TikTok, aplikasi video pendek yang sangat populer, secara resmi diblokir di Amerika Serikat. Pada Sabtu malam waktu setempat, pengguna melaporkan aplikasi tersebut berhenti berfungsi dan kini telah dihapus dari AppStore serta Google Play Store. Pemblokiran ini didasarkan pada kekhawatiran keamanan nasional yang telah lama menjadi perdebatan di Kongres AS.
Mengapa TikTok Diblokir?
Pemblokiran TikTok terjadi setelah Mahkamah Agung AS menolak banding yang diajukan oleh perusahaan induknya, ByteDance, pada Jumat (17/1). Keputusan ini didasarkan pada dugaan bahwa pemerintah China menggunakan TikTok untuk memata-matai warga Amerika Serikat atau menyebarkan pengaruh melalui konten tertentu.
Keputusan tersebut didukung oleh undang-undang keamanan China yang mengharuskan perusahaan berbasis di negara tersebut untuk bekerja sama dalam pengumpulan informasi intelijen. Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan pemerintah AS.
Apa Dampak Pemblokiran Ini?
Pada pukul 10.45 malam waktu setempat, pengguna TikTok menerima pemberitahuan bahwa aplikasi tidak lagi dapat diakses. ByteDance juga mengonfirmasi bahwa aplikasi lain miliknya, seperti CapCut dan Lemon8, telah dihapus dari AppStore dan Google Play di Amerika Serikat.
Banyak pengguna yang mencoba mengakses TikTok melalui web, tetapi mayoritas melaporkan bahwa aplikasi tersebut tidak lagi berfungsi. Situasi ini menimbulkan kebingungan, terutama bagi kreator konten yang mengandalkan TikTok sebagai sumber penghasilan utama.
Adakah Peluang TikTok Kembali Aktif?
Presiden AS terpilih Donald Trump memberikan secercah harapan bagi TikTok. Dalam pernyataannya, Trump menyebut kemungkinan adanya penangguhan larangan selama 90 hari setelah ia resmi menjabat pada Senin mendatang.
“Perpanjangan 90 hari adalah sesuatu yang kemungkinan besar akan dilakukan, karena itu tepat. Saya mungkin akan mengumumkannya pada Senin,” ujar Trump.
TikTok menyambut baik sinyal tersebut dan menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja sama dengan pemerintah AS guna menemukan solusi.
Keputusan ini menjadi babak baru dalam ketegangan antara AS dan China, terutama dalam isu teknologi dan keamanan data. Di sisi lain, TikTok menghadapi tantangan besar untuk memulihkan kepercayaan publik dan melanjutkan operasinya di salah satu pasar terbesarnya.
Baca Juga : Laptop Gahar 2025 di angka 6 jutaanÂ