InfoMalang – Subsidi Motor Listrik kembali menjadi sorotan setelah pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 250 miliar pada 2025. Namun, hingga kini pencairan belum juga berjalan, membuat banyak pelaku usaha di sektor kendaraan ramah lingkungan, termasuk diler di Kota Malang, menunggu kepastian.
Keterlambatan ini menimbulkan tanda tanya besar. Padahal, pengalaman sebelumnya membuktikan bahwa subsidi motor listrik mampu meningkatkan penjualan signifikan dan mendorong adopsi kendaraan berbasis energi bersih.
Harapan Diler Malang
Para pelaku usaha mengakui, keberadaan subsidi motor listrik benar-benar menjadi insentif penting. Hendra, Manager Mr E-Bike di Kota Malang, menegaskan bahwa konsumen cenderung lebih tertarik membeli ketika potongan harga Rp 7 juta per unit diberlakukan.
Menurutnya, jika subsidi motor listrik kembali dilanjutkan, maka syarat administrasi sebaiknya lebih sederhana. Sebelumnya, diler harus memverifikasi data pembeli melalui sistem satu per satu, sehingga cukup memakan waktu.
Perdebatan Skema Penyaluran
Hingga kini, pemerintah masih mempertimbangkan dua skema. Pertama, subsidi motor listrik dengan pola potongan harga langsung Rp 7 juta per unit seperti tahun sebelumnya. Kedua, skema Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP).
Skema BMDTP diperkirakan dapat memangkas harga motor listrik langsung dari pabrikan, sehingga harga jual ke konsumen lebih rendah. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan resmi bagaimana mekanismenya akan berjalan.
Dampak Langsung ke Pasar
Di diler Mr E-Bike Kota Malang, tercatat ada 12 merek motor listrik yang dipasarkan. Saat subsidi motor listrik masih berlaku, penjualan merek Smoot bisa menembus lebih dari 10 unit per bulan.
Contoh lainnya adalah Polytron Fox R yang saat ini dibanderol Rp 21 juta. Setelah mendapatkan subsidi Rp 7 juta, konsumen hanya perlu membayar sekitar Rp 14 juta, membuat produk ini lebih terjangkau bagi masyarakat.
Dukungan Pemerintah Pusat
Kementerian Perindustrian bersama Kementerian Keuangan menegaskan bahwa subsidi motor listrik merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam transisi energi. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyampaikan, anggaran Rp 250 miliar sudah disetujui Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.
Meski demikian, kepastian pencairan masih belum terjadi. Situasi ini menimbulkan ketidakpastian bagi diler yang telah menyiapkan stok kendaraan.
Tantangan Administrasi
Salah satu keluhan terbesar dari diler adalah ribetnya mekanisme pendaftaran penerima subsidi motor listrik. Sebagian konsumen enggan membeli karena harus menunggu verifikasi cukup lama, sementara mereka ingin segera membawa pulang kendaraan.
Oleh sebab itu, diler berharap pemerintah tidak hanya mengucurkan dana, tetapi juga memperbaiki sistem administrasi agar subsidi lebih praktis dan efektif.
Minat Masyarakat Terhadap Kendaraan Listrik
Masyarakat Malang Raya menunjukkan minat tinggi terhadap kendaraan ramah lingkungan. Subsidi motor listrik dianggap sebagai faktor pendorong utama. Tanpa potongan harga, banyak konsumen masih menilai motor listrik terlalu mahal dibanding motor berbahan bakar konvensional.
Kenaikan harga bahan bakar beberapa waktu terakhir juga menjadi alasan tambahan mengapa motor listrik mulai dilirik. Namun, tanpa insentif, daya beli masyarakat belum bisa maksimal.
Efek Subsidi Terhadap Industri
Bagi pelaku industri, subsidi motor listrik bukan hanya membantu penjualan, tetapi juga memperkuat rantai pasok. Produsen bisa meningkatkan produksi, sementara diler dapat memperluas jangkauan pasar.
Jika subsidi tidak segera direalisasikan, dikhawatirkan penjualan menurun drastis, berdampak pada tenaga kerja hingga distributor lokal.
Skema Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
Skema BMDTP sebagai opsi baru sebenarnya cukup menarik. Dengan mekanisme ini, harga motor listrik bisa lebih murah tanpa perlu prosedur panjang dari sisi konsumen. Diler menilai, subsidi motor listrik melalui BMDTP dapat mengefisienkan proses distribusi dan membuat pasar lebih sehat.
Namun, karena belum ada kejelasan detail, banyak pihak masih menunggu kepastian apakah pemerintah benar-benar akan menerapkan skema ini atau kembali menggunakan pola potongan harga langsung.
Masa Depan Kendaraan Listrik
Kota Malang dipandang sebagai pasar potensial untuk motor listrik. Banyak generasi muda hingga pekerja memilih transportasi ramah lingkungan. Namun, tanpa subsidi motor listrik, target penjualan dikhawatirkan sulit tercapai.
Diler berharap realisasi subsidi bisa dilakukan segera agar tren positif yang sebelumnya terbentuk tidak terhenti. Subsidi ini tidak hanya menguntungkan konsumen, tetapi juga mendukung program nasional pengurangan emisi karbon.















