Breaking

Uji Mental dan Fisik, 3Calon Sekda Kabupaten Malang Ditantang Menuju Puncak Bromo

MALANG – Persaingan untuk memperebutkan kursi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang memasuki babak baru yang tidak biasa. Tiga calon terbaik yang telah lolos seleksi terbuka kini harus menjalani serangkaian ujian non-teknis yang menguras fisik dan mental.

Bahkan, saking beratnya persaingan, sebagian pejabat berkelakar bahwa syarat menjadi Sekda lebih sulit daripada “masuk surga.” 3 Calon Sekda Uji Mental dan Fisik dalam situasi yang tak terduga.

Tiga nama yang berhasil lolos, yakni Budiar, Kepala Dinas Cipta Karya; Eko Margianto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD); dan Firmando Matondang, Kasatpol PP, kini harus terus beradu mengambil hati Bupati Malang, Muhammad Sanusi.

Mereka seolah tak bisa lengah sedikit pun dan harus siap siaga di mana pun Bupati berada. Ini adalah bagian dari seleksi yang tidak tertulis. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik dalam setiap kesempatan.

Ujian di Medan Offroad dan Blusukan

Salah satu momen yang paling menantang terjadi pada Sabtu (23/8/2025). Saat Bupati Sanusi melakukan kegiatan offroad ke Gunung Bromo, ketiga calon itu turut serta.

Baca Juga:Indonesia Perkuat Tata Kelola Industri Tanah Jarang 2025,Lembaga Baru Telah Hadir

Mereka harus beradu lihai menerobos medan yang berlumpur, terjal, dan ekstrem. Tantangan ini bukan hanya soal mengemudi, melainkan juga menunjukkan daya tahan fisik dan ketangguhan mental. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik di tengah rintangan alam.

Menurut Ketua DPRD Kabupaten Malang, Darmadi, yang juga ikut dalam rombongan, kegiatan offroad ini adalah rutinitas Bupati. Ini adalah cara Bupati untuk menyambangi desa-desa terpencil.

Melihat ketiga calon Sekda ikut serta dan berjuang melawan medan yang sulit, Darmadi mengakui mereka terlihat “agak pontang-panting” namun tetap mampu mengimbangi Bupati. Hal ini menunjukkan keseriusan dan komitmen mereka dalam mengejar jabatan Sekda. 3 Calon Sekda Uji Mental dan Fisik di medan yang berat.

Tidak hanya di Bromo, persaingan juga terlihat saat Bupati melakukan sidak di SDN 3 Jedong yang rawan longsor. Ketiga calon, termasuk Firmando dan Budiar, hadir dalam kesempatan itu.

Bagi Budiar, ini menjadi momen penting karena pembangunan talud menjadi tugas dinas yang dipimpinnya. Bupati Sanusi langsung memberikan perintah kepada Budiar, yang dijawab dengan kesiapan berulang kali.

Ini menunjukkan bahwa 3 Calon Sekda Uji Mental dan Fisik mereka tidak hanya di lapangan, tetapi juga dalam kesiapan kerja.

Tantangan Menuju Tangga Kawah Bromo

Puncaknya, saat rombongan beristirahat di padang pasir di bawah kawah Gunung Bromo, sebuah tantangan unik muncul. Pj Sekda yang baru dilantik, Tomie Herawanto, secara berkelakar menantang ketiga calon untuk adu balap menaiki tangga kawah Bromo.

Tangga dengan 270 anak tangga dan kemiringan 45 derajat serta ketinggian 200 meter itu membuat ketiga calon terdiam. 3 Calon Sekda Uji Mental dan Fisik mereka hingga batasnya.

Meskipun tantangan itu hanya candaan, hal itu menggambarkan betapa beratnya ujian yang harus mereka hadapi. Seperti yang disampaikan Koordinator LSM Pro Desa, Ahmad Kusairi, yang turut hadir dalam rombongan, menaiki tangga setinggi itu bisa membuat mereka kelelahan. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik hingga menguras tenaga.

Persaingan yang ketat dan unik ini menunjukkan bahwa posisi Sekda bukan hanya soal kemampuan teknis dan manajerial. Bupati Sanusi sepertinya juga mencari sosok yang memiliki daya tahan, loyalitas, dan kemampuan beradaptasi di segala medan.

Siapa pun yang terpilih nantinya, sudah dapat dipastikan memiliki Kejiwaan baja. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik dan menampakkan etos kerja mereka.

3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik dengan berbagai cara. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik secara terus menerus. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik hingga mereka hampir kelelahan.

3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik untuk menunjukkan keseriusan mereka. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik adalah hal yang wajar.

Makna di Balik Ujian Non-Konvensional

Ujian non-konvensional yang diterapkan oleh Bupati Sanusi kepada para calon Sekda ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar persaingan fisik. Ini adalah cerminan dari tuntutan kepemimpinan yang kompleks di era modern, di mana seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki kecerdasan intelektual dan pengalaman manajerial di balik meja.

Seorang pemimpin harus memiliki ketangguhan fisik dan Kejiwaan untuk menghadapi tantangan di lapangan secara langsung. Ini menunjukkan bahwa Bupati ingin calon Sekda-nya mampu berinteraksi langsung dengan kondisi riil di lapangan, tidak hanya di atas kertas.

Kegiatan offroad dan blusukan ini juga menjadi kesempatan bagi Bupati untuk mengamati karakter dan kepribadian para calon secara lebih otentik.

Di tengah kondisi yang sulit dan tidak terduga, sifat asli seseorang cenderung lebih terlihat. Bupati dapat menilai siapa yang memiliki inisiatif, kemampuan mengambil keputusan cepat, dan semangat pantang menyerah. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaanental dan Fisik mereka untuk membuktikan bahwa mereka layak memimpin.

Ini juga merupakan cara untuk memastikan bahwa calon Sekda memiliki pemahaman yang mendalam tentang wilayahnya. Dengan menjelajahi desa-desa terpencil dan medan yang sulit, mereka dapat melihat langsung permasalahan dan potensi yang ada.

Pengalaman ini sangat berharga untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran di masa depan. Pada akhirnya, persaingan ini adalah investasi bagi Kabupaten Malang, untuk mendapatkan pemimpin terbaik yang benar-benar siap menghadapi segala tantangan. 3 Calon Sekda Uji Kejiwaan dan Fisik ini adalah langkah cerdas.

Baca Juga:Kolaborasi Danantara-GEM Tiongkok, Indonesia Siapkan Pusat Pemrosesan Nikel Strategis 2025