Infomalang – Upaya pemulihan pasca banjir di Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) terus berjalan intensif. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang bersama tim gabungan menargetkan pembersihan lebih dari 200 sumur warga yang terendam material lumpur akibat banjir besar pada Sabtu, 20 September 2025.
Banjir yang dipicu curah hujan tinggi tersebut menenggelamkan area permukiman di dua desa, yaitu Desa Sitiarjo dan Desa Kedungbanteng. Berdasarkan pendataan resmi BPBD, sedikitnya 2.228 jiwa dari 830 kepala keluarga terdampak. Meski tidak ada korban jiwa, air bercampur lumpur menggenangi rumah, jalan, lahan pertanian, hingga sumber air bersih warga. Total area tergenang diperkirakan mencapai 1.494 hektare.
Fokus Utama: Sumur Warga
Salah satu prioritas pemulihan adalah pembersihan sumur yang menjadi sumber air utama masyarakat setempat. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menjelaskan bahwa proses pembersihan dimulai Senin, 22 September 2025, dan ditargetkan selesai Rabu, 24 September 2025. “Pengurasan dilakukan menyeluruh agar kualitas air kembali aman untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Sadono.
Menurutnya, air sumur yang terkontaminasi lumpur berpotensi menimbulkan penyakit diare dan infeksi kulit jika langsung digunakan. Untuk itu, selain menguras air kotor, tim juga menambahkan cairan penjernih yang disediakan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Cairan ini membantu meminimalkan bakteri dan mempercepat proses pemulihan kualitas air.
Metode Pembersihan Gabungan
Pekerjaan pembersihan tidak hanya mengandalkan mesin pompa penyedot. Personel gabungan—termasuk BPBD, Palang Merah Indonesia (PMI), TNI, Polri, dan relawan desa—juga melakukan pengurasan manual dengan cara menimba lumpur sedikit demi sedikit. Cara ini dipilih pada sumur yang sulit dijangkau mesin agar sedimen lumpur terangkat tuntas.
“Dari total sekitar 200 sumur yang terdata, hingga Senin malam sudah 22 sumur selesai dibersihkan,” jelas Sadono. Ia menambahkan bahwa laju pembersihan akan dipercepat berkat tambahan mesin pompa dan tenaga sukarelawan.
Keterlibatan Berbagai Pihak
Selain BPBD dan PMI, operasi pemulihan ini melibatkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Malang yang menurunkan alat berat untuk mengangkut tumpukan lumpur di jalan dan saluran air. Dinas Perhubungan provinsi membantu pengaturan lalu lintas, sementara Perumda Tirta Kanjuruhan mendukung pasokan air bersih alternatif selama proses pembersihan berlangsung.
Bupati Malang HM Sanusi turut meninjau langsung lokasi terdampak sehari setelah banjir, memastikan distribusi bantuan logistik berjalan lancar. Paket bantuan berupa beras, air minum kemasan, obat-obatan, dan selimut telah disalurkan ke posko-posko di kedua desa. Kehadiran pemerintah daerah menjadi bukti keseriusan dalam menjamin kebutuhan dasar warga selama masa darurat.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Banjir yang melanda Sumawe tidak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga aktivitas ekonomi masyarakat. Banyak warga menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan perikanan darat. Genangan air dan lumpur menyebabkan lahan pertanian tertutup sedimen, memerlukan waktu dan biaya tambahan untuk pemulihan.
Beberapa pedagang kecil mengaku mengalami kerugian karena akses jalan terputus selama dua hari. “Biasanya saya jualan sayur ke pasar setiap pagi. Karena banjir, saya tidak bisa keluar rumah,” ujar Siti, warga Desa Sitiarjo. Ia berharap proses pembersihan selesai sesuai jadwal agar aktivitas perekonomian kembali normal.
Edukasi Kesehatan dan Pencegahan
Selain pembersihan, Dinas Kesehatan juga menggelar sosialisasi kepada warga mengenai cara mensterilkan air secara mandiri. Petugas medis memberikan panduan penggunaan kaporit dan cara merebus air agar layak minum. “Masyarakat diimbau tidak langsung menggunakan air sumur yang belum diuji kelayakannya,” tegas seorang petugas medis yang ikut serta di lapangan.
Tim gabungan juga mendirikan pos kesehatan darurat di dekat balai desa. Pos ini melayani pemeriksaan gratis, terutama untuk anak-anak dan lansia yang rentan terkena penyakit kulit akibat kontak dengan air kotor.
Baca Juga: Kota Batu Catat Kenaikan Harga Cabai Besar dan Keriting
Langkah Mitigasi Jangka Panjang
BPBD menegaskan bahwa kejadian ini menjadi peringatan penting tentang perubahan pola cuaca. Peningkatan curah hujan ekstrem menuntut kesiapsiagaan lebih baik di wilayah selatan Kabupaten Malang yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Pemerintah daerah berencana memperbaiki sistem drainase dan menambah tanggul di titik rawan untuk mengurangi risiko banjir serupa di masa depan.
“Koordinasi lintas sektor akan terus dilakukan, termasuk dengan pemerintah desa dan organisasi perangkat daerah lain. Mitigasi bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat,” kata Sadono. Ia mengajak warga menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan, karena penyumbatan aliran air menjadi faktor pemicu banjir.
Harapan Warga
Meski proses pembersihan masih berlangsung, semangat gotong royong terlihat jelas. Warga saling membantu menimba air, membersihkan rumah, dan menyiapkan makanan untuk relawan. “Kami bersyukur tidak ada korban jiwa. Sekarang fokus kami memulihkan sumur agar bisa digunakan kembali,” ujar Slamet, tokoh masyarakat Desa Kedungbanteng.
Dengan kolaborasi pemerintah, relawan, dan masyarakat, diharapkan seluruh 200-an sumur dapat kembali bersih sebelum tenggat Rabu, 24 September 2025. Keberhasilan ini bukan hanya memulihkan sumber air, tetapi juga mengembalikan rasa aman bagi ribuan jiwa yang bergantung pada air tanah untuk kebutuhan sehari-hari.
Komitmen Berkelanjutan
Penanganan pasca bencana tidak berhenti pada pembersihan. Pemkab Malang menyiapkan program pemantauan kualitas air selama beberapa minggu ke depan. Sampel air dari sumur-sumur yang sudah dibersihkan akan diuji secara berkala di laboratorium Dinas Kesehatan. Jika ditemukan bakteri atau kontaminan, tindakan lanjutan seperti klorinasi akan segera dilakukan.
Langkah-langkah terukur ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melindungi kesehatan publik dan memulihkan kehidupan warga setelah bencana. Dengan kerja sama semua pihak, Sumawe diharapkan kembali pulih, dan kejadian serupa bisa dicegah di masa mendatang.
Baca Juga: Satpol PP Kota Malang Tertibkan Pengamen di Perempatan Kaliurang















