infomalang.com/ – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali menunjukkan komitmennya dalam mengurangi angka kemiskinan.
Pada Rabu (27/8/2025), ia menyerahkan Bantuan Sosial (Bansos) senilai Rp 16,137 miliar kepada warga Kabupaten Malang.
Penyerahan dilakukan di Pendopo Agung Kabupaten Malang dengan penuh antusiasme masyarakat.
Bantuan tersebut menjadi bagian dari program besar “Sapa Bansos” yang digelar secara bergiliran di berbagai daerah Jawa Timur.
Kabupaten Malang sendiri mendapat perhatian khusus karena memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi.
Tak heran, bantuan yang diterima Kabupaten Malang tercatat terbesar kedua setelah Kabupaten Sumenep.
Jenis Bansos yang Disalurkan
Jenis bantuan yang disalurkan sangat beragam, mencakup bansos Tali Asih Pilar Sosial, bantuan inklusif disabilitas, PKH plus, zakat produktif, hingga Bantuan Kemiskinan Ekstrem.
Sasaran penerima pun meliputi lansia, penyandang disabilitas, keluarga penerima manfaat (KPM), hingga buruh pabrik lintas wilayah.
Total penerima bantuan kali ini mencapai 4.150 orang.
Khofifah menegaskan, tujuan utama program ini adalah memastikan bansos tepat sasaran.
Menurutnya, ada bantuan yang bersifat charity atau santunan, tetapi juga ada yang berbentuk pemberdayaan.
Dengan demikian, penerima manfaat tidak hanya menerima bantuan konsumtif, melainkan juga dukungan untuk bangkit secara ekonomi.
Salah satu bentuk pemberdayaan adalah pemberian bantuan kewirausahaan inklusif bagi KPM Jawara.
Masing-masing penerima memperoleh modal usaha senilai Rp 3 juta untuk memperkuat ekonomi keluarga.
Selain itu, ada pula bantuan alat bantu mobilitas lansia dan penyandang disabilitas senilai total Rp 57,9 juta.
Bantuan untuk Disabilitas dan Lansia
Bantuan sosial juga menyasar penyandang disabilitas berat dengan asistensi sosial sebesar Rp 900 ribu per triwulan.
Langkah ini sejalan dengan misi Pemprov Jatim untuk memberikan perlindungan menyeluruh bagi kelompok rentan.
Bantuan seperti ini diharapkan mampu meringankan beban sekaligus meningkatkan kualitas hidup penerima.
Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan bahwa program Sapa Bansos telah dilakukan di 34 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Ia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam distribusi bantuan agar tidak salah sasaran.
Setiap bantuan harus benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kabupaten Malang Jadi Prioritas
Kepala Dinas Sosial Jawa Timur, Restu Novi Widiani, menegaskan bahwa Kabupaten Malang memang diprioritaskan.
Hal itu mengingat angka kemiskinan di wilayah tersebut masih cukup tinggi.
Oleh karena itu, berbagai bantuan seperti zakat produktif hingga alat pertanian disalurkan bersamaan.
Wakil Bupati Malang, Lathifah Shohib, menyampaikan apresiasinya atas kepedulian Pemprov Jatim.
Ia menegaskan bahwa Kabupaten Malang masih memiliki banyak kelompok rentan yang membutuhkan perhatian.
Menurutnya, bantuan senilai Rp 16,1 miliar ini sangat membantu upaya pengentasan kemiskinan di daerah.
Harapan bagi Penerima Manfaat
Lathifah berharap agar para penerima manfaat dapat memanfaatkan bantuan sebaik-baiknya.
Bukan hanya untuk kebutuhan konsumtif sesaat, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.
Karena itu, ia meminta agar masyarakat memanfaatkan bantuan modal usaha untuk kegiatan produktif.
Pemerintah Kabupaten Malang juga akan ikut memantau penyaluran bantuan ini.
Dinas Sosial Kabupaten Malang ditugaskan mengawasi tindak lanjut setelah pemberian bantuan.
Langkah ini penting untuk memastikan program berjalan efektif dan tepat sasaran.
Peran Pemerintah dalam Pengentasan Kemiskinan
Bansos yang digulirkan kali ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat.
Apalagi, jenis bantuan yang disalurkan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga berorientasi pemberdayaan.
Dengan begitu, warga diharapkan tidak terus-menerus bergantung pada bantuan sosial.
Program ini juga menjadi salah satu strategi Pemprov Jatim dalam mengurangi kemiskinan ekstrem.
Selain memberikan bantuan tunai dan barang, pemerintah mendorong penerima manfaat agar bisa mandiri.
Hal ini dilakukan melalui program modal usaha dan pelatihan yang menyertai bansos.
Keberhasilan program ini tentu membutuhkan sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan masyarakat.
Tanpa kerjasama, bantuan yang diberikan bisa saja tidak mencapai tujuan utama.
Karenanya, Pemprov Jatim menekankan pentingnya pendampingan dan monitoring secara berkelanjutan.
Dengan adanya bansos senilai Rp 16,1 miliar ini, warga Kabupaten Malang kini memiliki peluang baru untuk memperbaiki taraf hidup.
Bantuan tersebut bukan hanya sekadar angka, tetapi juga wujud perhatian nyata pemerintah.
Harapannya, bantuan ini mampu menurunkan angka kemiskinan sekaligus meningkatkan kemandirian masyarakat.
Program ini juga memberi pesan bahwa kesejahteraan sosial bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan juga pemerintah.
Dalam jangka panjang, diharapkan bantuan yang diberikan bisa melahirkan masyarakat yang lebih kuat dan berdaya.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah, warga Kabupaten Malang dapat menatap masa depan yang lebih cerah.
Baca Juga:Printex Malang, Solusi Cetak Tekstil Berkualitas untuk Bisnis Fashion Anda















