MALANG – Permasalahan sampah yang menjadi isu krusial di Malang Raya kini menemukan titik terang. Bupati Malang, HM. Sanusi, menyatakan dukungan penuhnya terhadap rencana pembangunan tempat Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL Aglomerasi Malang Raya).
Proyek ini, yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup, diharapkan menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tumpukan sampah yang semakin menggunung di tiga wilayah: Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
Menurut Sanusi, keberadaan PSEL Aglomerasi Malang Raya akan menjadi salah satu alternatif utama menuju zero waste. Masalah persampahan telah menjadi fokus serius bagi ketiga daerah, khususnya Kabupaten Malang, yang setiap harinya menghasilkan timbulan sampah sebanyak 976 ton.
“Kita siap mendukung program pemerintah, ini alternatif untuk menuju zero waste. Maka Kabupaten Malang akan mendukung program pengelolaan sampah untuk menjadi energi dan bermanfaat untuk listrik juga,” ujar Sanusi.
Komitmen Bupati Sanusi terlihat jelas saat ia bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, bersama Wali Kota Malang dan Wali Kota Batu.
Baca Juga:Uji Mental dan Fisik, 3Calon Sekda Kabupaten Malang Ditantang Menuju Puncak Bromo
Pertemuan ini menunjukkan keseriusan para kepala daerah dalam berkolaborasi untuk memecahkan masalah bersama. Proyek PSEL Aglomerasi Malang Raya ini akan menjadi percontohan bagi daerah lain.
TPA Supiturang Menjadi Pilihan Lokasi
Dalam kunjungannya bersama Menteri Lingkungan Hidup ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung, Sanusi menyampaikan bahwa sistem pengelolaan sampah di sana sudah baik dan akan ditingkatkan.
Namun, untuk pembangunan PSEL Aglomerasi Malang Raya, TPA Supiturang di Kota Malang menjadi lokasi yang paling diprioritaskan.
Sanusi menjelaskan alasan di balik pilihan ini. TPA Supiturang dianggap strategis karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Keberadaannya juga tidak berhimpitan dengan jalan nasional, sehingga mempermudah akses transportasi sampah dari berbagai wilayah. Lokasi strategis ini menjadi kunci untuk kelancaran proyek PSEL Aglomerasi Malang Raya.
Sebagai wujud dukungan, Pemerintah Kabupaten Malang akan mengirimkan sampah-sampah anorganik mereka untuk diolah di PSEL Aglomerasi Malang Raya.
Upaya ini menunjukkan bahwa Pemkab tidak hanya memberikan dukungan secara verbal, tetapi juga siap berpartisipasi aktif dalam operasionalnya. Dukungan penuh ini sangat penting untuk keberhasilan PSEL Aglomerasi Malang Raya.
Urgensi Penanganan Sampah di Malang Raya
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan urgensi masalah sampah di Malang Raya. Setiap hari, timbulan sampah mencapai total 1.852,2 ton, dengan 1.463,57 ton di antaranya belum terkelola dengan baik.
Ini adalah angka yang sangat besar dan menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. PSEL Aglomerasi Malang Raya hadir sebagai jawaban atas permasalahan ini.
Dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025, pemerintah menargetkan 100% sampah terkelola pada tahun 2029. Pembangunan PSEL Aglomerasi Malang Raya menjadi langkah konkret untuk mencapai target ambisius tersebut.
Proyek ini tidak hanya akan mengurangi volume sampah, tetapi juga mengubahnya menjadi sumber energi yang bermanfaat. Ini adalah solusi inovatif yang mengintegrasikan aspek lingkungan dan ekonomi.
PSEL Aglomerasi Malang Raya akan membantu mengatasi timbulan sampah yang belum terkelola. PSEL Aglomerasi Malang Raya adalah harapan baru bagi Malang Raya.
PSEL Aglomerasi Malang Raya akan mengubah sampah menjadi listrik. PSEL Aglomerasi Malang Raya akan menjadi proyek percontohan. PSEL Aglomerasi Malang Raya mendapat dukungan penuh dari tiga kepala daerah. PSEL Aglomerasi Malang Raya ini diharapkan segera terwujud.
Dampak Besar PSEL bagi Lingkungan dan Ekonomi
Keberadaan PSEL tidak hanya berdampak pada pengelolaan sampah yang lebih efisien, tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.
Dengan mengubah sampah menjadi energi listrik, proyek ini dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk transisi energi hijau.
Selain itu, proyek ini akan menciptakan lapangan kerja baru, mulai dari tahap pembangunan hingga operasional. Hal ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di sekitar lokasi PSEL Aglomerasi Malang Raya.
Dari sisi lingkungan, PSEL Aglomerasi Malang Raya akan secara drastis mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, memperpanjang masa pakai TPA, dan meminimalkan polusi tanah serta air.
Ini adalah langkah maju yang esensial untuk menjaga kelestarian alam di kawasan Malang Raya. Pengolahan Sampah Aglomerasi Malang Raya adalah solusi yang komprehensif.
Meskipun tantangan implementasi mungkin ada, dukungan kuat dari para pemimpin daerah dan pemerintah pusat memberikan optimisme bahwa proyek ini akan segera terealisasi.
PSEL bukan hanya tentang teknologi, melainkan tentang kolaborasi dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Baca Juga:Kolaborasi Danantara-GEM Tiongkok, Indonesia Siapkan Pusat Pemrosesan Nikel Strategis 2025















