Infomalang – Pemerintah Kota (Pemkot) Batu terus menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif (ekraf). Tahun 2025, kota wisata ini menargetkan pembangunan tiga Creative Space yang tersebar di beberapa titik strategis. Kehadiran ruang kreatif ini diharapkan menjadi motor baru pertumbuhan ekraf sekaligus membuka peluang kolaborasi lintas sektor.
Dorong Ekonomi Kreatif Kota Batu
Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan, Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur, dan Kewilayahan (P3SDAIK) Bappelitbangda Kota Batu, Rizaldi, menyebut rencana pembangunan ini terinspirasi dari kesuksesan Malang Creative Center (MCC) di Kota Malang. Namun konsepnya akan berbeda. Jika MCC berada di satu gedung, Creative Space di Kota Batu justru disebar di beberapa lokasi, sehingga akses masyarakat dan pelaku ekraf menjadi lebih merata.
“Creative space tidak hanya sebagai wadah produksi, tetapi juga tempat diskusi dan pengembangan ide. Kami ingin pelaku ekraf di Kota Batu memiliki sarana yang tepat untuk berkarya,” ujar Rizaldi dalam keterangan resmi, Senin (22/9/2025).
Rencana tersebut sejalan dengan visi misi Wali Kota Batu untuk menjadikan ekraf sebagai sektor unggulan. Pemkot menilai subsektor kreatif seperti musik, kuliner, seni pertunjukan, desain produk, hingga aplikasi digital memiliki potensi besar mendongkrak perekonomian lokal.
Lokasi Awal dan Skema Pembangunan
Meski kajian detail masih berjalan, Pasar Induk Among Tani disebut sebagai titik pertama yang siap dikembangkan menjadi creative space percontohan. Lokasi lain akan memanfaatkan aset Pemkot, termasuk area Pusat Layanan Usaha Terpadu-Koperasi dan UMKM (PLUT-KUMKM). Skema pembiayaan diproyeksikan tidak hanya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tetapi juga melalui kemitraan dengan pihak swasta.
Rizaldi menambahkan, PT Selecta menjadi salah satu mitra yang dilirik untuk membuka ruang kreatif yang lebih luas. “Kami masih menunggu Peraturan Daerah (Perda) Pengembangan Ekonomi Kreatif agar payung hukum lebih jelas,” terangnya.
Baca Juga: Tingkat Hunian Hotel Kota Batu Anjlok 50 Persen
Kolaborasi Swasta dan Pemerintah
Keterlibatan swasta dinilai penting agar pembangunan berjalan berkelanjutan. Kerja sama diharapkan tidak hanya berupa penyediaan lahan, tetapi juga dukungan manajemen, promosi, dan jaringan bisnis. Beberapa kampung UMKM yang sudah ada saat ini bahkan dipandang sebagai cikal bakal creative space.
Menurut data Bappelitbangda, Kota Batu memiliki 17 subsektor ekraf, antara lain pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, fesyen, kuliner, film, fotografi, periklanan, seni pertunjukan, hingga penerbitan. “Dengan subsektor sebanyak itu, kebutuhan ruang kreatif sudah mendesak,” kata Rizaldi.
Manfaat Bagi Masyarakat
Keberadaan tiga creative space yang direncanakan rampung pada 2025 diyakini membawa banyak dampak positif. Bagi pelaku UMKM, ruang ini bisa menjadi pusat pelatihan desain kemasan, foto produk, dan promosi digital. Sementara untuk seniman dan komunitas muda, creative space akan menjadi arena pameran, pertunjukan, hingga workshop.
Pengamat ekonomi kreatif dari Universitas Brawijaya, Diah Kusuma, menilai langkah Pemkot Batu sangat strategis. “Creative space yang tersebar akan menciptakan ekosistem inovasi yang sehat. Selain meningkatkan pendapatan daerah, ini juga menguatkan citra Batu sebagai kota wisata kreatif,” ujarnya saat dihubungi terpisah.
Target 2025 dan Tantangan
Pemerintah menargetkan pembangunan fisik dimulai awal 2025 setelah kajian pembiayaan dan perizinan selesai. Tantangan terbesar terletak pada koordinasi lintas instansi dan keberlanjutan operasional. Untuk itu, Pemkot berencana menyiapkan manajemen berbasis komunitas agar setiap creative space dapat dikelola secara mandiri dengan dukungan dana publik dan sponsor.
Wali Kota Batu, melalui siaran pers resminya, menegaskan komitmen mendukung penuh proyek ini. “Kami ingin Kota Batu tidak hanya dikenal karena wisata alamnya, tetapi juga sebagai pusat kreativitas nasional. Tiga creative space ini adalah langkah awal yang akan kami kembangkan ke titik lain,” tegasnya.
Harapan ke Depan
Jika sesuai rencana, tiga Creative Space Kota Batu akan menjadi destinasi baru yang tak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberi wadah bagi talenta lokal. Pemerintah berharap keberadaan ruang kreatif ini dapat memunculkan lebih banyak wirausaha muda, produk seni, dan inovasi digital yang berdaya saing tinggi.
Dengan sinergi antara pemerintah, swasta, dan komunitas, Kota Batu berpotensi menjadi contoh kota wisata kreatif di Indonesia. Tahun 2025 akan menjadi momentum penting untuk melihat bagaimana ide besar ini diwujudkan menjadi kenyataan.
Baca Juga: Dinkes Kota Batu Ungkap 31 Kasus Kehamilan Usia Anak, Tantangan Baru Bagi Kota Wisata















