Sebanyak 2,6 ton jagung dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) resmi disalurkan kepada peternak ayam petelur di Kota Malang, Jawa Timur. Bantuan tersebut ditujukan untuk membantu menekan tingginya biaya pakan sekaligus menjaga produktivitas peternak kecil dan menengah di tengah fluktuasi harga pakan unggas.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan, mengatakan bahwa penyaluran jagung bersubsidi ini difokuskan di wilayah sentra peternakan ayam petelur, tepatnya di Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang. Dua peternak rakyat menjadi penerima manfaat dengan total bantuan mencapai 2,6 ton jagung SPHP.
“Bantuan sudah kami distribusikan kepada dua peternak ayam petelur di Wonokoyo. Masing-masing peternak menerima 1,3 ton jagung setiap bulan, jadi totalnya 2,6 ton,” ujar Slamet saat ditemui pada Senin (13/10/2025).
Menurut Slamet, program jagung SPHP merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menjaga kestabilan harga pakan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Di tingkat daerah, Dispangtan bertugas melakukan pendataan dan verifikasi agar penerima bantuan tepat sasaran.
“Program ini ditujukan khusus untuk peternak ayam petelur skala menengah ke bawah, bukan untuk industri besar. Kami ingin memastikan bantuan ini benar-benar membantu peternak kecil yang terdampak kenaikan harga pakan,” jelasnya.
Slamet menambahkan, mekanisme penyaluran dilakukan secara bergilir setiap bulan berdasarkan pengajuan kebutuhan peternak. Dispangtan juga membuka kesempatan bagi peternak lain yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan bantuan pada periode berikutnya.
“Penyalurannya dilakukan secara berkala dan bergilir. Jadi, kalau bulan ini dua peternak menerima, bulan berikutnya bisa peternak lain yang mengajukan sesuai verifikasi kami,” katanya.
Dalam pelaksanaan di lapangan, Perum Bulog menjadi pihak yang menyalurkan jagung SPHP melalui koperasi peternak. Dispangtan Kota Malang berperan sebagai penghubung antara peternak dengan Bulog, sekaligus memastikan pendistribusian berjalan sesuai ketentuan.
Selain bantuan jagung bersubsidi, Dispangtan juga melakukan pendampingan teknis kepada para peternak. Tim dari bidang peternakan dan kesehatan hewan rutin melakukan pengecekan kebersihan kandang, kondisi ayam, serta memberikan anjuran pemberian vitamin dan pakan tambahan yang sesuai standar kesehatan hewan.
“Kami tetap memonitor kandang dan memastikan kondisi hewan ternak sehat. Pendampingan dilakukan oleh rekan-rekan dari bidang peternakan dan kesehatan hewan,” ujar Slamet.
Sementara itu, di tingkat nasional, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa program SPHP Jagung merupakan langkah pemerintah untuk menjaga keseimbangan rantai pangan, baik di sisi petani maupun peternak. Program ini menggunakan stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebanyak 52.400 ton, dengan harga pelepasan ke peternak sebesar Rp5.500 per kilogram.
Baca Juga: Gerakan Mata Sehat! Dinkes Kota Malang Bagikan 500 Kacamata untuk Anak Sekolah
“Ini sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto, bahwa pemerintah harus hadir bagi produsen pangan dalam negeri. Ketika harga jagung pakan tinggi, pemerintah bantu peternak. Tapi saat harga jagung rendah, pemerintah bantu petani dengan melakukan penyerapan,” ungkap Arief dalam keterangan resminya.
Ia menjelaskan, program ini didukung anggaran sebesar Rp78,6 miliar dengan subsidi harga sekitar Rp1.500 per kilogram. Bantuan disalurkan kepada peternak ayam petelur yang telah diverifikasi oleh Bapanas bersama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.
Dari hasil verifikasi nasional, terdapat 2.109 peternak yang akan menerima manfaat program SPHP Jagung tahun 2025. Mereka tersebar di berbagai daerah sentra peternakan, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Arief berharap, dengan adanya program ini, peternak unggas dapat terus berproduksi tanpa terbebani kenaikan harga pakan yang sering kali menjadi faktor utama penurunan produktivitas.
“Dengan penyaluran SPHP Jagung, diharapkan peternak unggas kita bisa terus berproduksi secara efisien. Dampaknya nanti harga telur dan daging ayam di pasaran juga bisa tetap stabil dan terjangkau masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain, peternak di Kota Malang menyambut baik adanya bantuan jagung bersubsidi ini. Mereka menilai program tersebut sangat membantu dalam menekan biaya operasional, terutama untuk pakan yang saat ini mencapai 70 persen dari total biaya produksi.
“Kalau harga jagung naik, otomatis harga telur bisa terganggu. Bantuan seperti ini sangat membantu kami menjaga produksi tetap jalan,” ujar salah satu peternak ayam petelur di Wonokoyo.
Melalui sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan Bulog, program SPHP Jagung diharapkan mampu memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional. Selain menjaga pasokan dan harga pangan tetap stabil, program ini juga menjadi bentuk nyata kehadiran negara dalam mendukung keberlangsungan ekonomi peternak rakyat.
Dengan demikian, penyaluran 2,6 ton jagung SPHP di Kota Malang menjadi langkah konkret pemerintah dalam menjaga stabilitas sektor peternakan sekaligus mendukung kesejahteraan peternak ayam petelur skala kecil dan menengah.
Baca Juga: Selorejo Bike Fest, Upaya PJT 1 Branding Wisata Waduk Selorejo Lewat Olahraga















