Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) membuat publik tercengang dengan pengumuman terbaru mereka. Bukan hanya mengelola tujuh BUMN raksasa, Danantara kini resmi menguasai aset Gelora Bung Karno (GBK) dan seluruh kawasan sekitarnya, termasuk aset-aset milik Kementerian Sekretariat Negara (Mensesneg). Pengumuman mengejutkan ini disampaikan langsung oleh CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, dalam acara Town Hall Danantara di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Rosan mengungkapkan bahwa total aset Danantara saat ini telah melampaui US$982 miliar atau sekitar Rp 16.545,71 triliun. Angka fantastis ini diproyeksikan akan menembus US$1 triliun atau sekitar Rp 16.849,00 triliun dalam waktu dekat. Lonjakan nilai aset ini, menurut Rosan, terutama didorong oleh akuisisi aset-aset strategis dari Perum dan Mensesneg, termasuk kawasan GBK yang nilainya ditaksir mencapai US$25 miliar delapan tahun lalu. “GBK dan seluruh area di sekitarnya kini menjadi bagian dari Danantara,” tegas Rosan.
Baca Juga: Rahasia Pertemuan Prabowo dengan Bos-Bos Korsel Terungkap!
Lebih lanjut, Rosan menjelaskan bahwa aset-aset baru ini akan dikelola secara profesional dan produktif untuk menghasilkan return of investment (ROI) yang optimal. Manajemen Danantara akan menerapkan standar benchmarking terbaik untuk memastikan pengelolaan aset yang efisien dan menguntungkan.
Sebelumnya, Danantara diproyeksikan memiliki pendanaan awal sebesar US$20 miliar dan akan mengelola tujuh BUMN besar, antara lain Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID. Namun, informasi terbaru menyebutkan bahwa Danantara akan mengelola seluruh aset BUMN. Jika mengacu pada tujuh BUMN tersebut saja, total aset yang dikelola Danantara diperkirakan mencapai Rp 9.000 triliun. Ketujuh perusahaan tersebut merupakan pilar ekonomi Indonesia yang sangat strategis dan vital. Penggabungan aset-aset ini di bawah Danantara diharapkan dapat memaksimalkan potensi ekonomi nasional.
Baca Juga: Rahasia Dana Refund Meikarta Terungkap!
