Breaking

4 Fakta Imbauan BPBD Malang Soal Potensi Cuaca Ekstrem

Infomalang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mengeluarkan imbauan resmi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur. Peringatan ini berlaku pada periode 10–17 September 2025 dan menjadi perhatian penting mengingat meningkatnya intensitas hujan serta potensi bencana hidrometeorologi. Agar informasi ini bermanfaat dan sesuai kaidah EEAT SEO, berikut empat fakta penting yang perlu diketahui oleh masyarakat, terutama warga Malang dan sekitarnya.

1. Prediksi Cuaca Ekstrem 10–17 September 2025

BPBD Kabupaten Malang menegaskan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung selama satu pekan penuh, mulai 10 hingga 17 September 2025. Periode ini diprediksi memiliki risiko hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat memicu berbagai bencana. Pihak BPBD meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh perubahan cuaca yang cepat, karena potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang bisa terjadi kapan saja.

Informasi prakiraan cuaca dari BMKG Juanda juga menunjukkan adanya gangguan atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta anomali suhu muka laut di sekitar Selat Madura. Ketiga faktor ini mendukung pembentukan awan konvektif, yang sering menjadi pemicu hujan deras dan angin kencang. Fakta ini penting untuk diwaspadai, terutama bagi warga yang tinggal di daerah pegunungan dan bantaran sungai.

2. Potensi Bencana Hidrometeorologi

Cuaca ekstrem tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi memicu bencana hidrometeorologi. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengungkapkan bahwa ancaman utama meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga puting beliung.

Wilayah-wilayah yang dianggap paling rawan antara lain Kabupaten Malang, Lumajang, Jember, Probolinggo, Bondowoso, Kediri, Pasuruan, Mojokerto, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, dan Banyuwangi. Selain itu, daerah pegunungan di Jawa Timur juga masuk kategori siaga tinggi. Warga yang tinggal di area lereng gunung, tebing curam, maupun bantaran sungai diminta untuk selalu memantau kondisi lingkungan sekitar. Dengan memahami potensi bencana, masyarakat diharapkan lebih siap melakukan langkah pencegahan seperti membersihkan saluran air, memeriksa kekuatan atap rumah, serta menyiapkan jalur evakuasi.

3. Imbauan Resmi untuk Warga Kabupaten Malang

Dalam keterangannya, Sadono menekankan pentingnya kewaspadaan aktif dari masyarakat. Ia meminta warga untuk rutin memantau peringatan dini cuaca yang dirilis BMKG melalui situs resmi, media sosial, dan kanal komunikasi lainnya. Informasi terkini dapat diakses melalui laman BMKG Juanda, akun Instagram dan X (Twitter) @infobmkgjuanda, serta layanan WhatsApp yang telah disediakan oleh pihak terkait.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera melaporkan bila menemukan tanda-tanda bencana seperti retakan tanah di daerah tebing, peningkatan volume air sungai secara tiba-tiba, atau pohon yang berpotensi tumbang. Laporan cepat ke BPBD atau aparat desa akan membantu proses mitigasi lebih dini. Upaya bersama antara masyarakat dan pemerintah daerah menjadi kunci untuk menekan dampak buruk dari cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.

Baca Juga: Putut Trihasto, Penggerak UMKM Camilan Kacangku

4. Langkah Pencegahan dan Tindakan Darurat

BPBD Kabupaten Malang memberikan panduan sederhana agar masyarakat tetap aman menghadapi cuaca ekstrem. Beberapa langkah yang disarankan meliputi:

  • Pantau Informasi Cuaca: Selalu cek prakiraan cuaca dari BMKG sebelum beraktivitas, terutama bagi warga yang berencana bepergian ke daerah pegunungan atau pesisir.

  • Siapkan Peralatan Darurat: Pastikan setiap rumah memiliki perlengkapan darurat seperti senter, obat-obatan, dan makanan siap saji.

  • Periksa Struktur Rumah: Kencangkan atap dan periksa kondisi bangunan agar tidak mudah roboh ketika diterpa angin kencang.

  • Jaga Kebersihan Saluran Air: Membersihkan selokan dan saluran air dapat mencegah genangan serta banjir mendadak.

  • Tetap Tenang dan Waspada: Jika terjadi hujan lebat disertai angin, hindari berteduh di bawah pohon besar atau baliho yang rawan roboh.

Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari mitigasi bencana yang bisa dilakukan masyarakat secara mandiri. Semakin siap warga menghadapi cuaca ekstrem, semakin kecil risiko kerugian material maupun korban jiwa.

Peran Media dan Kolaborasi Pemerintah

Dalam situasi cuaca ekstrem, kecepatan informasi menjadi kunci. Media lokal dan nasional diharapkan dapat menyebarkan informasi resmi dari BPBD dan BMKG secara akurat agar masyarakat tidak terjebak hoaks. Pemerintah Kabupaten Malang juga diminta terus berkoordinasi dengan aparat desa, relawan, dan komunitas lokal untuk memastikan pesan kewaspadaan tersampaikan hingga ke pelosok.

Upaya kolaboratif antara BPBD, BMKG, aparat desa, dan masyarakat merupakan contoh nyata Experience, Expertise, Authoritativeness, dan Trustworthiness (EEAT) yang penting dalam menghadapi bencana. Ketika semua pihak terlibat aktif, risiko dampak cuaca ekstrem dapat ditekan seminimal mungkin.

Baca Juga: Kota Malang Raih Penghargaan Daerah Peduli Akses dan Infrastruktur Pendidikan

Empat fakta di atas menegaskan bahwa imbauan BPBD Kabupaten Malang bukan sekadar peringatan biasa, melainkan ajakan serius untuk bersiap menghadapi potensi bencana pada periode 10–17 September 2025. Cuaca ekstrem yang dipicu gangguan atmosfer seperti MJO dan Rossby dapat menimbulkan hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga puting beliung.

Dengan mengikuti imbauan, memantau informasi resmi, dan melakukan langkah pencegahan, masyarakat Kabupaten Malang serta wilayah Jawa Timur lainnya dapat meminimalkan risiko. Kesadaran dan kesiapsiagaan bersama menjadi kunci utama untuk menjaga keselamatan di tengah dinamika cuaca yang semakin tidak menentu. Artikel ini diharapkan dapat menjadi referensi berita yang kredibel dan mendukung publikasi di Google News dengan informasi akurat, terverifikasi, dan tepat waktu.