Breaking

Gus Ipul Coret 300 Ribu Penerima Bansos Judi Online

Infomalang – Kabar mengejutkan datang dari Kementerian Sosial (Kemensos). Menteri Sosial (Mensos) RI, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkap temuan mengejutkan: ada lebih dari 600 ribu penerima bantuan sosial (bansos) yang diduga main judi online.

Tak tanggung-tanggung, dari jumlah itu, lebih dari 300 ribu orang langsung dicoret dari daftar penerima bansos. Keputusan ini bikin publik terbelalak, sekaligus membuka diskusi soal bagaimana bansos bisa benar-benar tepat sasaran.

Awal Mula Temuan Judi Online di Data Bansos

Cerita ini bermula ketika Kemensos bersama Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan ground check. Tujuannya sederhana, memastikan bantuan sosial benar-benar tersalurkan sesuai sasaran. Dari hasil pengecekan awal terhadap 12 juta penerima, ternyata ada 2 juta orang yang tidak memenuhi syarat menerima bansos.

Gus Ipul menjelaskan bahwa temuan ini tidak bisa dibiarkan. Maka, data tersebut ditelusuri lebih jauh dengan bantuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). NIK penerima bansos diperiksa untuk mendeteksi aktivitas keuangan yang mencurigakan.

Hasilnya cukup bikin kaget. Ternyata, ada 600 ribu lebih penerima bansos yang diduga terlibat judi online. Sebuah angka yang besar, apalagi mengingat bansos seharusnya membantu masyarakat yang kesulitan, bukan untuk dipakai “bermain” hal yang merugikan.

Gus Ipul Coret 300 Ribu Penerima Bansos Judi Online

Dari temuan itu, langkah tegas pun diambil. Gus Ipul coret 300 ribu penerima bansos judi online dari daftar penerima. Mereka yang sudah terbukti menggunakan dana atau terindikasi kuat ikut terlibat langsung dinyatakan tidak layak lagi mendapat bantuan.

“Sekarang ada lebih dari 300 ribu penerima yang sudah tidak dapat bansos lagi,” kata Gus Ipul saat ditemui di Kota Malang, Senin (8/9/2025).

Keputusan ini memang tidak main-main. Bagi Gus Ipul, bansos adalah amanah negara yang harus benar-benar sampai kepada rakyat yang membutuhkan. Jika ternyata dipakai untuk judi online, itu jelas menyimpang dari tujuan awal.

Masih Ada Kesempatan Bagi yang Tidak Bersalah

Meski sudah banyak yang dicoret, Gus Ipul juga tidak menutup mata bahwa ada kemungkinan sebagian penerima bansos sebenarnya tidak bersalah. Bisa saja data pribadi mereka disalahgunakan pihak lain untuk bermain judi online.

“Tentu harus mendata ulang, kami beri kesempatan juga. Misalnya ternyata datanya disalahgunakan orang lain. Tentu kami periksa dan kami pastikan lagi,” jelasnya.

Artinya, bagi penerima bansos yang merasa tidak pernah bermain judi online tapi namanya terindikasi, masih ada peluang untuk tetap menerima bantuan setelah proses verifikasi ulang.

Dari Bansos Bermasalah ke Masyarakat yang Lebih Berhak

Data penerima bansos yang terbukti main judi online nantinya tidak akan dibiarkan kosong. Kemensos berencana mengalihkan bantuan tersebut ke masyarakat yang lebih berhak.

Langkah ini bukan hanya bentuk ketegasan pemerintah, tapi juga upaya membersihkan data penerima bansos agar lebih tepat sasaran. Sebab, selama ini sering muncul keluhan bahwa bansos justru tidak sampai kepada masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan.

Baca Juga:PKS Kota Malang Angkat Tema Kesatuan di Musyawarah Daerah

Judi Online dan Dampaknya pada Masyarakat

Fenomena judi online memang lagi jadi sorotan di Indonesia. Banyak masyarakat yang terjebak, termasuk penerima bansos. Alih-alih digunakan untuk kebutuhan pokok, dana bantuan malah habis di meja judi virtual.

Dampaknya jelas merugikan. Bukan hanya secara ekonomi, tapi juga psikologis dan sosial. Maka langkah Gus Ipul coret 300 ribu penerima bansos judi online bisa jadi contoh tegas bahwa pemerintah tidak akan mentolerir penyalahgunaan bantuan negara.

Storytelling: Bansos dan Harapan yang Ternodai

Bayangkan seorang ibu rumah tangga di desa yang benar-benar membutuhkan bansos untuk beli beras, obat, atau biaya sekolah anak. Namun, di sisi lain, ada penerima bansos lain yang malah menggunakannya untuk judi online.

Di sinilah letak ketidakadilan yang ingin dibereskan. Dengan langkah pencoretan ini, bantuan yang tadinya tersedot ke penerima tidak layak, bisa dialihkan ke orang-orang yang benar-benar membutuhkan.

Harapan Bersihnya Data Bansos

Ke depan, Kemensos bersama BPS dan PPATK berkomitmen untuk terus memperbaiki data bansos agar lebih transparan dan akurat. Masyarakat pun diharapkan ikut berperan dengan melaporkan jika ada penerima bansos yang disalahgunakan.

Bansos bukan sekadar angka di data pemerintah, melainkan nyawa bagi banyak keluarga miskin. Karena itu, langkah tegas mencoret ratusan ribu penerima yang terlibat judi online adalah wujud nyata membersihkan program bansos demi keadilan sosial.

Baca Juga: Lapas Malang Hasilkan Edamame dari Lahan Brandgang

Kasus ini menjadi cermin bahwa program sosial sebesar apapun tetap rawan disalahgunakan jika tidak diawasi dengan baik. Tapi lewat tindakan tegas seperti ini, ada harapan baru. Bahwa bansos benar-benar bisa jadi jaring pengaman bagi masyarakat yang paling membutuhkan, bukan justru jadi bahan bakar judi online.

Dan sekali lagi, langkah Gus Ipul coret 300 ribu penerima bansos judi online adalah bukti bahwa pemerintah ingin memastikan setiap rupiah bansos sampai ke tangan yang tepat.