Breaking

Malabar Jadi Titik Parkir, Pemkot Malang Susun Rencana Atasi Kepadatan Pasar Oro-Oro Dowo

InfoMalangKebutuhan ruang parkir di kawasan Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang, semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah pengunjung dan aktivitas perdagangan di sekitar pasar. Pemerintah Kota Malang kini menyiapkan rencana baru untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan dengan menjadikan kawasan Hutan Malabar Jadi Titik Parkir terintegrasi.

Langkah ini diambil sebagai jawaban atas keluhan masyarakat mengenai parkir liar yang sering meluber ke badan jalan. Situasi tersebut kerap menimbulkan kemacetan, terutama di jam-jam sibuk ketika transaksi jual beli sedang ramai.

Kajian Bersama Dishub dan Diskopindag

Pemkot Malang melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) menggandeng Dinas Perhubungan (Dishub) untuk melakukan kajian mendalam. Rencana yang dibahas mencakup penambahan dua satuan ruang parkir (SRP) di area Malabar dan belakang Pasar Oro-Oro Dowo.

Menurut Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, hasil kajian menunjukkan bahwa kapasitas parkir baru dapat menampung sekitar 500–1000 kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Angka ini diharapkan mampu mengurangi beban parkir di titik jalan utama yang kini sering dipenuhi kendaraan.

Baca Juga:Tragis, PKL Kota Batu Ditemukan Tewas Gantung Diri Usai Gagal Jadi Ojol

Potensi Bentuk Parkir Vertikal

Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah pembangunan area parkir vertikal. Konsep ini dianggap lebih efisien karena mampu menampung kendaraan dalam jumlah besar meski lahan yang tersedia terbatas.

Parkir vertikal juga dinilai sesuai dengan kebutuhan kawasan perkotaan yang padat, di mana setiap jengkal lahan harus dimanfaatkan secara optimal. Meski begitu, Pemkot Malang masih menimbang kebutuhan anggaran yang cukup besar untuk membangun fasilitas semacam ini. Malabar Jadi Titik Parkir pun masuk dalam rencana pengembangan yang bisa diintegrasikan dengan model vertikal.

Realisasi Masih Menunggu Anggaran

Eko Sri Yuliadi menegaskan bahwa meskipun kajian sedang berjalan, realisasi fisik penambahan SRP belum bisa dilakukan pada tahun ini. Pertimbangan utama adalah ketersediaan anggaran daerah yang terbatas.

Ia menyebutkan, rencana pembangunan area parkir baru kemungkinan besar bisa direalisasikan pada tahun depan. Dengan begitu, masyarakat diminta bersabar sembari menunggu kesiapan penuh dari pemerintah kota. Jika Malabar Jadi Titik Parkir terealisasi, fasilitasnya akan menjadi bagian penting dari penataan kota.

Penataan Parkir di Sekitar Pasar

Sementara menunggu pembangunan titik parkir baru, Dishub Kota Malang terus melakukan pengaturan agar parkir tidak semakin semrawut. Kepala Dishub R. Widjaja Saleh Putra menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan jalur parkir sementara di Jalan Guntur, Jalan Muria, serta Jalan Malabar sisi utara.

Pengaturan ini diharapkan dapat mengurangi kendaraan yang berhenti sembarangan di depan Pasar Oro-Oro Dowo. Selain itu, Dishub juga menyiapkan drop zone khusus agar kendaraan hanya berhenti sebentar ketika mengantar atau menjemput penumpang. Rencana Malabar Jadi Titik Parkir pun menjadi harapan besar untuk mengatasi masalah ini.

Malabar Jadi Titik Parkir Strategis

Kawasan Hutan Malabar dipilih bukan tanpa alasan. Lokasi ini dinilai strategis karena letaknya tidak jauh dari pusat aktivitas pasar. Dengan pemanfaatan area ini, diharapkan kendaraan dapat diarahkan ke titik parkir resmi tanpa harus memenuhi badan jalan.

Selain itu, area Malabar memiliki lahan yang relatif lebih luas dibandingkan ruas jalan di sekitar pasar. Hal ini memberikan peluang besar untuk mengembangkan fasilitas parkir terintegrasi dengan sistem keamanan yang lebih baik. Tidak heran jika wacana Malabar Jadi Titik Parkir dianggap solusi jangka panjang oleh pemerintah.

Dampak Positif bagi Lalu Lintas

Apabila rencana Malabar Jadi Titik Parkir berhasil direalisasikan, beban lalu lintas di kawasan Oro-Oro Dowo diyakini akan jauh lebih ringan. Jalanan yang sebelumnya macet akibat parkir liar bisa lebih lancar, sehingga mobilitas warga semakin nyaman.

Selain itu, pedagang dan pembeli juga akan merasa lebih aman karena tidak lagi khawatir kendaraan mereka diparkir di lokasi rawan pelanggaran. Efek domino lain adalah meningkatnya daya tarik pasar sebagai pusat belanja tradisional yang tertata dengan baik. Dengan Malabar Jadi Titik Parkir, kawasan sekitar pasar berpeluang jadi lebih tertib.

Dukungan Pedagang dan Pengunjung

Sejumlah pedagang di Pasar Oro-Oro Dowo menyambut positif rencana ini. Mereka menilai keberadaan area parkir resmi akan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan membuat pasar lebih ramai. Malabar Jadi Titik Parkir dianggap mampu menjawab keresahan pedagang selama ini.

Bagi pengunjung, ketersediaan parkir yang rapi akan mengurangi rasa khawatir saat berbelanja. Tidak sedikit dari mereka yang selama ini merasa kesulitan mencari tempat parkir aman di sekitar pasar. Dengan Malabar Jadi Titik Parkir, kenyamanan belanja akan semakin meningkat.

Integrasi dengan Smart City

Rencana menjadikan Malabar Jadi Titik Parkir juga membuka peluang integrasi dengan sistem smart city yang sedang dikembangkan di Kota Malang. Pemerintah dapat memanfaatkan teknologi parkir digital untuk mempermudah pengelolaan, mulai dari pemantauan kapasitas hingga pembayaran non-tunai.

Dengan demikian, selain menata parkir, Pemkot Malang juga bisa memberikan pengalaman modern bagi masyarakat dalam menggunakan fasilitas publik. Malabar Jadi Titik Parkir pun dapat dijadikan proyek percontohan parkir pintar di kawasan perkotaan.

Harapan Realisasi Tahun Depan

Meski masih menunggu kepastian anggaran, masyarakat Kota Malang menaruh harapan besar agar rencana ini benar-benar terealisasi. Penataan parkir yang lebih tertib diyakini dapat membawa dampak positif, tidak hanya bagi pasar, tetapi juga bagi wajah Kota Malang secara keseluruhan.

Bila rencana ini terealisasi, kawasan Pasar Oro-Oro Dowo bisa menjadi contoh penataan pasar rakyat yang terintegrasi dengan solusi transportasi perkotaan modern. Malabar Jadi Titik Parkir pun akan menjadi simbol kolaborasi antara kebutuhan masyarakat dan inovasi pemerintah daerah.

Baca  Juga:2,6 Ton Jagung SPHP Disalurkan ke Peternak Ayam Petelur di Kota Malang untuk Tekan Biaya Pakan