infomalang.com/ – Fauja Singh, nama yang begitu melegenda di dunia olahraga lari jarak jauh, mencapai napas terakhirnya dalam usia 114 tahun pada Senin, 14 Juli 2025. Dunia olahraga internasional mengucapkan selamat atas kematian sang pelari marathon tertua yang meninggal bukan karena usia, melainkan akibat kecelakaan tabrak lari tragedi yang terjadi di India. Kejadian ini menyadarkan banyak pihak bahwa keselamatan pejalan kaki, terutama lansia, masih menjadi masalah serius di berbagai negara.
Sosok Inspiratif Bernama Fauja Singh
Fauja Singh lahir pada 1 April 1911 di Punjab, India. Ia mulai dikenal luas setelah menjadi pelari marathon aktif meski sudah memasuki usia lanjut. Ia mencetak sejarah ketika menyelesaikan London Marathon di usia 100 tahun, menjadi satu-satunya manusia yang melakukannya secara resmi. Aksinya menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia, menumbuhkan semangat bahwa usia hanyalah angka, dan semangat hidup tanpa mencapai batas usia.
Tak hanya menjadi simbol ketangguhan fisik, Singh juga dijadikan ikon dalam kampanye-kampanye kesehatan, ketahanan tubuh, dan ketahanan terhadap penuaan dini. Banyak organisasi kesehatan dunia menggunakan kisahnya sebagai contoh nyata bahwa gaya hidup aktif dapat meningkatkan kualitas hidup, bahkan di usia lanjut.

Baca Juga: Bunulrejo Blimbing Malang Terancam Bencana Lanjutan, Longsor Sungai Belum Ditangani
Kronologi Tabrak Lari yang Merenggut Nyawanya
Menurut keterangan pihak kepolisian India, Fauja Singh menjadi korban tabrak lari saat sedang berjalan kaki di sekitar kawasan Amritsar, Punjab, pada pagi hari. Sebuah kendaraan pribadi yang melaju kencang menabraknya dan langsung melarikan diri dari lokasi kejadian. Singh sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun nyawanya tak tertolong.
Hingga berita ini ditulis, polisi India masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku. Banyak aktivis dan tokoh masyarakat yang menekan pihak berwenang agar segera menangkap pelaku dan menindak secara hukum. Kematian Singh memicu reaksi global, terutama dari komunitas pelari dan penggiat kesehatan.
Dunia Berduka, Dunia Terinspirasi
Kabar duka ini dengan cepat menyebar di media sosial dan media massa internasional. Ribuan ucapan belasungkawa datang dari berbagai kalangan: atlet profesional, organisasi olahraga, tokoh masyarakat, hingga warga biasa yang merasa terinspirasi oleh kisah hidup.
Akun resmi London Marathon menyatakan, “Fauja Singh bukan hanya pelari, tapi juga simbol harapan. Ia menunjukkan bahwa semangat tidak memiliki batas waktu.” Bahkan pelari legendaris seperti Eliud Kipchoge pun mengungkapkan ikut rasa dukanya dan mengajak dunia untuk melanjutkan semangat Fauja dalam hidup sehat dan aktif.
Legasi Seorang Pejuang Hidup
Singh dikenal dengan prinsip hidupnya yang sederhana: makan sehat, berpikir positif, dan aktif bergerak. Ia menjalani hidup dengan semangat yang tak pernah padam, bahkan saat tubuhnya mulai menua. Dalam banyak wawancara, Singh sering mengatakan bahwa lari adalah bentuk syukurnya kepada Tuhan atas kehidupan yang panjang dan bermakna.
Ia pensiun dari kompetisi resmi pada usia 102 tahun, namun tetap rutin berlari setiap pagi sebagai bentuk publikasi dan menjaga kesehatannya. Ia juga menjadi pembicara dalam berbagai seminar kesehatan dan aktif dalam kampanye keselamatan jalan raya.
Seruan akan Keselamatan Lansia dan Pejalan Kaki
Insiden tragedi yang menimpa Fauja Singh kembali menyoroti pentingnya keselamatan lansia dan pejalan kaki di jalanan. Data WHO menunjukkan bahwa lebih dari 20% korban kecelakaan lalu lintas di dunia adalah pejalan kaki, dan proporsi lansia cukup tinggi dalam angka tersebut. Banyak negara, termasuk India, masih menghadapi tantangan besar dalam menyediakan trotoar yang aman dan pengawasan lalu lintas yang ketat.
Para aktivis berharap agar kejadian ini tidak berlalu begitu saja, tetapi menjadi titik balik bagi pemerintah untuk meningkatkan regulasi dan edukasi keselamatan berkendara, terutama di wilayah padat penduduk.
Penutup: Semangat yang Tak Akan Mati
Fauja Singh mungkin telah tiada, namun warisan semangat dan inspirasinya akan terus hidup dalam hati banyak orang. Dunia kehilangan seorang pahlawan—bukan karena prestasinya semata, tetapi karena keberaniannya menantang batasan umur dan menyampaikan pesan bahwa hidup sehat dan semangat tidak pernah usang.
Semoga kepergiannya menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih menghargai waktu, menjaga kesehatan, serta peduli pada keselamatan sesama di jalan raya. Fauja Singh telah pergi, namun jejak larinya akan terus menginspirasi perjalanan kehidupan kita semua.















