terasa semakin jauh. Namun satu hal yang tetap menyala adalah seruan dari komunitas internasional: hentikan kekerasan, beri ruang demi kemanusiaan.
Ketika tempat ibadah hancur, keluarga kehilangan tempat tinggal, dan badan-badan kemanusiaan ikut menjadi korban, dunia tidak bisa terus menutup mata. Deir al-Balah adalah potret nyata dari krisis kemanusiaan yang membutuhkan perhatian segera. Bukan hanya diplomasi yang diperlukan, namun juga aksi nyata untuk melindungi warga sipil, memerdekakan sandera, dan menghentikan siklus kekerasan yang terus berulang.















