Breaking

Gaza 2025: Netanyahu Siapkan Rencana Perang Baru untuk Penguasaan Penuh

InfoMalang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menegaskan arah kebijakan militernya di tengah konflik berkepanjangan di Jalur Gaza. Dalam rapat kabinet yang digelar pada Senin (4/8/2025), Netanyahu mengumumkan bahwa ia sedang menyusun strategi baru yang disebut sebagai langkah untuk mencapai “tiga tujuan utama perang” yang telah ditetapkan sejak awal.

Menurut laporan dari berbagai media lokal, termasuk Channel 12 dan Jerusalem Post , rencana tersebut mencakup upaya untuk merebut seluruh wilayah Gaza, termasuk Kota Gaza yang diyakini menjadi lokasi terpencil sebagian besar sandera Israel. Strategi ini menandai peningkatan intensitas operasi militer yang sebelumnya berfokus pada wilayah-wilayah tertentu.

“Israel akan terus melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan keamanan warganya. Saya memiliki insiden militer agar memformulasikan rencana yang jelas untuk mewujudkan tujuan perang ini,” ujar Netanyahu dalam pertemuan tersebut, seperti dikutip dari sumber resmi.

Baca Juga: Momen Ketika Orang Tua Gen Z Punya Anak Ikutan Pawai HUT RI Ke-80 Tahun

Tekanan Domestik dan Internasional

Langkah Netanyahu ini muncul di tengah meningkatnya tekanan dari masyarakat Israel dan komunitas internasional. Banyak pihak yang mendesak pemerintah Israel untuk segera memulangkan para sandera yang masih ditahan di Gaza, sekaligus mengizinkan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Kondisi di Gaza dilaporkan semakin memprihatinkan, dengan kelangkaan bahan makanan dan obat-obatan yang mengancam keselamatan warga sipil.

Selain itu, lebih dari 200 pensiunan pejabat keamanan Israel dilaporkan mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta dukungannya untuk menekan Netanyahu agar menghentikan perang yang dinilai hanya memperpanjang penderitaan tanpa hasil yang jelas.

Banyak analis yang menilai tekanan terhadap Netanyahu tidak hanya berasal dari oposisi politik, tetapi juga dari keluarga para sandera yang menuntut pemerintah untuk bertindak cepat. Para aktivis kemanusiaan Israel juga menggelar demonstrasi di berbagai kota untuk mendesak gencatan senjata sementara yang memungkinkan negosiasi pemula sandera.

Respon Palestina dan Seruan Internasional

Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam rencana baru tersebut, yang disebut sebagai “bentuk pendudukan brutal” yang berpotensi membantu situasi kemanusiaan di Gaza. “Kami mendesak masyarakat internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB, untuk segera mengambil langkah nyata menghentikan tindakan ini,” tulis pernyataan resmi yang dikeluarkan kementerian tersebut.

Palestina juga mengingatkan bahwa pendudukan penuh terhadap Gaza akan memicu eskalasi konflik di seluruh kawasan, yang dapat mengancam stabilitas Timur Tengah secara keseluruhan. Beberapa negara sahabat Palestina berharap agar semua pihak mengedepankan jalur diplomasi daripada melanjutkan operasi militer berskala besar.

Organisasi kesejahteraan internasional juga menyuarakan hal yang mendalam. Mereka menekankan bahwa perang yang berkepanjangan hanya akan meringankan krisis kemanusiaan dan mendorong lebih banyak warga sipil ke dalam jurang penderitaan. Beberapa organisasi bantuan bahkan menjangkau dunia menekan Israel untuk membuka akses kemanusiaan tanpa hambatan.

Dukungan Amerika Serikat dan Rencana PBB

Sementara itu, Israel mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Panama dalam langkah politiknya. Kedua negara tersebut mendorong dilakukannya pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas nasib para sandera sekaligus mencari solusi jangka panjang terhadap konflik ini.

Menurut laporan bantuan terbaru, 120 paket kemanusiaan dari enam negara sahabat telah dikirimkan ke Gaza melalui jalur udara. Namun, Organisasi Kemanusiaan Internasional menilai bantuan tersebut masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terjebak di zona konflik.

Tiga Tujuan Utama Perang

Dalam pernyataannya, Netanyahu menegaskan kembali tiga tujuan utama yang menjadi fondasi operasi militer di Gaza:

  1. Mengalahkan kelompok yang dianggap sebagai musuh Israel.

  2. Membebaskan seluruh sandera yang ditahan di wilayah Gaza.

  3. menolak Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi keamanan Israel di masa depan.

“Kami tidak akan berhenti sampai semua tujuan tercapai,” tegas Netanyahu.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Meski demikian, banyak analis menilai rencana ini akan menghadapi tantangan besar. Operasi skala militer penuh kebencian terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza sekaligus memicu kecaman internasional yang lebih keras. Selain itu, upaya menduduki seluruh wilayah Gaza membutuhkan sumber daya besar dan berpotensi memicu konflik berkepanjangan yang sulit diprediksi hasilnya.

Beberapa pengamat politik menilai bahwa strategi baru Netanyahu juga dilatarbelakangi oleh tekanan politik di dalam negeri. Dukungan publik terhadap pemerintahannya menurun akibat belum tercapainya kemajuan signifikan dalam memulangkan sandera, serta kritik terhadap cara pemerintah menangani krisis kemanusiaan di Gaza.

Baca Juga: Mobil Pasang Lampu Silau di Jalan Bareng Kota Malang, Pemilik Sudah Dipanggil dan Minta Maaf