Tragedi memilukan terjadi di Pantai Watulepek, Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Kamis (10/7/2025). Tiga remaja terseret ombak saat memancing di kawasan tebing yang dikenal ekstrem. Dalam insiden tersebut, satu remaja selamat, satu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dan satu lagi masih dalam pencarian hingga kini oleh tim SAR gabungan.
Ketiga korban diketahui bernama Arya Maulana Akbar (18), Wahyu Mustakim Wicaksono (17), dan Febri Fajar Fadilah (17). Mereka merupakan siswa aktif di SMKN 1 Gedangan dan SMAN 1 Turen. Kejadian tragis ini mengguncang masyarakat Malang dan memantik respons dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Jawa Timur.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, langsung menyampaikan duka cita mendalam atas insiden tersebut. Aries mengunjungi kediaman para korban untuk memberikan dukungan moril dan menyampaikan belasungkawa dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Saya mewakili Dinas Pendidikan Jawa Timur menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya ananda Arya. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan,” ujar Aries, Sabtu (12/7/2025).
Pantai Watulepek memang dikenal dengan ombak besar dan tebing yang terjal, menjadikannya lokasi rawan untuk kegiatan seperti memancing. Menurut keterangan aparat, insiden terjadi sekitar pukul 08.00 WIB ketika ketiganya mencari spot memancing. Tanpa diduga, ombak besar menghantam dan menyeret mereka ke laut.
Febri berhasil selamat setelah berenang ke tepi, sedangkan Arya ditemukan dalam keadaan meninggal. Sementara itu, Wahyu Mustakim masih belum ditemukan. Hingga berita ini ditulis, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian secara intensif.
Aries menekankan pentingnya kesadaran akan risiko alam, khususnya bagi pelajar dan remaja yang tengah menikmati liburan sekolah. Ia mengimbau agar masyarakat, khususnya orang tua dan guru, aktif memberikan arahan tentang bahaya aktivitas di area berisiko tinggi seperti tebing pantai.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Jalur Malang-Lumajang Intai Bahaya Longsor
“Kegiatan seperti memancing memang positif, namun kita harus cermat memilih lokasi. Banyak alternatif lain yang lebih aman dan tetap bermanfaat selama masa liburan,” kata Aries.
Setelah mengunjungi keluarga Arya, Aries juga mendatangi rumah Wahyu dan Febri. Perjalanan ke lokasi tersebut diakui cukup sulit karena medan jalan hanya bisa dilalui satu kendaraan dan berada di dataran tinggi. Namun, Aries menegaskan bahwa dukungan langsung lebih penting dari segala keterbatasan logistik.
“Kami juga menyampaikan salam dan doa dari Ibu Gubernur agar ananda Wahyu segera ditemukan dan keluarga diberi kekuatan. Untuk Febri, semoga bisa pulih secara fisik dan mental pasca kejadian,” tambahnya.
Dalam kunjungan itu, Aries juga menyampaikan bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran besar bagi semua pihak. Ia berharap kejadian serupa tak terulang lagi dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap keselamatan anak-anak dan remaja.
Aries menyampaikan bahwa perhatian pemerintah tidak sebatas ucapan duka, melainkan juga pendampingan psikologis dan dukungan moral. Ia mengatakan pihaknya siap memberikan bantuan jika keluarga korban membutuhkan proses pemulihan lanjutan.
“Apabila keluarga membutuhkan pendampingan dari psikolog sekolah atau tim konseling, kami siap mengirimkan bantuan,” ujarnya.
Sebagai informasi, peristiwa ini terjadi saat ombak pantai selatan sedang tinggi. Pantai Watulepek sendiri memang bukan lokasi wisata resmi dan belum dilengkapi sistem peringatan dini. Kawasan tersebut dikenal oleh warga lokal sebagai tempat memancing, namun cukup ekstrem karena aksesnya sulit dan terjal.
Kapolsek Gedangan, Iptu Hadi Wicaksono, dalam keterangannya mengingatkan masyarakat agar menghindari aktivitas di area tebing pantai selatan, terutama pada musim angin timur seperti sekarang.
“Pantai selatan, khususnya di Malang selatan, dikenal dengan ombak besar dan arus bawah laut yang kuat. Kami imbau masyarakat agar waspada,” tegasnya.
Saat ini, tim SAR gabungan dari BPBD, Basarnas, relawan, dan warga masih melakukan pencarian terhadap Wahyu dengan metode penyisiran darat dan laut. Pihak keluarga pun turut mendampingi proses pencarian dengan penuh harap.
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan proses pencarian korban segera membuahkan hasil. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.
Baca Juga: Penganiaya di Malang Tertangkap dalam Beberapa Jam















