InfoMalang – Keputusan Presiden Prabowo Subianto menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan baru menggantikan Sri Mulyani langsung berdampak besar pada pasar keuangan. Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur menjadi headline yang ramai diperbincangkan sejak Senin (8/9/2025).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah signifikan pagi ini. Data Bloomberg menunjukkan dolar AS menembus Rp 16.503 atau naik 194 poin (1,19%). Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur menjadi gambaran nyata kegelisahan pelaku pasar atas pergantian pucuk pimpinan di Kementerian Keuangan.
Dampak Langsung ke Pasar Valas
Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur bukan sekadar judul, melainkan realita yang terlihat di lantai bursa. Pada pukul 09.13 WIB, dolar AS diperdagangkan di kisaran Rp 16.448–Rp 16.506. Angka tersebut menandai pelemahan rupiah di tengah ketidakpastian arah kebijakan fiskal pasca perubahan menteri.
Pelaku pasar menilai Sri Mulyani adalah figur dengan kredibilitas tinggi di mata internasional. Dengan Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur menjadi konsekuensi wajar karena investor asing membutuhkan waktu untuk menilai kapasitas Purbaya sebagai pengganti.
Baca Juga:Wabup Malang Buka Pasar Rakyat Terongdowo, Ajak Warga Lestarikan Budaya Jadul
Reaksi Terhadap Mata Uang Global
Meski rupiah tertekan, dolar AS justru menunjukkan tren melemah terhadap beberapa mata uang lain. Dolar AS minus 0,14% terhadap won Korea Selatan, minus 0,23% terhadap dolar baru Taiwan, serta minus 0,28% terhadap ringgit Malaysia. Bahkan terhadap yen Jepang, dolar AS tercatat melemah 0,17%.
Namun terhadap peso Filipina dan rupee India, dolar AS justru menguat tipis. Pergerakan beragam ini menegaskan bahwa Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur merupakan dampak domestik, bukan tren global.
Pergantian Menteri Keuangan dan Sentimen Pasar
Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur menjadi sorotan karena pergantian menteri selalu membawa ketidakpastian. Selama ini, Sri Mulyani dikenal sebagai sosok yang menjaga disiplin fiskal dan memiliki hubungan baik dengan lembaga keuangan dunia.
Purbaya Yudhi Sadewa, ekonom senior yang kini menjabat sebagai Menkeu, tentu membawa visi dan strategi berbeda. Namun pasar masih menunggu langkah konkret. Selama belum ada kepastian arah kebijakan, Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur tetap akan menghantui investor.
Pandangan Ekonom Terhadap Kondisi Ini
Banyak ekonom menilai pelemahan rupiah bersifat sementara. Mereka percaya bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat. Namun narasi Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur sulit ditepis karena reputasi Sri Mulyani sangat melekat pada stabilitas ekonomi nasional.
Kredibilitas Purbaya akan diuji dalam beberapa pekan ke depan. Keputusan strategis, komunikasi publik, dan langkah menjaga defisit anggaran akan menentukan apakah kepercayaan pasar bisa dipulihkan dengan cepat.
IHSG Ikut Terpengaruh
Selain pasar valas, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga sempat goyah. Walaupun kemudian kembali ke zona hijau, sentimen awal perdagangan menunjukkan kecemasan investor. Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur menjadi gambaran betapa eratnya hubungan kebijakan fiskal dengan pergerakan modal.
Bursa saham sangat sensitif terhadap isu stabilitas. Dengan pergantian menteri keuangan, pelaku pasar ingin melihat konsistensi dalam pengendalian utang dan keberlanjutan proyek strategis nasional.
Respons Pemerintah Atas Pelemahan Rupiah
Pemerintah menegaskan bahwa pelemahan rupiah tidak semata-mata dipicu pergantian menteri, melainkan juga kondisi eksternal. Namun, narasi Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur terlanjur menguat di publik karena waktunya berdekatan dengan pelantikan Purbaya.
Kementerian Keuangan menyatakan siap menjaga stabilitas ekonomi melalui koordinasi erat dengan Bank Indonesia. Upaya stabilisasi diharapkan bisa meredam gejolak pasar.
Harapan terhadap Menkeu Baru
Dengan Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur, ekspektasi publik terhadap Purbaya Yudhi Sadewa meningkat. Ia dituntut membuktikan diri sebagai sosok yang mampu menjaga kredibilitas fiskal dan melanjutkan reformasi yang telah dijalankan pendahulunya.
Keberhasilan Purbaya akan sangat menentukan kepercayaan investor asing. Langkah awal yang jelas dan tegas bisa menjadi sinyal positif untuk meredam pelemahan rupiah.
Perspektif Investor Asing
Investor asing memandang pergantian ini sebagai risiko politik yang memengaruhi ekonomi. Selama Sri Mulyani menjabat, stabilitas fiskal Indonesia menjadi salah satu daya tarik investasi. Maka tak heran jika Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur langsung muncul sebagai refleksi kekecewaan pasar.
Namun, sebagian analis menilai kondisi ini bisa pulih jika Menkeu baru mampu berkomunikasi secara efektif dengan pasar internasional dan menunjukkan konsistensi kebijakan.
Prospek Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam jangka pendek, Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur kemungkinan masih akan membayangi pergerakan nilai tukar. Rupiah bisa tetap berada di kisaran Rp 16.400–Rp 16.600 per dolar AS sampai ada kepastian kebijakan fiskal.
Dalam jangka panjang, prospek rupiah akan lebih ditentukan oleh kondisi global seperti arah suku bunga The Fed, harga komoditas, dan arus modal asing. Jika faktor eksternal membaik dan Menkeu baru mampu menjaga stabilitas, dampak negatif dari narasi Sri Mulyani Diganti, Rupiah Babak Belur bisa mereda.















