Lesunya pasar konstruksi sepanjang tahun ini memaksa PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengambil langkah strategis demi menjaga kelangsungan bisnisnya. Dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI pada Rabu (5/3/2025), Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengungkapkan bahwa tantangan berat tengah dihadapi oleh perusahaan konstruksi pelat merah ini. Salah satu faktor utama penyebab tekanan tersebut adalah minimnya alokasi anggaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur, sebagaimana dilaporkan oleh infomalang.com/.
Agung menjelaskan bahwa keterbatasan proyek pemerintah membuat WIKA harus berfokus pada penyelesaian proyek yang sudah berjalan, sembari mencari peluang proyek baru dari sektor swasta dan BUMN lain. “Proyek pemerintah yang minim membuat kami hanya fokus pada proyek yang sudah berjalan dan mencari proyek swasta serta BUMN lainnya,” jelasnya.

Menghadapi situasi penuh tantangan ini, WIKA telah menyiapkan tiga strategi utama untuk memperkuat kinerja di tengah kondisi pasar yang lesu.
Pertama, WIKA akan melakukan divestasi aset berisiko pada tahun 2025. Langkah ini mencakup pelepasan kepemilikan di beberapa proyek jalan tol dan penyertaan lain. Tujuannya adalah mengurangi beban investasi dan menambah likuiditas perusahaan. “Roadmap divestasi sudah disiapkan, beberapa proyek tol akan dilepas di 2025, dan selanjutnya di 2026,” ujar Agung.
Kedua, optimalisasi portofolio WIKA Group melalui penataan ulang anak perusahaan dan cucu perusahaan. Dengan mengurangi jumlah cucu perusahaan, WIKA berharap bisa lebih fokus pada bisnis inti di sektor konstruksi dan meningkatkan efisiensi. “Penataan ulang ini bertujuan agar lebih fokus dan efisien,” tegas Agung.
Ketiga, WIKA menjalankan efisiensi operasional bisnis secara menyeluruh. Perusahaan telah memangkas biaya operasional minimal 15%, yang mencakup berbagai aspek seperti operasional, pemasaran, sponsorship, hingga penggunaan jasa konsultan. Meski begitu, Agung memastikan bahwa langkah efisiensi ini tidak akan berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Meski menghadapi tekanan berat, WIKA berkomitmen untuk tetap bertahan dan beradaptasi dengan dinamika pasar konstruksi yang sedang lesu, sembari terus mencari peluang pertumbuhan di sektor lain
Baca juga :Lebaran 2025: Jangan Sampai Salah! Cara Aman Tukar Uang Baru!















