infomalang.com/,MALANG, Jawa Timur – Wacana besar untuk mengintegrasikan tiga wilayah di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu) kini mulai memasuki tahap analisis mendalam. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang bergerak cepat untuk mengkaji konsep konektivitas yang tidak hanya akan mempermudah mobilitas, tetapi juga mengubah wajah kawasan ini menjadi sebuah wilayah megapolitan yang modern dan efisien.
Dua Pilar Utama Konektivitas: Infrastruktur dan Transportasi
Kepala Bappeda Malang, Tomie Herwanto, menjelaskan bahwa ada dua pilar utama yang menjadi fokus pembahasan antara tiga pemerintah daerah. Pilar pertama adalah infrastruktur jalan, dan pilar kedua adalah moda angkutan umum. Keduanya merupakan prasyarat mutlak untuk menciptakan konektivitas yang solid dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Kami analisa apa yang akan menjadi satuan konektivitas, dari situ ada pemenuhan untuk infrastrukturnya, berarti berkaitan dengan jalan. Terus, mudah-mudahan bisa terwujud tentang konektivitas transportasi,” kata Tomie saat diwawancarai di Malang, Kamis. Analisis ini menunjukkan pendekatan holistik yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada sistem transportasi yang akan melayani masyarakat.
Proyek Tol Malang-Kepanjen dan Jalur Jalan Baru
Di sektor infrastruktur jalan, salah satu proyek yang menjadi prioritas utama adalah pembangunan Jalan Tol Malang-Kepanjen. Proyek ini dianggap sebagai kebutuhan mendesak untuk mewujudkan konektivitas yang lebih baik antara ibu kota kabupaten dengan pusat kota.
“Paling tidak kan ini sudah menghubungkan antara Kota Malang dengan Kabupaten Malang,” ucap Tomie. Realisasi proyek tol ini, yang sampai saat ini masih terus dibahas, diharapkan dapat secara signifikan mengurangi waktu tempuh dan mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di jalur-jalur konvensional. Pemerintah daerah kini tengah mencari formulasi terbaik untuk mempercepat pembangunannya, termasuk dengan mensinergikan berbagai kebijakan dan sumber daya.
Skytrain: Solusi Transportasi Massal Masa Depan
Selain infrastruktur jalan, Bappeda Kabupaten Malang juga mengusulkan moda transportasi umum futuristik, yaitu skytrain. Usulan ini tidak muncul tanpa alasan. Pilihan ini didasarkan pada pertimbangan matang terkait kondisi geografis, luasan jalan, dan kemudahan akses bagi masyarakat di Malang Raya.
Baca Juga:Rencana Libur Nasional 18 Agustus 2025 Bikin Kaget, Pengusaha Minta Pemerintah Tinjau Ulang
Tomie membeberkan bahwa rencana awal pembangunan jalur skytrain ini, khususnya di wilayah Kabupaten Malang, akan memiliki panjang rute sepanjang 10 kilometer. Ia menekankan bahwa Kabupaten Malang akan menjadi pengelola terbesar dalam proyek ini. “Ini semua akan kami gali dan kami lakukan pembicaraan bagaimana bisa dilakukan bersama. Karena Kabupaten Malang menjadi tempat ataupun yang mengelola paling besar,” ucapnya.
Skytrain dari Kabupaten Malang ini nantinya tidak hanya berdiri sendiri. Proyek ini akan terhubung langsung ke Kota Malang dan Kota Batu, menciptakan satu jaringan transportasi yang terintegrasi dan modern. Konsep ini diharapkan mampu menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah kemacetan dan polusi udara yang semakin mengancam.
Tantangan Pembiayaan dan Harapan Megapolitan
Tantangan terbesar dalam mewujudkan proyek skytrain ini terletak pada aspek pembiayaan. Tomie Herwanto mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan pola pembiayaan melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Namun, prosesnya masih terus berjalan. Pemerintah daerah juga mengajukan opsi lain, yaitu apakah proyek ini bisa di-handle penuh oleh pemerintah pusat atau tetap dengan pola KPBU.
“Kemarin sempat mengajukan pola kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), tetapi masih berproses. Kami juga mengajukan opsi (pembiayaan) apakah itu di-handle penuh oleh pusat atau dengan pola KPBU,” tutur Tomie.
Terlepas dari tantangan pembiayaan, Tomie tetap optimis. Ia berharap serangkaian wacana pengembangan wilayah ini bisa segera terwujud. Visi besarnya adalah menjadikan Malang Raya sebagai wilayah megapolitan yang maju dan terintegrasi. “Salah satu persyaratan megapolitan, itu kan harus ada konektivitas ketiga wilayah ini,” katanya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa keberhasilan proyek skytrain dan jalan tol bukan hanya tentang pembangunan fisik semata. Ia adalah tentang menciptakan fondasi bagi pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya yang berkelanjutan di Malang Raya. Konektivitas yang baik akan memperlancar arus barang dan jasa, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan analisis mendalam yang dilakukan Bappeda dan sinergi antara tiga pemerintah daerah, harapan untuk melihat Malang Raya menjadi megapolitan yang terintegrasi dan modern semakin realistis. Ini adalah langkah maju yang akan mengubah lanskap transportasi dan pembangunan di Jawa Timur.















