Infomalang – Banjir yang melanda Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, pada Sabtu (20/9) malam menimbulkan dampak besar bagi warga. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sebanyak 830 kepala keluarga atau 2.228 jiwa terdampak luapan air dan lumpur akibat hujan deras di hulu sungai.
Menanggapi kondisi ini, Bupati Malang Sanusi bersama Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Soekarno turun langsung meninjau sejumlah titik banjir pada Minggu (21/9) siang.
Kehadiran dua pejabat daerah ini bukan sekadar kunjungan seremonial. Mereka memastikan bantuan disalurkan cepat dan koordinasi penanganan bencana berjalan maksimal.
Berikut tiga langkah cepat yang dilakukan Bupati dan Kapolres Malang dalam membantu warga Sitiarjo, sesuai prinsip mitigasi bencana dan penanganan darurat yang transparan serta akuntabel.
1. Penyaluran Bantuan Darurat Tepat Sasaran
Langkah pertama yang langsung dilakukan pemerintah daerah adalah menyalurkan bantuan darurat kepada seluruh warga terdampak. Bupati Sanusi menyerahkan paket bantuan secara simbolis di Pendopo Kantor Desa Sitiarjo, disaksikan Kapolres Malang, Ketua TP PKK Kabupaten Malang, dan Ketua Bhayangkari Polres Malang.
Bantuan yang diberikan meliputi paket sembako, makanan siap saji, kasur lipat, kompor, pakaian ganti, serta perlengkapan keluarga lain yang mendukung kebutuhan harian.
Bantuan logistik tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga pascabanjir, termasuk kebutuhan balita dan lansia.
Bupati Sanusi menegaskan bahwa penyaluran bantuan dilakukan dengan prinsip transparansi dan akurasi data. “Setiap keluarga terdampak harus terdata dengan baik agar tidak ada yang terlewat. Pemerintah Kabupaten Malang memastikan semua bantuan diterima tepat sasaran,” ujarnya.
Kecepatan distribusi ini menjadi bukti komitmen Pemkab Malang dan Polres Malang dalam melindungi keselamatan serta kesejahteraan masyarakat. Langkah ini juga selaras dengan standar penanggulangan bencana nasional yang menekankan pemenuhan kebutuhan dasar dalam 24 jam pertama.
2. Tinjauan Lapangan dan Koordinasi Mitigasi
Selain penyerahan bantuan, Bupati dan Kapolres Malang meninjau langsung wilayah yang sebelumnya terendam banjir, termasuk Dusun Rowo Terate, salah satu lokasi terdampak paling parah. Tinjauan ini penting untuk memetakan titik rawan, menilai kerusakan infrastruktur, serta memastikan akses jalan dan jalur evakuasi aman.
Bupati Sanusi menjelaskan bahwa banjir di Sitiarjo merupakan kejadian berulang setiap tahun, terutama karena lokasi desa berada di muara sungai. Ketika hujan deras mengguyur hulu sungai di Desa Klepu, air meluap dan mengalir deras ke Sitiarjo.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD, perangkat desa, dan aparat kepolisian untuk memperkuat sistem peringatan dini. Masyarakat juga sudah terlatih sebagai Desa Tanggap Bencana, sehingga langkah evakuasi bisa dilakukan cepat,” tutur Sanusi.
Kapolres Malang menambahkan, pihak kepolisian menyiagakan personel untuk membantu pengaturan lalu lintas, evakuasi, dan pengamanan jalur distribusi bantuan. Koordinasi lintas instansi ini menegaskan bahwa mitigasi tidak hanya tugas pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan aparat keamanan dan masyarakat.
3. Edukasi dan Penguatan Sistem Peringatan Dini
Langkah ketiga yang diambil pemerintah adalah memperkuat edukasi mitigasi bencana dan sistem peringatan dini. Menurut Bupati Sanusi, sebagian besar warga Sitiarjo menolak relokasi meski banjir kerap terjadi. Warga lebih memilih bertahan sambil menyesuaikan rumah mereka, seperti meninggikan lantai dan garasi.
Baca Juga: Kenaikan Gaji ASN Masih Wacana, Istana Tegaskan Belum Ada Kepastian
“Pemerintah Kabupaten Malang akan terus memberikan edukasi agar warga memahami pentingnya mitigasi. Kami juga memastikan sirene dan perangkat peringatan dini berfungsi optimal agar evakuasi bisa dilakukan segera saat debit air meningkat,” jelas Sanusi.
Kapolres Malang mendukung penuh program edukasi ini, karena pemahaman masyarakat adalah kunci mengurangi risiko korban jiwa. Petugas kepolisian juga dilibatkan dalam sosialisasi kesiapsiagaan dan pelatihan tanggap darurat di desa-desa rawan banjir lainnya.
Dukungan Masyarakat dan Respons Cepat
Langkah cepat pemerintah mendapat apresiasi dari warga Sitiarjo. Salah satu tokoh masyarakat menyebut bantuan logistik datang hanya beberapa jam setelah banjir surut. Warga juga memuji kesiapan aparat desa yang sigap memberikan peringatan dini sehingga tidak ada korban jiwa.
Kehadiran Bupati dan Kapolres di lapangan menambah semangat warga untuk segera memulihkan aktivitas ekonomi. Banyak pedagang dan petani yang terdampak mengaku bantuan sembako dan kasur lipat sangat membantu mereka kembali beraktivitas sambil menunggu perbaikan rumah.
Komitmen Pemkab Malang ke Depan
Banjir Sitiarjo menjadi pengingat pentingnya mitigasi bencana berbasis komunitas. Pemerintah Kabupaten Malang berjanji melanjutkan upaya perbaikan infrastruktur sungai, termasuk normalisasi aliran dan pengerukan sedimentasi.
Selain itu, Pemkab akan memperkuat koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau cuaca ekstrem.
Langkah-langkah ini diharapkan mampu meminimalkan dampak banjir di masa mendatang, sekaligus menjaga aktivitas pertanian dan perikanan warga tetap berjalan.
Baca Juga: DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan















