PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET), perusahaan investasi yang menaungi Indomaret, Sari Roti, dan KFC, mengumumkan lonjakan laba yang mengesankan pada kuartal I-2025. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai angka fantastis Rp 204,74 miliar, meningkat signifikan sebesar 185,62% secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 84,82 miliar.
Kenaikan laba ini tak lepas dari peningkatan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang mencapai Rp 379,40 miliar, atau naik 9,90% yoy. Kontribusi besar juga datang dari laba entitas asosiasi dan ventura bersama yang melesat 1.955% yoy menjadi Rp 182,19 miliar. Fenomena ini terjadi meskipun beberapa anak perusahaan DNET menunjukan kinerja yang kurang optimal.
Baca Juga: ASEAN Segera Tinggalkan Dolar AS?

Salah satu kontributor utama lonjakan laba DNET adalah Indomaret. Pengelola Indomaret, PT Indomarco Prismatama, mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 29,04 triliun pada kuartal I-2025, naik 5,65% yoy. Lebih mengejutkan lagi, laba Indomaret sendiri melonjak drastis hingga 213% yoy menjadi Rp 471,70 miliar.
Berbeda dengan gemilang Indomaret, produsen Sari Roti, PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. (ROTI), justru mengalami penurunan. Penjualan bersih ROTI turun 9,62% menjadi Rp 859,64 miliar, sehingga laba bersihnya menyusut 68,69% yoy menjadi Rp 23,1 miliar. Sementara itu, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pengelola KFC dan Taco Bell, masih mencatatkan kerugian, meskipun kerugiannya berhasil ditekan menjadi Rp 36,75 miliar dari sebelumnya Rp 196,21 miliar. Sebagai perbandingan, PT Jaringan Mega Sedayu menunjukan kinerja positif dengan laba Rp 2,05 miliar, naik hampir lima kali lipat dari tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, beban umum dan administrasi DNET meningkat 18,47% yoy menjadi Rp 46,34 miliar, dan beban lainnya mencapai Rp 2,50 miliar. Namun, hal ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan laba usaha yang mencapai 116,81% yoy menjadi Rp 245,53 miliar pada kuartal I-2025. Keberhasilan DNET ini menunjukkan kekuatan portofolio investasinya, meskipun tantangan masih ada di beberapa sektor bisnisnya.
Baca Juga: Rezeki Nomplok! BSI Incar Triliunan Rupiah dari Arab Saudi















