Kota Malang catat skor Indeks Masyarakat Digital Indonesia tertinggi nasional tahun 2025 dengan nilai 62,67. Capaian ini menjadikan Kota Malang sebagai daerah dengan tingkat kemajuan digital paling pesat di Indonesia, sekaligus menegaskan keberhasilan pemerintah daerah dalam mendorong literasi, inklusi, dan pemanfaatan teknologi digital di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Skor IMDI Kota Malang mencapai 62,67 poin, lebih tinggi dibanding Jakarta Barat (61,58), Jakarta Selatan (59,93), maupun Jakarta Timur (59,23).
Capaian ini diumumkan pada acara Peresmian Garuda Spark Innovation Hub dan Peluncuran Hasil IMDI Tahun 2025 di Jakarta, Kamis (2/10/2025). IMDI sendiri merupakan instrumen pengukuran tingkat kematangan digital masyarakat, yang merujuk pada framework G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Digital Literacy. Indeks ini menilai sejauh mana masyarakat memanfaatkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Penilaian IMDI dilakukan berdasarkan empat pilar utama. Pertama, infrastruktur dan ekosistem, yang menilai keterjangkauan, kualitas, dan pemerataan akses internet serta ekosistem inovasi. Kedua, literasi digital, yang mengukur keterampilan komunikasi, berpikir kritis, literasi data, hingga keamanan digital, sekaligus memperhatikan kesenjangan gender dan pendidikan.
Ketiga, pilar pemberdayaan, yang berfokus pada pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup, termasuk peran masyarakat dalam e-commerce, keuangan digital, media sosial, dan e-learning. Keempat, pilar pekerjaan, yang menilai kesiapan tenaga kerja dalam menggunakan keterampilan digital, baik untuk kebutuhan saat ini maupun masa depan.
Dalam konteks Kota Malang, hasil capaian IMDI mencerminkan kinerja positif di hampir semua aspek. Skor pilar infrastruktur dan ekosistem mencapai 79,61, literasi digital 63,69, pemberdayaan 57,75, serta pekerjaan digital 46,55. Angka tersebut memperlihatkan bahwa Malang memiliki ekosistem digital yang tangguh sekaligus masyarakat yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, menegaskan bahwa capaian sebagai kota dengan skor IMDI tertinggi nasional bukan hanya hasil kerja pemerintah, melainkan buah kolaborasi semua pihak. Menurutnya, sinergi antara masyarakat, akademisi, media, komunitas, serta pelaku industri kreatif digital bersama Pemkot Malang menjadi kunci utama.
“Sejak awal, skor IMDI Kota Malang selalu meningkat. Hasil ini adalah wujud dari kolaborasi hexahelix dalam membangun ekosistem digital yang kuat,” ujar Wahyu dalam sambutannya.
Ia mencontohkan sejumlah inisiatif daerah yang menopang pencapaian tersebut. Di antaranya, pengembangan Malang Creative Center, perluasan layanan CCTV terintegrasi, serta aplikasi pelayanan publik seperti PDKT SAM dan MalangMbois.
Baca Juga: 10 Sekolah di Malang Dapat Anggaran Perbaikan Gedung Rp 2,4 Miliar
Kehadiran inovasi ini tidak hanya mempermudah masyarakat mengakses layanan, tetapi juga meningkatkan transparansi dan akurasi program pemerintah, mulai dari beasiswa, bantuan sosial, hingga penanganan rumah tidak layak huni.
Selain pembangunan infrastruktur, Pemkot Malang juga fokus pada literasi digital dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Berbagai pelatihan rutin digelar, mulai dari keuangan digital inklusif, klinik UMKM, hingga edukasi etika bermedia sosial. Program ini diarahkan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat agar mampu bersaing di era digital.
“Ekosistem digital Malang dibangun tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan teknologi, tapi juga untuk mengoptimalkan potensi lokal berbasis digital,” tambah Wahyu.
Pendekatan ini selaras dengan kebutuhan masyarakat modern, di mana ekonomi kreatif, e-commerce, dan sektor jasa berbasis teknologi semakin menjadi tulang punggung perekonomian daerah.
Menteri Komdigi, Meutya Hafid, turut memberikan apresiasi atas capaian Kota Malang. Ia menyebut bahwa skor IMDI dapat menjadi tolok ukur kemandirian digital suatu daerah.
“Digitalisasi sudah berjalan baik di sektor e-commerce, jasa, dan keuangan. Namun, sektor layanan publik digital dan pembelajaran masih menjadi pekerjaan rumah bersama,” ujarnya.
Meutya juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar ekosistem digital inklusif benar-benar terwujud. Menurutnya, sektor swasta bergerak lebih cepat dalam mengadopsi digitalisasi, sehingga pemerintah perlu meningkatkan kecepatan transformasi di bidang layanan publik.
Secara nasional, skor IMDI 2025 mencapai 44,53 poin, meningkat 1,19 poin dari tahun sebelumnya (43,34). Peningkatan ini menggambarkan adanya kemajuan signifikan dalam transformasi digital Indonesia. Namun demikian, kesenjangan antarwilayah masih menjadi tantangan yang harus diatasi.
Khusus Kota Malang, pencapaian tahun ini mengalami lonjakan hingga 10,03 poin atau 19,05 persen dibanding 2024. Kenaikan ini menjadi bukti bahwa strategi pembangunan digital di Malang berjalan pada jalur yang tepat.
Wali Kota Wahyu Hidayat menilai pengukuran IMDI yang dilakukan secara independen oleh Komdigi sangat penting sebagai cermin daerah. Dengan adanya indeks ini, pemerintah daerah dapat memetakan isu, menyerap aspirasi, dan menentukan arah kebijakan transformasi digital ke depan.
“Capaian pada empat pilar IMDI menggambarkan bahwa Kota Malang mampu menguasai keterampilan digital, memanfaatkan teknologi, serta mengoptimalkan potensi daerah,” tegas Wahyu.
Ke depan, Pemkot Malang berkomitmen memperluas cakupan program digital, memperkuat literasi masyarakat, serta mengintegrasikan layanan publik berbasis teknologi agar manfaat transformasi digital dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Kota Malang Masuk Tiga Besar Nasional Anugerah Indeks Masyarakat Digital 2025















