Breaking

Rendra Masdrajad Safaat Kritisi Pengurangan Rencana Lantai Parkir Kayutangan

MALANG – Dalam rapat Dengar Pendapat KUA-PPAS , Rendra Masdrajad Safaat yang akrab disapa Jiren menyampaikan kritik terhadap rencana perubahan pembangunan tempat parkir di kawasan Kayutangan Heritage. Dari rencana awal enam lantai, kini hanya akan dibangun tiga lantai. Ia menilai perubahan ini menghambat potensi besar Kayutangan sebagai objek wisata unggulan Kota Malang.

Menurutnya, Kayutangan seharusnya bisa dikembangkan menjadi ikon kota, bukan sekadar jalur bagi pejalan kaki biasa. Ia menyebut jika satu atau dua tahun selesai pembangunan parkir 6 lantai dan pelebaran trotoar dan penguatan elemen visual kawasan bisa direalisasikan, maka tidak menutup kemungkinan Kota Malang akan seperti Hall of Fame bisa menjadi daya tarik baru bagi wisatawan.

“Kayutangan ini bisa jadi wajah wisata Kota Malang, bukan hanya tempat lalu lalang. Kalau kita serius, satu atau dua tahun bisa kita kawal pembangunan parkir enam lantai, pelebaran trotoar sisi barat, bahkan seperti di Las Vegas ada Hall of Fame . Kenapa tidak?” tegas Rendra.

Ia menambahkan Kota Malang saat ini kalah pamor dibandingkan Kota Batu dan Kabupaten Malang dalam sektor pariwisata. Banyak wisatawan yang lebih memilih berkunjung ke daerah sekitar karena minimnya destinasi yang menonjol di pusat kota. Padahal jika dikembangkan dengan tepat, maka Kota Malang memiliki potensi yang tidak kalah menariknya sebagai tujuan wisata budaya dan sejarah.

Baca Juga: Rendra Masdrajad Safaat Soroti 30 Siswa SMK di Kota Malang Putus Sekolah

Menurut Rendra, Kayutangan mempunyai potensi besar jika dikelola dengan baik. Ia mendorong agar Pemerintah Kota Malang tidak setengah hati dalam menata kawasan tersebut. Salah satu gagasannya adalah menjadikan Kayutangan sebagai pusat pertunjukan dan perayaan budaya.

“Kalau kita bisa membuat Kayutangan jadi magnet wisata, kita bisa mengundang artis, adakan seremoni, lalu masyarakat datang. Tapi ya harus serius, harus ada anggarannya,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya peran petugas parkir sebagai wajah kota. Ia mengusulkan adanya standarisasi dalam bentuk seragam, sistem sapaan, hingga sistem penilaian seperti bintang satu hingga lima, lengkap dengan sistem reward dan punishment. 

Menurutnya, pendampingan semacam ini bisa dimulai dari kawasan Kayutangan dan dikembangkan ke seluruh penjuru Kota Malang. Hal ini penting agar kesan pertama wisatawan terhadap Kota Malang dibentuk dengan pelayanan yang ramah dan profesional.

“Ketika wisatawan datang dan merasa nyaman, perekonomian pun ikut berputar. Kayutangan bisa jadi awalan yang baik,” tutupnya.

Baca Juga: Rendra Masdrajad Safaat Apresiasi Bersih Desa Tunggulwulung yang Meriah