Breaking

ART Jaman Dulu Jadi Miliarder Dadakan Berkat Saham VOC!

Saham, instrumen investasi yang kini mudah diakses siapa pun, ternyata sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Jauh sebelum era digital, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) bernama Neeltgen Cornelis membuktikan bahwa investasi saham mampu mengubah hidup, meski hanya dengan modal seadanya. Kisah inspiratif ini terungkap dalam buku “The World’s First Stock Exchange” (2011) karya Lodewijk Petram.

Pada Agustus 1602, Kongsi Dagang Hindia Belanda (VOC) melakukan penawaran umum perdana (IPO) sahamnya. Kehebohan IPO VOC kala itu menarik perhatian banyak kalangan, termasuk Neeltgen. Ia bekerja di rumah Dirck van Os, seorang direktur VOC. Melihat kesibukan para investor yang datang silih berganti ke rumah majikannya, rasa penasaran Neeltgen pun terusik. Ia terinspirasi untuk turut serta berinvestasi, meski gajinya tak lebih dari 50 sen per hari.

Baca Juga: Tugu Insurance Raih Laba Fantastis, Bagi Dividen Ratusan Miliar!

ART Jaman Dulu Jadi Miliarder Dadakan Berkat Saham VOC!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Uang hasil jerih payahnya sebagai ART hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, hasrat untuk berinvestasi di VOC begitu kuat. Neeltgen percaya VOC, perusahaan yang berjaya berkat perdagangan rempah-rempah dari Indonesia, akan memberikan keuntungan besar. Hingga akhirnya, di penghujung Agustus, menjelang penutupan IPO, Neeltgen memutuskan untuk mengambil risiko. Ia mengumpulkan seluruh tabungannya dan mengalokasikan 100 gulden untuk membeli saham VOC.

Keputusan berani Neeltgen membuahkan hasil. Namanya tercatat sebagai pemegang saham VOC, meskipun jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan para investor besar lainnya yang menanamkan modal hingga puluhan ribu gulden. Neeltgen pun merasakan manisnya keuntungan, meskipun hanya sementara. Pada Oktober 1603, ia menjual seluruh sahamnya dan meraup untung. Namun, Petram mencatat, jika Neeltgen mempertahankan sahamnya, ia berpotensi mendapatkan keuntungan berlipat ganda, mengingat VOC kemudian menjadi perusahaan terbesar di dunia dan memberikan dividen berupa rempah-rempah secara berkala. Kisah Neeltgen Cornelis menjadi bukti nyata bahwa investasi saham, meski dengan modal kecil, dapat memberikan dampak signifikan, sekalipun dilakukan ratusan tahun lalu.

Baca Juga: Saham Melonjak 120%! BEI Tutup Paksa Perdagangan!