infomalang.com/ – Parlemen Setujui RAPBN 2026 Prabowo setelah melalui pembahasan panjang antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat. Anggaran sebesar USD 231 miliar ini menandai arah baru kebijakan fiskal di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Dengan total pengeluaran yang meningkat 9% dari tahun sebelumnya, pemerintah berharap kebijakan ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peningkatan ini sekaligus menjadi sinyal ambisius dari pemerintahan baru untuk mempercepat agenda pembangunan nasional.
Parlemen Setujui RAPBN 2026 Prabowo dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,4% dan defisit fiskal 2,68% dari PDB. Angka ini masih dalam batas aman sesuai regulasi fiskal yang berlaku di Indonesia.
Fokus Pemerintah pada Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah menargetkan pendapatan negara mencapai Rp 3.153,6 triliun, naik sekitar 10% dibandingkan tahun 2025. Strategi yang digunakan adalah memperluas basis pajak, meningkatkan kepatuhan, dan menindak tegas penghindaran pajak.
Parlemen Setujui RAPBN 2026 Prabowo juga mencerminkan keberanian kabinet barunya untuk lebih agresif dalam pengelolaan fiskal. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa anggaran menjadi katalisator pertumbuhan sektor swasta.
Langkah ini dilakukan agar perekonomian Indonesia tidak hanya bertahan pada pertumbuhan 5% per tahun, tetapi bisa didorong hingga target ambisius 8% sesuai janji kampanye Prabowo.
Program Prioritas Pemerintah
Dalam RAPBN 2026, alokasi terbesar diberikan pada program makanan gratis dengan hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yakni Rp 335 triliun. Selain itu, sektor pertahanan juga mendapat kenaikan anggaran sekitar 30%.
Parlemen Setujui RAPBN 2026 Prabowo dengan tujuan menjaga daya beli masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan nasional. Pemerintah juga berkomitmen menciptakan lapangan kerja baru melalui proyek infrastruktur dan investasi sektor riil.
Kebijakan ini dipandang sebagai strategi ganda: menyejahterakan rakyat sekaligus memperkuat posisi Indonesia di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Baca Juga:Pemkot Malang Lirik Kecamatan Blimbing untuk Relokasi Tiga Sekolah
Perdebatan di Kalangan Ekonom
Meski disambut positif, sebagian ekonom menilai langkah ini mengandung risiko. Teuku Riefky, ekonom Universitas Indonesia, menilai pelebaran defisit masih aman selama di bawah 3%. Namun, ia mengkritisi alokasi pada program populis yang dianggap kurang produktif.
Parlemen Setujui RAPBN 2026 Prabowo dinilai berhasil memberikan dorongan besar bagi ekonomi, tetapi masih ada kekhawatiran tentang efektivitas distribusi anggaran. Program makanan gratis, misalnya, bisa meningkatkan konsumsi jangka pendek tetapi belum tentu memperbaiki penerimaan pajak.
Kritik ini penting sebagai bagian dari check and balance agar anggaran yang besar benar-benar digunakan secara produktif dan berkelanjutan.
Perubahan Gaya Kepemimpinan Fiskal
Penggantian Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa menandai pergeseran signifikan dalam gaya kepemimpinan fiskal. Jika Sri Mulyani dikenal konservatif, maka Purbaya lebih berani mengambil risiko untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Parlemen Setujui RAPBN 2026 Prabowo menjadi momentum awal bagi kabinet untuk membuktikan bahwa langkah berani ini akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Pemerintah juga menargetkan penerimaan tambahan Rp 220 triliun dari kenaikan pertumbuhan ekonomi satu poin persentase.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan utang baru sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Agenda Legislasi Bersamaan
Selain mengesahkan RAPBN 2026, parlemen juga menyetujui daftar prioritas legislasi untuk 2025 dan 2026. Beberapa di antaranya adalah RUU amnesti pajak, obligasi patriot, serta keuangan negara.
Parlemen Setujui RAPBN 2026 Prabowo menjadi tonggak penting dalam perjalanan legislatif, karena memberikan ruang fiskal untuk mendukung agenda undang-undang strategis. RUU-ruu tersebut diharapkan mendukung reformasi fiskal yang lebih menyeluruh.
Meski detail pembahasan belum dirilis, arah kebijakan yang diambil menegaskan keinginan pemerintah untuk memperkuat basis ekonomi nasional.
Dampak bagi Masyarakat dan Investor
Bagi masyarakat, kebijakan ini membawa harapan akan stabilitas harga, ketersediaan lapangan kerja, dan peningkatan daya beli. Program sosial yang diperbesar juga memberi sinyal positif bagi kelompok rentan.
Parlemen Setujui RAPBN 2026 Prabowo juga diharapkan memberikan kepercayaan lebih kepada investor asing. Dengan target pertumbuhan yang lebih tinggi, Indonesia bisa menjadi magnet baru investasi di Asia Tenggara.
Namun, tantangan tetap ada, terutama memastikan agar setiap rupiah digunakan tepat sasaran dan tidak terjebak dalam program populis semata.
Baca Juga:Harga Beras Tetap Melonjak di Tengah Panen Melimpah, Konsumen Indonesia Gelisah















