Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pendidikan

29 SMK Swasta di Kota Malang Gagal Penuhi Pagu

41
×

29 SMK Swasta di Kota Malang Gagal Penuhi Pagu

Share this article

Pemutakhiran data pokok pendidikan (dapodik) resmi ditutup 31 Agustus lalu.

Itu artinya, proses PPDB di sekolah swasta juga berakhir.

Juragan Kost

Hasilnya, diketahui ada 29 SMK swasta yang belum mampu memenuhi pagu.

Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Kota Malang dan Kota Batu Frenky MDP menyebut, kondisi itu hampir terjadi setiap tahun.

Pasalnya, dari 43 SMK swasta di Kota Malang, hanya 14 sekolah yang bisa memenuhi pagu PPDB setiap tahunnya.

Frenky menyebut ada dua kemungkinan yang menyebabkan sekolah swasta tidak mendapat siswa.

Pertama, bisa karena minat siswa untuk sekolah mulai menurun.

Baca Juga : Ketua DPRD Kota Malang Sebut Gadai SK Fenomena Wajar

Kedua, jurusan yang ditawarkan sekolah swasta kurang diminati calon siswa.

”Itu masih menjadi masalah yang belum terselesaikan,” kata dia.

Dirinya menyebut, proses PPDB di sekolah swasta memang fleksibel.

Tidak ada tenggat waktu khusus kapan proses itu akan ditutup.

Meski begitu, umumnya sekolah swasta akan mengacu pada jadwal terakhir pemutakhiran dapodik.

Dampak dari tidak terpenuhnya pagu

Sebab, siswa yang diterima melebihi jadwal itu tidak akan terdata dalam dapodik.

Tidak terdatanya siswa itu akan berdampak pada beberapa hal, Seperti siswa akan kesulitan lulus dari sekolah karena datanya tidak terdaftar dalam dapodik.

Sehingga, ijazah tidak bisa diterbitkan.

Kedua, alokasi anggaran dana bantuan baik Bantuan Operasional Sekolah Nasional (BOSNAS) maupun Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) bisa terhambat.

Terpisah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Swasta Kota Malang Sunari menuturkan, persaingan sekolah negeri dan swasta memang cukup sengit.

Pasalnya, di Kota Malang ada 13 SMK negeri. Dari total itu, ada 6.070 pelajar yang terakomodir.

Keunggulan dan inovasi menjadi kunci penting bagi sekolah swasta agar diminati.

Beranjak dari poin itu, pihaknya kerap mengadakan workshop antar-guru untuk bertukar pengalaman.

Tujuannya, untuk saling memberikan inovasi agar bisa diterapkan di masing-masing sekolah.

”Sayangnya tenaga yang sudah mumpuni banyak diangkat PPPK dan mengabdi di sekolah negeri,” kata dia.

Baca Juga : Produksi Sampah di Kota Malang Tembus 778,38 Ton per Hari