Breaking

Tragis, PKL Kota Batu Ditemukan Tewas Gantung Diri Usai Gagal Jadi Ojol

Infomalang – Warga Jalan Wilis, Kelurahan Sisir, Kota Batu, Jawa Timur, digegerkan oleh penemuan jasad seorang pria yang tewas gantung diri di rumahnya pada Senin (13/10/2025) sore. Korban diketahui bernama Gregorius Yessy Mawas Andi (41), seorang pedagang kaki lima (PKL) yang sehari-hari berjualan kopi di sekitar Alun-alun Kota Batu.

Peristiwa tragis itu pertama kali diketahui oleh istri korban, yang pulang ke rumah sekitar pukul 14.30 WIB. Saat memasuki area rumah, ia mendapati pintu kamar mandi tertutup rapat. Setelah dipanggil berulang kali tanpa respons, sang istri berinisiatif membuka pintu dan mendapati suaminya dalam keadaan gantung diri menggunakan tali tambang yang terikat di kayu penyangga atap rumah.

Diduga Akibat Frustrasi Gagal Daftar Ojol

Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Batu, Iptu Joko Suprianto, korban diduga mengakhiri hidupnya setelah mengalami frustrasi karena gagal mendaftar sebagai pengemudi ojek online (ojol). Berdasarkan hasil penyelidikan, sehari sebelum kejadian, korban mencoba mendaftar ojol melalui ponselnya, namun gagal karena ponselnya mengalami kerusakan.

Kegagalan tersebut membuat korban marah dan membanting ponselnya hingga rusak total. Setelah kejadian itu, korban sempat ditinggalkan sendiri di rumah oleh istrinya yang beristirahat di kamar lain. Tak lama kemudian, saat sang istri bangun dan memanggil suaminya, tidak ada jawaban. Hingga akhirnya ia menemukan korban dalam keadaan tidak bernyawa.

“Dari keterangan saksi dan hasil olah TKP, diduga korban nekat melakukan gantung diri akibat tekanan emosi dan frustrasi karena gagal mendaftar ojol,” ungkap Iptu Joko, Senin sore (13/10/2025).

Hasil Pemeriksaan Polisi di Lokasi Kejadian

Tim Inafis Polres Batu yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil pemeriksaan, korban menggunakan tali tambang sepanjang 270 sentimeter dengan diameter sekitar 7 sentimeter.

Polisi memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik lain di tubuh korban selain jeratan di leher. Barang-barang milik korban, termasuk ponsel yang rusak, ditemukan di ruang tengah rumah.

“Tidak ditemukan indikasi kekerasan lain. Kami simpulkan sementara bahwa korban meninggal dunia akibat gantung diri. Namun, kami tetap menunggu hasil pemeriksaan medis lebih lanjut dari tim forensik,” tambah Iptu Joko.

Riwayat Kondisi Emosional Korban

Hasil keterangan dari pihak keluarga dan tetangga mengungkap bahwa korban memiliki kondisi emosional yang cukup labil. Beberapa saksi bahkan menyebut korban pernah mencoba bunuh diri tiga tahun lalu dengan cara yang sama, namun berhasil digagalkan oleh keluarga.

“Korban memang diketahui mudah marah dan sering terpukul oleh masalah ekonomi. Ia juga pernah mengalami depresi setelah usahanya menurun beberapa waktu lalu,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, pihak kepolisian masih menelusuri kemungkinan faktor lain yang memicu tindakan nekat tersebut, termasuk masalah ekonomi, beban hidup, atau tekanan sosial.

Upaya Penanganan dan Imbauan dari Kepolisian

Pihak Polres Batu mengimbau masyarakat agar lebih peka terhadap kondisi psikis anggota keluarga, terutama yang menunjukkan tanda-tanda stres atau depresi. Iptu Joko menegaskan pentingnya komunikasi keluarga untuk mencegah tindakan fatal seperti bunuh diri.

Baca Juga: Terungkap! Aset Pemkot Malang Disewakan Dua Kali, Rugi Rp 2,1 Miliar

“Jika ada keluarga atau teman yang menunjukkan gejala depresi, sebaiknya segera diajak bicara atau dibawa ke layanan kesehatan mental. Jangan biarkan mereka menanggung beban sendirian,” pesan Joko.

Selain itu, ia mengingatkan agar masyarakat lebih bijak dalam menyikapi kegagalan atau tekanan ekonomi. “Kegagalan bukan akhir segalanya. Kami berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua,” tambahnya.

Duka di Tengah Warga dan PKL Lainnya

Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi rekan-rekan korban sesama pedagang di kawasan Alun-alun Kota Batu. Salah satu pedagang kopi, Rudi (38), mengaku tidak menyangka bahwa Gregorius akan melakukan hal tersebut.

“Orangnya sebenarnya supel dan sering bercanda. Tapi beberapa hari terakhir memang kelihatan murung. Katanya ponselnya rusak, jadi gak bisa daftar ojol. Mungkin dari situ dia kepikiran terus,” ujarnya.

Warga sekitar bersama keluarga korban kemudian membantu proses evakuasi sebelum jasad korban dibawa ke RS Karsa Husada Kota Batu untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pentingnya Dukungan Mental dan Sosial

Kasus seperti ini kembali menyoroti pentingnya dukungan kesehatan mental bagi masyarakat kecil, terutama di tengah tekanan ekonomi pascapandemi. Banyak pelaku usaha kecil dan PKL menghadapi kesulitan keuangan, sementara akses terhadap konseling psikologis masih minim.

Pemerintah daerah bersama lembaga sosial diharapkan dapat memperluas layanan konseling gratis atau hotline krisis untuk membantu masyarakat yang mengalami tekanan berat. Pendampingan psikologis bisa menjadi langkah penting agar kasus serupa tidak terulang kembali di masa depan.

Baca Juga: Selorejo Bike Fest, Upaya PJT 1 Branding Wisata Waduk Selorejo Lewat Olahraga

Kasus tragis meninggalnya Gregorius Yessy Mawas Andi menjadi pengingat bahwa permasalahan ekonomi dan frustrasi pribadi dapat berujung fatal tanpa dukungan sosial yang memadai. Polres Batu kini telah menyelesaikan proses visum dan memastikan tidak ada unsur pidana lain dalam kejadian ini.

Masyarakat diimbau untuk lebih peduli terhadap sesama dan tidak ragu mencari bantuan profesional jika mengalami stres atau tekanan hidup. Kehidupan, bagaimanapun beratnya, selalu memiliki jalan keluar lebih baik daripada mengakhiri segalanya dengan cara tragis.