Breaking

Pemkot Malang Prioritaskan 94 Titik Drainase sebagai Solusi Jangka Panjang Banjir

MALANG – Berkurangnya kawasan rawan banjir menandakan bahwa masterplan drainase berjalan sesuai harapan. Itulah mengapa Pemerintah Kota (Pemkot) Malang giat dalam membangun drainase.

Melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang mencatat 94 titik drainase dalam kurun tiga tahun dari tahun 2023 hingga tahun 2025.

Yocky Agus Firmanda, Analis Sumber Daya Air Bidang Bina Marga DPUPRPKP Kota Malang, mengatakan bahwa pada tahun 2023 pihaknya mengerjakan sekitar 35 titik drainase dan pada tahun 2024 menuntaskan 34 titik. Tahun ini diproyeksikan 25 titik drainase kembali diselesaikan dengan lokasi yang tersebar di lima kecamatan.

“Dalam kurun tiga tahun, kami mencatat ada 94 titik drainase yang dikerjakan. Pada 2023 sekitar 35 titik sudah ditangani, kemudian 34 titik pada 2024, dan tahun ini diproyeksikan 25 titik drainase kembali diselesaikan di lima kecamatan,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Rendra Masdrajad Safaat menyambut baik langkah DPUPRPKP Kota Malang dalam melakukan pembangunan di Jalan Soekarno-Hatta yang dimulai sejak bulan April lalu.

Menurutnya, jika pengerjaan drainase di Suhat tersebut telah selesai dilakukan, maka fungsi jaringan drainase di sekitar lokasi akan menjadi optimal. Selain itu, keberadaan drainase baru diharapkan dapat meminimalisir genangan air yang kerap terjadi saat hujan deras.

Baca Juga: Drainase Pasar Madyopuro Tak Berfungsi Meski Baru Dibangun

“Saya mengapresiasi langkah DPUPRPKP Kota Malang yang telah memulai pembangunan drainase di Jalan Soekarno-Hatta sejak April lalu. Setelah pengerjaan selesai, fungsi jaringan drainase di kawasan tersebut akan lebih optimal dan mampu mengurangi genangan air saat hujan deras,” ucapnya.

Dilansir dari Radar Malang pada Minggu (5/10/2025), anggaran pembangunan drainase hanya sebesar Rp 30 miliar. Anggarannya bukan berasal dari APBD Kota Malang, melainkan dari APBD Provinsi Jawa Timur (Jatim). Besaran anggaran ini  jauh berkurang dibandingkan dengan tahun 2024 sebesar Rp 59 miliar.

Meskipun begitu, pengerjaan yang dimulai dari sisi selatan, tepatnya kampus Politeknik Negeri Malang (Polinema) ini diperkirakan akan rampung pada bulan Desember 2025. Sehingga genangan air dapat diminimalisir pada bulan Januari 2026.

Oleh karena itu, Rendra mendorong agar Pemkot Malang segera menyelesaikan proyek ini secara optimal. Ia menegaskan bahwa percepatan penyelesaian pembangunan akan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar.

“Saya mendorong agar Pemkot Malang dapat menyelesaikan proyek ini secara optimal. Hal ini dikarenakan percepatan pembangunan akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkasnya. 

Baca Juga: Pembangunan Drainase di Jalan Renang Timbulkan Kemacetan, DPRD Minta Prioritaskan Titik Tikungan