infomalang.com/,Kabar duka menyelimuti keluarga besar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyusul wafatnya Suryadharma Ali, mantan Menteri Agama RI sekaligus mantan Ketua Umum PPP, pada Kamis (31/7/2025) pagi. Sosoknya dikenang bukan hanya sebagai pejabat tinggi negara atau pimpinan partai, melainkan sebagai seorang pemimpin yang mengayomi dan pembimbing bagi generasi muda partai berlambang Ka’bah tersebut. “Beliau adalah sosok pemimpin yang sederhana, pengayom, dan banyak melahirkan kader muda yang hebat-hebat,” kenang Juru Bicara PPP, Usman M Tokan, saat dihubungi pada Kamis pagi.
Suryadharma mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan, pukul 04.25 WIB. Menurut Usman, mendiang memang dalam kondisi sakit, meskipun tidak merinci penyakit yang dideritanya. Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di kawasan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, sebelum dimakamkan setelah dzuhur di Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum, Cikarang Barat, Bekasi. Mari kita telusuri perjalanan politik seorang Suryadharma Ali yang penuh dinamika.
Dari Lingkungan Pesantren, Aktivis Kampus, Berlabuh ke Dunia Politik
Lahir dari lingkungan pesantren dan mendapatkan pendidikan yang kental dengan nilai-nilai Islam, Suryadharma Ali menapaki dunia politik dari jalur aktivisme mahasiswa. Ia menempuh pendidikan tinggi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semasa kuliah, Suryadharma aktif di organisasi kemahasiswaan terkemuka, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Namanya mulai dikenal luas di kancah nasional pada tahun 1985, ketika ia terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar PMII, menggantikan Mahyuddin Arubusman. Posisi ini menjadi titik awal yang signifikan dalam membangun jejak kepemimpinannya. Setelah menamatkan kuliahnya pada tahun 1984, Suryadharma sempat menjajal dunia korporasi dengan bekerja di PT Hero Supermarket. Namun, panggilan politik yang lebih kuat dirasakannya, mendorongnya untuk mengambil keputusan penting: bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebuah partai yang memiliki akar kuat di kalangan umat Islam.
Langkah Menanjak: Legislator, Menteri, hingga Ketua Umum Partai
Keputusan Suryadharma Ali untuk terjun ke gelanggang politik praktis di PPP terbukti menjadi pilihan yang tepat, seiring dengan karier politiknya yang terus menanjak. Di internal partai, ia dengan cepat menduduki jabatan strategis sebagai Ketua DPP PPP, menunjukkan kapasitas dan kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh para petinggi partai.
Baca Juga:Lahan Kosong Dikuasai Negara, Siap Dialokasikan untuk Proyek Kepentingan Rakyat (30/7)
Kepercayaan publik terhadapnya kemudian dibuktikan melalui pemilihan umum tahun 1999, di mana ia berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI. Perjalanan Suryadharma di parlemen Senayan tidak sebentar; ia bertahan hingga dua periode berturut-turut, yakni dari tahun 1999–2004 dan 2004–2009. Namun, pada periode keduanya di legislatif, ia harus meletakkan jabatan sebagai legislator. Hal ini karena ia mendapatkan kepercayaan besar dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), untuk menjabat sebagai Menteri Negara Koperasi dan UKM. Penunjukan ini menandai langkah pertamanya di ranah eksekutif pemerintahan pusat.

Keberadaannya di dalam kabinet tidak lantas membuat langkahnya di partai surut. Sebaliknya, sosok Suryadharma Ali justru semakin diperhitungkan dan menjadi kekuatan sentral di PPP. Pada tahun 2007, ia mencapai puncak kepemimpinan partai dengan menggantikan tokoh senior Hamzah Haz sebagai Ketua Umum PPP. Suryadharma memimpin partai berlambang Ka’bah itu selama dua periode berturut-turut, dari tahun 2007 hingga 2015, sebuah masa yang penuh dengan tantangan dan dinamika politik nasional.
Puncaknya, dalam periode kedua kepemimpinan Presiden SBY, Suryadharma kembali dipercaya masuk ke dalam jajaran kabinet. Ia ditunjuk sebagai Menteri Agama RI untuk masa jabatan 2009–2014. Di posisi strategis ini, ia menjadi wajah kebijakan keagamaan negara, bertugas mengelola dan mengarahkan urusan keagamaan di tengah tantangan pluralisme, keragaman umat, dan dinamika sosial-politik yang kompleks.
Kehilangan yang Mendalam bagi PPP
Di balik jabatan-jabatan penting dan strategis yang pernah diembannya, Suryadharma Ali dikenang sebagai figur yang rendah hati dan membumi. Ia dikenal memiliki kedekatan personal dengan para kader, termasuk mereka yang baru mulai meniti jalan politik. Sikapnya yang pengayom membuatnya dihormati oleh banyak pihak.
Dengan kepergian Suryadharma Ali, PPP tidak hanya kehilangan seorang mantan pemimpin yang berkaliber, tetapi juga salah satu penutur sejarah partai yang tumbuh dan beradaptasi bersama reformasi Indonesia. Jejak dan pemikirannya akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan partai.
“Semua pengurus dan kader PPP merasa kehilangan. Semoga mantan Ketua Umum PPP, Bapak H Suryadharma Ali, wafat dalam husnul khatimah dan diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya,” pungkas Usman M Tokan, mewakili duka mendalam seluruh jajaran PPP. Kepergiannya meninggalkan legasi kepemimpinan yang akan terus dikenang dalam sejarah politik Indonesia, khususnya di PPP.
Baca Juga:Tantangan dan Strategi dalam Biaya Politik Pilkada Calon Kepala Daerah di Malang















