InfoMalang – Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di London menjadi sorotan internasional. Dalam konferensi pers bersama, Trump menegaskan bahwa Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina, sebuah sikap yang berbeda dari keputusan Inggris yang berencana mengambil langkah pengakuan resmi di Majelis Umum PBB.
Trump menyatakan bahwa dirinya memiliki “perbedaan pendapat” dengan Starmer, meski menekankan bahwa hal itu hanyalah salah satu dari sedikit perbedaan mereka. Sikap tegas Trump dalam isu Palestina memperlihatkan konsistensinya dengan kebijakan Amerika Serikat yang selama ini menolak pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat.
Rencana Inggris Akui Palestina
PM Keir Starmer sebelumnya telah mengumumkan bahwa Inggris akan mengakui Palestina sebagai negara. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung solusi dua negara untuk mengakhiri perang di Gaza. Namun, saat Trump menanggapi, ia kembali menegaskan bahwa Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina, karena menurutnya hal tersebut dapat memperumit situasi yang sudah sangat kompleks.
Starmer menjelaskan bahwa keputusan tersebut merupakan bagian dari “rencana perdamaian” yang lebih besar. Inggris disebut sedang menyiapkan pengakuan resmi yang dapat diumumkan secepatnya menjelang Sidang Umum PBB.
Baca Juga:Mayat Mutilasi di Bagasi Tesla D4vd, Remaja Perempuan Berusia 15 Tahun Gegerkan Publik
Sikap Trump terhadap Perang Gaza
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan bahwa dirinya ingin perang di Gaza segera berakhir. Ia berharap para sandera yang masih ditahan dapat segera dibebaskan. Namun, Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina karena menilai bahwa pengakuan itu belum menjadi solusi konkret dalam menghentikan konflik panjang yang terjadi.
Trump menghindari pertanyaan wartawan tentang apakah ia akan menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri pemboman di Gaza. Ia hanya menyebut situasi tersebut “sangat kompleks” dan membutuhkan langkah hati-hati.
Starmer Desak Akses Bantuan
Keir Starmer di sisi lain menegaskan bahwa kondisi di Gaza sudah tidak dapat ditoleransi. Ia menyoroti perlunya pengiriman bantuan kemanusiaan secepat mungkin. Menurutnya, pengakuan terhadap Palestina akan menjadi bagian penting dari proses perdamaian jangka panjang. Walaupun begitu, Trump kembali menegaskan bahwa Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina karena belum ada jaminan kestabilan politik jika langkah itu dilakukan.
Starmer juga menekankan bahwa Hamas tidak boleh memiliki peran dalam pemerintahan Palestina ke depan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Inggris berusaha mengedepankan solusi politik yang lebih menyeluruh.
Dampak Politik Internasional
Keputusan Inggris untuk mengakui Palestina diperkirakan akan menimbulkan dampak besar di panggung internasional. Namun, sikap Trump memperlihatkan garis kebijakan berbeda yang diambil oleh Amerika Serikat. Dengan jelas Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina, hal ini akan menjadi tantangan diplomatik baru antara Washington dan London.
Negara-negara Eropa lain disebut sedang mempertimbangkan langkah serupa. Akan tetapi, dukungan penuh Amerika Serikat kepada Israel masih menjadi penghalang besar bagi konsensus global.
Data Korban di Gaza
Sejak konflik terbaru meletus pada Oktober 2023, ribuan korban berjatuhan. Serangan Hamas mengakibatkan lebih dari 1.200 orang Israel meninggal dunia, sebagian besar warga sipil. Sementara itu, balasan Israel menewaskan lebih dari 65 ribu warga Palestina di Gaza.
Tragedi kemanusiaan ini menjadi alasan kuat bagi Inggris dalam mengambil keputusan pengakuan. Namun, tetap saja Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina, dengan argumen bahwa pengakuan formal tidak akan serta-merta menghentikan pertumpahan darah.
Tekanan dari Organisasi Internasional
Organisasi internasional, termasuk PBB, terus mendorong solusi dua negara sebagai jalan keluar permanen bagi konflik berkepanjangan. Inggris, melalui PM Starmer, berusaha mendukung resolusi tersebut dengan menyiapkan pengakuan resmi. Tetapi, sikap Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina menunjukkan jurang diplomasi yang semakin lebar antara sekutu lama itu.
Trump menegaskan bahwa prioritas utamanya adalah pembebasan sandera dan penghentian kekerasan, bukan pengakuan sepihak.
Pandangan Publik
Publik global merespons pernyataan Trump dengan beragam pendapat. Sebagian menganggap bahwa Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina adalah wujud konsistensi dukungan AS terhadap Israel. Namun, ada pula yang menilai sikap tersebut kontraproduktif karena justru menghambat tercapainya solusi damai yang komprehensif.
Sementara itu, media Inggris menyoroti kemungkinan Starmer mengumumkan pengakuan Palestina secepat akhir pekan ini. Jika langkah itu terealisasi, maka ketegangan diplomatik dengan Amerika Serikat hampir pasti tidak terhindarkan.
Prospek Negosiasi Ke Depan
Meski ada perbedaan pandangan, baik Trump maupun Starmer menegaskan bahwa mereka sama-sama mendukung perdamaian di Gaza. Bedanya, Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina, sedangkan Inggris melihat pengakuan sebagai pintu masuk bagi negosiasi yang lebih serius.
Situasi ini menunjukkan dinamika politik internasional yang terus berkembang. Pengakuan negara Palestina kini menjadi isu yang membelah sekutu lama, memperlihatkan betapa kompleksnya mencari jalan damai di Timur Tengah.















