Breaking

Revitalisasi Pasar Lawang Ditaksir Butuh Anggaran Rp 180 Miliar

InfoMalangKondisi Pasar Lawang yang terbakar pada April 2019 hingga kini masih memprihatinkan dan perlu Revitalisasi Pasar Lawang. Lebih dari enam tahun berlalu, pasar yang menjadi salah satu ikon perdagangan Kabupaten Malang itu belum tersentuh pembangunan kembali. Para pedagang harus bertahan di kios darurat dan lokasi penampungan sementara yang serba terbatas.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, M. Nur Fuad Fauzi, menegaskan bahwa rencana Revitalisasi Pasar Lawang terus diupayakan. Namun, sampai saat ini kepastian mengenai pendanaan dari pemerintah pusat belum juga turun.

Anggaran Revitalisasi yang Membengkak

Awalnya, perhitungan biaya Revitalisasi Pasar Lawang hanya sekitar Rp 122 miliar pada 2019. Seiring berjalannya waktu, nilai kebutuhan itu melonjak menjadi Rp 160 miliar. Terbaru, menurut perhitungan Kementerian PUPR, dibutuhkan sedikitnya Rp 180 miliar untuk membangun kembali pasar secara menyeluruh.

Kenaikan ini dipicu oleh perubahan nilai bangunan dan kebutuhan sarana pendukung modern. Pasar tidak bisa lagi hanya diperbaiki secara parsial, sebab sebagian besar strukturnya sudah tidak layak. Bagian atap habis terbakar, menyisakan lantai dan beberapa tiang penyangga yang rawan roboh.

Baca Juga:5 Fakta Kasus Pengrusakan Pos Polisi Malang

Skema Pembiayaan yang Ditawarkan

Fuad menjelaskan, ada sejumlah opsi skema pembiayaan yang sedang dikaji. Revitalisasi Pasar Lawang bisa dibiayai dengan pinjaman daerah, kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), atau melalui dana pemerintah pusat.

Pemerintah Kabupaten Malang menekankan agar skema tersebut tidak membebani pedagang. Semua biaya pembangunan akan ditanggung pemkab, sehingga para pedagang hanya perlu fokus berjualan ketika pasar sudah kembali beroperasi.

Kondisi Pedagang Pasca Kebakaran

Tragedi kebakaran pada 2019 membuat 456 pedagang kehilangan kios. Dari jumlah itu, 148 pedagang masih bisa bertahan di kios lama. Sementara 211 pedagang lainnya terpaksa direlokasi ke tempat lain, dan 97 pedagang menempati penampungan sementara (PPS) berbahan galvalum.

Situasi ini membuat aktivitas perdagangan tidak berjalan optimal. Banyak pedagang mengeluh karena lokasi sementara kurang strategis. Revitalisasi Pasar Lawang menjadi harapan utama agar ekonomi masyarakat bisa kembali pulih.

Dampak Sosial Ekonomi

Keterlambatan pembangunan memberi dampak luas bagi perekonomian Lawang. Sebagai pasar tradisional yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda, Pasar Lawang dulunya menjadi pusat transaksi kebutuhan pokok. Kini, peran itu berkurang karena infrastruktur yang rusak.

Revitalisasi diharapkan mampu menghidupkan kembali roda perekonomian setempat. Para pedagang meyakini, jika Revitalisasi Pasar Lawang terealisasi, daya tarik pasar bisa meningkat dan pembeli akan kembali ramai.

Tuntutan Pedagang

Pedagang mendesak agar pemerintah segera memberikan kepastian. Mereka sudah terlalu lama berada dalam kondisi darurat. Fasilitas di kios sementara minim, sementara biaya operasional terus berjalan.

Menurut sejumlah pedagang, Revitalisasi Pasar Lawang tidak hanya soal fisik bangunan, tetapi juga tentang nasib ribuan keluarga yang menggantungkan hidup di sana. Jika pembangunan terus tertunda, banyak pedagang khawatir akan gulung tikar.

Tantangan Pemerintah Daerah

Bagi pemerintah daerah, tantangan terbesar ada pada persoalan anggaran. Jumlah Rp 180 miliar bukan angka kecil bagi APBD Kabupaten Malang. Karena itu, berbagai opsi pendanaan terus dikaji secara matang.

Selain itu, pemerintah juga harus memastikan desain Revitalisasi Pasar Lawang sesuai dengan standar pasar modern namun tetap mempertahankan ciri khas tradisional. Hal ini penting agar pasar tetap relevan dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan identitasnya.

Potensi Kolaborasi Pusat dan Daerah

Pemerintah pusat diharapkan segera merespons pengajuan revitalisasi. Jika dukungan dana pusat cair, maka proses pembangunan bisa dipercepat. Pemkab Malang optimistis Revitalisasi Pasar Lawang dapat menjadi salah satu proyek strategis untuk menggerakkan ekonomi Jawa Timur bagian selatan.

Selain dukungan anggaran, keterlibatan investor melalui skema KPBU juga dipertimbangkan. Dengan kolaborasi ini, beban biaya bisa lebih ringan dan pasar bisa dibangun dengan standar lebih baik.

Harapan Jangka Panjang

Apabila Revitalisasi Pasar Lawang berhasil dilaksanakan, bukan hanya pedagang yang merasakan manfaat. Masyarakat sekitar juga akan diuntungkan dengan akses belanja yang lebih layak dan modern. Bahkan, pasar ini berpotensi menjadi daya tarik wisata belanja karena nilai sejarahnya.

Revitalisasi juga akan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal. Dengan fasilitas yang memadai, pedagang kecil hingga menengah bisa bersaing secara sehat. Sehingga, Pasar Lawang bukan hanya sekadar tempat transaksi, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi Malang.

Baca Juga:PBB Kabupaten Malang Capai 87%, Melebihi Target Akhir Agustus