Ifomalang – Festival seni tradisi kembali mewarnai Kota Batu melalui gelaran Festival Jaranan Kota Batu 2025. Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Batu sebagai wujud nyata pelestarian kesenian Jaran Kepang—warisan budaya takbenda milik Jawa Timur. Dengan menghadirkan penampilan spektakuler dan kompetisi menarik, festival ini diharapkan menjadi sarana pengembangan kreativitas seniman lokal sekaligus daya tarik wisata budaya bagi masyarakat luas.
Dua Kategori Lomba Tampilkan Ciri Khas Berbeda
Pada penyelenggaraan tahun ketiga ini, panitia menghadirkan dua kategori lomba utama, yakni Jaran Dor dan Jaran Pegon. Kedua kategori ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memberikan pengalaman unik bagi penonton.
-
Kategori Jaran Pegon menitikberatkan pada kreasi pertunjukan yang dilengkapi narasi dan alur cerita. Para peserta menampilkan koreografi yang memadukan musik tradisional, tarian, dan cerita rakyat khas Jawa Timur. Pendekatan ini tidak hanya menonjolkan keindahan gerak, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai sejarah dan filosofi yang terkandung dalam kesenian Jaran Kepang.
-
Kategori Jaran Dor, di sisi lain, menekankan kekuatan fisik dan daya pikat penampilan. Atraksi energik dan dinamis menjadi daya tarik utama kategori ini, membuat penonton terpukau oleh semangat dan stamina para penari. Pesertanya pun beragam, mulai dari anak muda hingga seniman senior, menandakan bahwa tradisi ini tetap digemari lintas generasi.
Kehadiran dua kategori tersebut membuktikan bahwa Festival Jaranan Kota Batu 2025 tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga membuka ruang inovasi bagi seniman untuk bereksperimen dalam batas tradisi.
Hadiah dan Dukungan Seniman Lokal
Untuk meningkatkan semangat para peserta, panitia menyediakan hadiah menarik. Pada kategori Jaran Pegon, juara 1, 2, dan 3 masing-masing berhak atas piala, piagam, serta uang pembinaan sebesar Rp2 juta, Rp1,5 juta, dan Rp1 juta. Sementara itu, kategori Jaran Dor memilih lima penyaji terbaik yang masing-masing menerima penghargaan dan uang pembinaan.
Selain kompetisi, festival ini turut menampilkan pertunjukan dari kelompok seni Ginaris dan kelompok seni Bopong asal Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Kehadiran mereka menambah kemeriahan acara sekaligus memperkuat jejaring seni budaya di wilayah Malang Raya.
Dewan Juri dari Kalangan Budayawan
Untuk menjaga kualitas penilaian, Dinas Pariwisata menghadirkan dewan juri yang berpengalaman di bidang seni tradisi. Mereka adalah Sugeng Widodo, seniman dari Surabaya; Aprillia Nur Cahyani dari Dewan Kesenian Kabupaten Kediri; dan Hermanto, penggiat seni macapat asal Kota Batu. Ketiganya memiliki rekam jejak panjang dalam dunia kesenian sehingga mampu memberikan penilaian objektif serta masukan konstruktif kepada peserta.
Upaya Pelestarian Warisan Budaya
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Sintiche, menegaskan bahwa festival ini diharapkan mendapat dukungan berkelanjutan agar dapat digelar setiap tahun. “Dengan begitu, kesenian tradisi ini tetap hidup dan menjadi identitas budaya Kota Batu,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Batu, Sunarto, menyatakan bahwa Festival Jaran Kepang merupakan bentuk peran aktif pemerintah daerah dan komunitas seni dalam melestarikan warisan budaya takbenda. “Tahun ini bahkan jangkauannya kami perluas sampai Malang Raya agar semakin banyak sanggar dan kelompok Jaran Kepang yang berpartisipasi,” jelasnya.
Menurut Sunarto, Jaran Kepang telah diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh Kementerian Kebudayaan. Pelestariannya tidak cukup hanya dengan pertunjukan rutin, tetapi juga melalui kompetisi yang dapat meningkatkan kapasitas para penari. Dengan adanya ajang seperti ini, seniman lokal diharapkan mampu berkolaborasi dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Baca Juga: Dahsyat Puting Beliung Terjang Urek-Urek Gondanglegi, Empat Rumah Warga Rusak Berat
Duta Seni dan Pariwisata Budaya
Selain menjadi ajang kompetisi, festival ini juga menjadi sarana pembinaan bagi seniman untuk tampil di tingkat daerah maupun nasional. Dinas Pariwisata mencatat ada sekitar 50–60 kelompok Jaran Kepang di bawah binaan langsung, serta hampir 600 kelompok kesenian tradisional lintas genre di Kota Batu. Melalui festival ini, para seniman dipersiapkan menjadi duta seni yang dapat mewakili Kota Batu dalam berbagai acara, sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya.
Dengan potensi besar tersebut, Kota Batu kian menegaskan diri sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan seni budaya. Festival Jaranan 2025 menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pengembangan pariwisata.
Agenda Budaya Kota Batu yang Semakin Beragam
Festival Jaranan bukan satu-satunya agenda budaya di Kota Batu. Pemerintah daerah juga secara rutin menggelar Batu Dance Festival, Batu Culture Festival (Pekan Budaya), dan sejumlah karnaval budaya lainnya. Rangkaian kegiatan ini memperkuat citra Kota Batu sebagai pusat kesenian tradisional di Jawa Timur sekaligus memperluas peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat.
Menurut Sunarto, potensi seni budaya di Kota Batu sangat besar dan perlu terus difasilitasi agar tidak dipandang sebelah mata. Dukungan pemerintah, masyarakat, dan pelaku seni menjadi kunci keberlangsungan kegiatan semacam ini.
Daya Tarik Wisata Budaya yang Berkelanjutan
Keberhasilan Festival Jaranan Kota Batu 2025 menunjukkan bahwa seni tradisi dapat menjadi magnet wisata yang berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan masyarakat lokal menciptakan ekosistem yang sehat bagi pelestarian budaya. Wisatawan yang hadir tidak hanya menikmati pertunjukan, tetapi juga ikut mengenal dan menghargai warisan budaya Jawa Timur.
Dengan konsep yang matang, hadiah yang menarik, serta dukungan penuh dari berbagai pihak, Festival Jaranan Kota Batu 2025 layak menjadi agenda tahunan yang dinantikan. Acara ini tidak hanya memelihara seni tradisi, tetapi juga menghidupkan perekonomian lokal melalui kunjungan wisatawan dan keterlibatan pelaku usaha di sekitar lokasi acara.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Tegaskan Masyarakat Harus Waspada Hoaks Terkait BBM dan Layanan Publik
Festival Jaranan Kota Batu 2025 adalah bukti komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan warisan budaya takbenda sekaligus memperkuat identitas Kota Batu sebagai kota wisata budaya. Melalui dua kategori kompetisi yang unik, keterlibatan seniman lintas generasi, dan dukungan penuh dari Dinas Pariwisata, acara ini menghadirkan pengalaman tak terlupakan bagi penonton dan peserta.
Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, Festival Jaranan Kota Batu 2025 diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus menjaga dan mengembangkan seni tradisi, sehingga warisan budaya bangsa tetap hidup dan relevan di masa depan.















