Breaking

Bunulrejo Blimbing Malang Terancam Bencana Lanjutan, Longsor 8 meter Sungai Belum Ditangani

Malang, infomalang.com/ – Ancaman bencana lingkungan terus menghantui warga Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Pasalnya, longsor di tepi Sungai Lahor yang terjadi beberapa waktu lalu belum mendapatkan penanganan dari instansi terkait. Kerusakan tersebut semakin meluas dan berdampak langsung pada kawasan pemakaman warga serta keselamatan masyarakat sekitar.

Peristiwa longsor tersebut terjadi di kawasan RW 4, tepatnya di area pemakaman yang berada di tepi Sungai Lahor. Hujan deras yang mengguyur kawasan Blimbing pada Juni lalu memperparah kondisi tanah di sekitar sungai. Aliran air yang deras menggerus bagian tebing, menyebabkan longsor sepanjang 8 meter dan menghanyutkan dua nisan makam milik warga setempat ke aliran anak Sungai Bango.

Ketua RW 4 Kelurahan Bunulrejo, Arif Nasrudin, mengungkapkan keprihatinannya atas lambatnya respons pemerintah terhadap kondisi yang dinilai sangat darurat ini. “Kami sudah beberapa kali mengusulkan agar dibangun plengsengan di area tersebut sejak 2018 melalui Musrenbang, namun sampai hari ini belum juga ada realisasi,” ujarnya, Rabu (17/7/2025).

Menurut Arif, warga sangat khawatir jika kejadian serupa kembali terjadi, mengingat area pemakaman semakin tergerus dan berpotensi memakan korban jiwa bila dibiarkan. Saat ini, bagian yang longsor hanya ditutupi dengan bambu sebagai tindakan darurat. “Kami mengimbau warga untuk berhati-hati jika berkunjung ke makam, karena area sekitar masih sangat rawan,” tambahnya.

Rawan Longsor di Beberapa RW

Kondisi serupa tak hanya terjadi di RW 4. Lurah Bunulrejo, Winarko, menyebutkan bahwa beberapa wilayah lain di kelurahan tersebut juga rawan longsor, seperti RW 7, RW 12, RW 13, dan RW 14. Ia menyatakan bahwa pihak kelurahan terus mengawal aspirasi warga ke Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang.

Baca Juga:Mobil Toyota Avanza Milik Warga Merjosari Kota Malang Terbakar di Jalan Tol Mojokerto

Namun, menurutnya, penanganan longsor ini masuk dalam kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, sehingga Pemkot Malang tidak bisa mengambil langkah teknis langsung. “Kami harap dinas terkait di kota bisa segera menyampaikan urgensi masalah ini ke BBWS Brantas agar segera ditangani,” ujar Winarko.

Potensi Dampak Lingkungan dan Sosial

Longsor yang belum ditangani ini tak hanya berdampak pada infrastruktur dan keamanan, tetapi juga berpotensi memicu bencana lanjutan. Bila tidak segera dilakukan penanganan struktural, seperti pembangunan plengsengan atau penguatan tebing sungai, maka banjir dan longsor susulan sangat mungkin terjadi saat musim hujan tiba kembali.

Lebih dari itu, keberadaan pemakaman yang terdampak menjadikan isu ini tak hanya teknis, tapi juga menyangkut aspek sosial dan emosional warga. “Kami kehilangan nisan keluarga kami. Bahkan posisi makamnya sekarang sudah tidak jelas,” ujar salah satu warga yang makam keluarganya ikut tergerus.

Usulan dan Solusi Jangka Panjang

Warga setempat berharap agar pemerintah tidak hanya memberikan janji, tapi juga langkah nyata. “Kami butuh penanganan serius. Plengsengan sepanjang 75 meter seharusnya dibangun sejak dulu untuk mencegah kerusakan lebih parah,” tegas Arif.

Solusi jangka panjang yang diusulkan warga meliputi:

  1. Pembangunan plengsengan permanen di sepanjang tepi Sungai Lahor.

  2. Rehabilitasi lingkungan dan reboisasi ringan di area rawan longsor.

  3. Digitalisasi laporan kerusakan lingkungan melalui aplikasi aduan warga.

  4. Keterlibatan langsung BBWS Brantas bersama Pemkot Malang dalam penyusunan masterplan mitigasi bencana di kawasan permukiman tepi sungai.

Harapan Warga Terhadap Pemerintah

Warga Bunulrejo masih menaruh harapan besar kepada Pemkot Malang dan instansi terkait agar masalah ini menjadi prioritas. Mengingat ancaman bencana tidak hanya merugikan secara materil, tetapi juga dapat menimbulkan korban jiwa bila terus diabaikan.

Pihak kecamatan dan kelurahan juga diminta untuk lebih aktif mengawal proses koordinasi antarinstansi. “Kami mohon jangan sampai bencana ini dibiarkan berlarut hingga menimbulkan tragedi yang seharusnya bisa dicegah,” ujar Winarko.

Penutup

Permasalahan longsor di Sungai Lahor, Bunulrejo, Blimbing, merupakan sinyal penting bagi seluruh stakeholder kota Malang bahwa mitigasi bencana harus menjadi agenda prioritas, terutama di kawasan pemukiman padat yang berdekatan dengan aliran sungai. Pemerintah daerah bersama BBWS Brantas dituntut untuk segera mengambil tindakan konkret agar masyarakat tidak terus hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian.

Baca Juga:Ranperda Baru Siap Tindak Jukir Liar di Minimarket Kota Malang