Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia (Menimipas RI), Jenderal Pol (Purn) Agus Andrianto, menegaskaentingnya peran lembaga pemasyarakatan (lapas) dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Penegasan tersebut disampaikannya dalam kunjungan kerja ke Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Kelas I Malang (L’SIMA) yang berlokasi di Desa Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (28/7/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Agus mengungkapkan bahwa lebih dari 280.000 warga binaan yang tersebar di seluruh Indonesia sebagian besar berada dalam usia produktif. Menurutnya, potensi ini harus dimaksimalkan untuk mendukung kebutuhan pangan nasional. “Mereka tidak pernah menuntut UMR, tidak pula menuntut rasa. Ini potensi besar yang harus dikelola dengan serius melalui program-program produktif,” ujar Agus.
SAE L’SIMA, lanjut Agus, adalah salah satu contoh nyata pemanfaatan sumber daya pemasyarakatan untuk sektor pangan. Lahan seluas 20,5 hektare di kawasan tersebut telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, peternakan, dan pelatihan keterampilan. Saat ini, sekitar 11,3 hektare lahan aktif telah ditanami dan dikelola oleh 16 warga binaan, dengan sisa 8,7 hektare yang direncanakan untuk penanaman kacang tanah.
“Kami melihat SAE L’SIMA sebagai role model yang bisa direplikasi oleh lapas dan rutan lain di seluruh Indonesia. Ini bagian dari strategi besar kita untuk mendukung ketahanan pangan sebagai kekuatan bangsa,” tegasnya.
Agus menambahkan, teknologi seperti artificial intelligence (AI) memang bisa menggantikan banyak profesi, namun tidak akan pernah bisa menggantikan kebutuhan dasar manusia akan pangan. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan-lahan milik negara yang selama ini idle harus segera dioptimalkan, termasuk melalui kolaborasi dengan pihak swasta dan universitas.
Dalam kesempatan tersebut, Agus turut didampingi Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Mashudi, dan Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Jawa Timur, Kadiyono. Mereka bersama-sama meninjau kegiatan panen dan proses penanaman berbagai jenis sayuran seperti edamame, kol, dan kacang tanah, serta melihat langsung kegiatan peternakan ayam, kambing, dan sapi.
Baca Juga: Kejari Ambon Bidik Aset Apartemen di Malang dalam Penyelidikan Korupsi PT Dok dan Perkapalan Waiame
Dirjenpas Mashudi menyampaikan bahwa pengembangan SAE adalah bagian dari Program Akselerasi Menimipas, khususnya dalam bidang pemberdayaan warga binaan dan ketahanan pangan. “Program ini tidak hanya memberikan keterampilan, tapi juga mengubah mindset warga binaan menjadi lebih produktif, siap kembali ke masyarakat, dan berkontribusi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kadiyono menjelaskan bahwa hasil pertanian di SAE L’SIMA telah menarik perhatian perusahaan-perusahaan besar seperti PT Garuda Food dan PT Dua Kelinci. “Kami sudah menjalin kerja sama untuk menyuplai hasil panen kacang tanah. Ini menjadi peluang besar bagi keberlanjutan program ini,” katanya.
Selain itu, SAE L’SIMA juga menghasilkan 80 kilogram telur ayam petelur per hari dari 1.300 ekor ayam, yang mendekati 95 persen dari kapasitas produksi maksimal. Program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan internal lapas serta membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Untuk memperkuat keberadaan SAE sebagai pusat ketahanan pangan, pihak Kemenimipas berencana mengirim narapidana dari berbagai UPT pemasyarakatan di Jawa Timur yang memenuhi syarat. “Kami akan fokus pada narapidana yang telah menjalani setengah masa pidana, berkelakuan baik, dan menunjukkan penurunan risiko,” papar Kadiyono.
Tak hanya sektor pangan, SAE L’SIMA juga dikembangkan sebagai tempat pelatihan kerja, edukasi, serta wisata alam berbasis komunitas. Arena downhill, pertanian organik, hingga peternakan terpadu menjadikan SAE Ngajum sebagai sarana reintegrasi sosial berbasis keterampilan nyata.
Dalam rangkaian kunjungan, dilakukan pula penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Lapas Malang dan pihak ketiga, penyerahan hibah lahan dari Pemkab Banyuwangi dan Pasuruan, serta bantuan sosial dan beasiswa kepada keluarga warga binaan dan masyarakat sekitar.
Imigrasi Surabaya juga menjalin kerja sama dengan Polresta Sidoarjo untuk program penanaman jagung di lahan seluas 10 hektare, sebagai bentuk perluasan dukungan terhadap ketahanan pangan nasional.
Menutup kunjungan, Agus menyampaikan harapannya agar semua pihak dapat bersinergi, dari pemerintah pusat, daerah, swasta, hingga akademisi. “Ini bukan hanya tugas Kemenimipas, tapi tugas kita bersama. Ketahanan pangan bukan sekadar program—ini adalah investasi masa depan bangsa,” pungkasnya.
Baca Juga: BKKBN Soroti Alasan Wajah Warga Indonesia Sulit Glowing Karena Stres Beban Hidup















