Breaking

Trump dan Putin Bahas Upaya Akhiri Perang Ukraina Menjadi Pertemuan Bersejarah di Alaska (15/8)

InfoMalangPertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat (15/8/2025) menjadi sorotan dunia. Keduanya duduk bersama dalam sebuah forum yang diberi tajuk “Mengejar Perdamaian”, dengan tujuan utama membicarakan langkah konkret untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022.

Perundingan ini dilakukan di pangkalan militer Alaska dan menjadi titik krusial karena melibatkan langsung dua pemimpin besar dunia yang memiliki pengaruh besar terhadap jalannya konflik. Jurnalis hanya diizinkan hadir sebentar, tepat setelah Trump dan Putin berjabat tangan sebelum akhirnya diminta keluar dari ruangan untuk memberi ruang bagi pembicaraan tertutup.

Baca Juga:Pemkot Batu Tegaskan Isu Kenaikan PBB 700 Persen Tidak Benar, Rata-rata Hanya 70 Persen dan Tahun Depan Turun 30 Persen

Latar Belakang Pertemuan

Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, berbagai upaya diplomasi telah dilakukan, baik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa, maupun sejumlah negara mediator. Namun, perang tetap berkepanjangan dengan korban jiwa yang terus bertambah, infrastruktur hancur, serta krisis kemanusiaan yang memburuk.

Donald Trump, yang kembali menjabat Presiden Amerika Serikat pada awal 2025, menyatakan bahwa salah satu prioritas pemerintahannya adalah membawa konflik ini ke meja perundingan. Pertemuan dengan Putin di Alaska dipandang sebagai langkah strategis, sekaligus menunjukkan komitmen AS dalam mencari solusi damai.

Putin, di sisi lain, datang dengan posisi tawar yang kuat setelah pasukan Rusia masih menguasai beberapa wilayah di Ukraina timur dan selatan. Namun, tekanan internasional dan dampak sanksi ekonomi membuat Moskow perlu membuka ruang dialog untuk mencari titik tengah.

Perhatian Dunia Internasional

Perundingan di Alaska diawasi ketat oleh negara-negara Eropa yang selama ini menjadi pendukung utama Ukraina. Banyak pihak menilai hasil pertemuan ini akan menentukan arah geopolitik global, mengingat konflik Rusia-Ukraina telah mengguncang stabilitas energi, pangan, dan keamanan di berbagai belahan dunia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjadi pihak yang paling menolak inisiatif perundingan tanpa keterlibatan langsung Ukraina. Ia menegaskan bahwa negaranya tidak akan menyerahkan wilayah yang direbut Rusia, meskipun mendapat tekanan diplomatik. Sikap tegas ini menimbulkan dinamika baru karena Trump dianggap mendorong kompromi yang sulit diterima oleh Kiev.

Dinamika di Meja Perundingan

Walaupun detail perundingan belum dipublikasikan secara resmi, beberapa sumber diplomatik menyebutkan bahwa pembicaraan awal menyentuh isu gencatan senjata, jaminan keamanan, serta kemungkinan pertukaran tahanan. Trump diyakini mendorong kesepakatan damai sementara yang bisa menghentikan eskalasi militer.

Putin disebut meminta jaminan keamanan bagi Rusia, termasuk soal ekspansi NATO ke wilayah timur yang selama ini dianggap Moskow sebagai ancaman langsung. Selain itu, Rusia juga menginginkan pengakuan internasional terhadap wilayah yang telah dikuasainya.

Trump, yang dikenal pragmatis, kemungkinan mencoba menyeimbangkan antara tuntutan Rusia dan keinginan Ukraina, meski hal ini memicu kritik bahwa Washington bisa saja mengorbankan kedaulatan Ukraina demi stabilitas global.

Dampak Ekonomi dan Politik Global

Perang Rusia-Ukraina telah memberikan dampak luas terhadap perekonomian dunia. Harga energi melonjak, pasokan gandum terganggu, dan rantai pasok global terguncang. Negara-negara berkembang paling merasakan dampaknya, terutama yang bergantung pada impor bahan pangan dari wilayah konflik.

Pertemuan Trump dan Putin ini diharapkan bisa membuka jalan bagi stabilisasi pasar global. Investor dan pelaku ekonomi menunggu sinyal positif dari meja perundingan untuk memastikan arah kebijakan ekonomi internasional, khususnya terkait energi dan pangan.

Di sisi politik, langkah Trump mengundang pro dan kontra di dalam negeri. Sebagian kalangan menilai inisiatif ini menunjukkan kepemimpinan Amerika yang kuat, namun pihak oposisi menuduhnya terlalu lunak terhadap Putin.

Pandangan Pengamat Internasional

Banyak pengamat menilai bahwa pertemuan di Alaska merupakan momentum penting yang bisa menentukan masa depan konflik. Meski tidak mudah mencapai kesepakatan damai permanen, setidaknya langkah ini membuka jalur komunikasi langsung antara Washington dan Moskow.

Beberapa analis juga menyoroti simbolisme lokasi pertemuan. Alaska dipilih bukan hanya karena letaknya strategis, tetapi juga mencerminkan kedekatan geografis antara AS dan Rusia. Hal ini dianggap sebagai pesan bahwa kedua negara adidaya tersebut harus mampu mencari jalan tengah demi menghindari eskalasi lebih lanjut.

Para pengamat memperingatkan bahwa hasil nyata dari perundingan tidak bisa diharapkan dalam waktu singkat. Proses panjang akan dibutuhkan untuk membangun kepercayaan dan merumuskan kesepakatan yang dapat diterima semua pihak, termasuk Ukraina yang sejauh ini menolak kompromi teritorial.

Reaksi Awal Publik

Di berbagai belahan dunia, masyarakat menaruh harapan besar terhadap pertemuan ini. Banyak yang menginginkan segera berakhirnya konflik yang telah menelan ratusan ribu korban jiwa dan memaksa jutaan warga Ukraina mengungsi. Media internasional menjadikan momen jabat tangan Trump dan Putin di Alaska sebagai simbol kemungkinan babak baru dalam perjalanan perang yang melelahkan ini.

Baca Juga:Trump dan Zelensky Bertemu Virtual sebelum Bertatap Muka dengan Putin