Breaking

Tingkat Hunian Hotel Kota Batu Anjlok 50 Persen

Infomalang – Sektor pariwisata Kota Batu, Jawa Timur, tengah menghadapi tantangan besar setelah tingkat hunian hotel atau okupansi dilaporkan anjlok hingga 50 persen dalam beberapa pekan terakhir. Penurunan ini menjadi pukulan telak bagi pelaku usaha perhotelan yang selama ini mengandalkan wisatawan domestik sebagai sumber pendapatan utama.

Berdasarkan keterangan pelaku industri, penurunan okupansi bukan hanya dipicu tren kunjungan wisata yang menurun, tetapi juga imbas dari aksi demonstrasi di sejumlah daerah akhir Agustus lalu. Kondisi ini menambah tekanan setelah periode low season yang biasanya memang sepi pengunjung.

Dampak Aksi Unjuk Rasa Nasional

Sejumlah pengusaha hotel menilai aksi penolakan kenaikan tunjangan DPR RI yang sempat meluas ke berbagai kota memengaruhi minat wisatawan untuk bepergian. Meskipun Kota Batu sendiri relatif kondusif, citra keamanan secara nasional membuat calon tamu ragu untuk melakukan perjalanan.

“Beberapa rombongan wisatawan yang sudah memesan kamar membatalkan perjalanan setelah melihat berita aksi demonstrasi,” ujar Rudi Rinanto, General Manager Hotel Zam-Zam Kota Batu, ketika ditemui pada Senin (15/9).

Rudi menyebut, dari total 84 kamar yang semula terpesan penuh, sebanyak 49 kamar mendadak dibatalkan hanya dalam hitungan hari. Padahal, periode tersebut bertepatan dengan long weekend Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang biasanya menjadi puncak kunjungan wisata.

Efisiensi dan Pembatalan Reservasi

Sebelum gelombang pembatalan, manajemen hotel sudah menjalankan kebijakan efisiensi karena tren kunjungan wisata menurun sejak awal kuartal ketiga. “Kami seperti jatuh tertimpa tangga. Pendapatan sudah turun, lalu datang gangguan kondusivitas yang menambah sulit,” kata Rudi.

Upaya untuk menenangkan calon tamu pun dilakukan, termasuk memposting informasi kondisi Kota Batu yang aman di media sosial. Namun, langkah tersebut tidak banyak membantu. “Masyarakat sudah terlanjur khawatir. Beberapa tamu bahkan meminta pengembalian uang meskipun kami menawarkan reschedule,” tambahnya.

Wisatawan Reguler Jadi Andalan

Meski situasi tidak menguntungkan, masih ada tamu reguler yang memilih untuk tetap datang. Rudi mencontohkan kunjungan wisatawan dari Surabaya yang sengaja menginap untuk menghindari potensi kericuhan di kota asalnya. “Tamu-tamu seperti inilah yang membuat hotel tetap beroperasi,” ujarnya.

Hotel-hotel lain di kawasan Songgoriti dan Oro-Oro Ombo dilaporkan mengalami tren serupa. Beberapa pemilik hotel melaporkan penurunan okupansi antara 40 hingga 60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Mereka kini menggantungkan harapan pada libur akhir tahun sebagai momentum pemulihan.

Analisis dari Pelaku Industri Pariwisata

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Batu, Hendra Sutrisno, membenarkan bahwa penurunan okupansi ini berdampak signifikan terhadap pendapatan. “Biasanya, long weekend dan peringatan hari besar agama menjadi masa panen. Namun kali ini berbeda,” terangnya.

Hendra menambahkan, tren kunjungan wisatawan Nusantara menurun bukan hanya karena isu keamanan, tetapi juga karena daya beli yang melemah. “Inflasi dan kenaikan beberapa harga kebutuhan pokok membuat masyarakat menunda rencana liburan. Apalagi ketika berita kericuhan beredar luas, mereka memilih bermain aman di rumah,” katanya.

Upaya Pemerintah Daerah

Pemerintah Kota Batu menyadari situasi ini dan berencana menggelar sejumlah agenda wisata tambahan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Dwi Wardoyo, mengatakan pihaknya sedang menyiapkan paket promosi akhir tahun, termasuk festival kuliner dan pameran budaya. “Kami ingin menunjukkan bahwa Kota Batu tetap aman dan layak dikunjungi,” ujarnya.

Baca Juga: DPKPCK Malang Wujudkan Desa Mandiri di Kemiri Lewat Air Bersih

Pemkot juga bekerja sama dengan aparat keamanan untuk memastikan kegiatan pariwisata berjalan lancar. “Koordinasi dengan Polres Batu terus dilakukan, terutama untuk pengamanan di lokasi wisata unggulan seperti Jatim Park, Selecta, dan Museum Angkut,” tambah Dwi.

Harapan Menyambut High Season

Meskipun kondisi saat ini penuh ketidakpastian, pelaku usaha optimistis memasuki akhir tahun. Periode libur Natal dan Tahun Baru diharapkan menjadi titik balik. Rudi Rinanto menuturkan, pihaknya mulai membuka pemesanan untuk bulan Desember dan melihat sinyal positif. “Sudah ada beberapa reservasi grup sekolah dan perusahaan. Semoga tidak ada lagi kejadian yang menurunkan minat wisatawan,” ujarnya.

Hendra Sutrisno menekankan pentingnya promosi bersama antara pelaku industri dan pemerintah daerah. “Paket wisata keluarga, diskon hotel, dan kampanye keamanan harus dilakukan serentak agar kepercayaan wisatawan pulih,” jelasnya.

Tips untuk Wisatawan

Bagi wisatawan yang berencana mengunjungi Kota Batu, para pelaku usaha menyarankan untuk memanfaatkan promo yang sedang ditawarkan. Banyak hotel memberikan potongan harga hingga 20 persen untuk pemesanan lebih awal. Selain itu, kondisi Kota Batu saat ini dilaporkan aman dan nyaman untuk rekreasi keluarga.

Transportasi menuju Batu juga tetap lancar. Jalur dari Surabaya, Malang, dan Kediri tidak mengalami gangguan berarti. Destinasi populer seperti Coban Rondo, Alun-Alun Batu, dan Museum Satwa tetap buka seperti biasa.

Baca Juga: Strategi Pemkab Malang Melestarikan Angkutan Umum, Bolehkan Layanan Charter

Penurunan okupansi hotel hingga 50 persen menjadi peringatan bagi pelaku pariwisata Kota Batu bahwa faktor eksternal, seperti aksi demonstrasi dan isu keamanan nasional, dapat berdampak langsung pada sektor wisata.

Namun, langkah cepat pemerintah daerah, kerja sama pelaku usaha, dan dukungan wisatawan diharapkan mampu memulihkan kondisi pada akhir tahun.

Dengan daya tarik alam yang memukau dan banyaknya destinasi keluarga, Kota Batu tetap menjadi pilihan liburan yang menarik. Jika tren positif jelang libur Natal dan Tahun Baru terwujud, industri perhotelan optimistis dapat bangkit dan menutup tahun dengan kinerja lebih baik.