Breaking

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia, Fokus Utama Kebijakan Ekonomi di Kuartal Akhir Tahun

Perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa di tengah guncangan ketidakpastian global.

Setelah mencatat pertumbuhan yang solid di kuartal III 2025 sebesar 5,04 persen, Pemerintah Indonesia kini tengah memfokuskan seluruh sumber daya dan kebijakan untuk mengamankan momentum pertumbuhan ini, terutama menjelang penutupan tahun.

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia di kuartal IV difokuskan pada tiga pilar utama: menjaga daya beli masyarakat, mengawal investasi, dan memperkuat koordinasi fiskal-moneter.

1. Menjaga Daya Beli: Tumpuan Utama Pertumbuhan

Konsumsi rumah tangga selalu menjadi motor utama perekonomian nasional, menyumbang lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB).

Untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai target optimis sebesar 5,2 persen di akhir tahun, Langkah Strategis Pemerintah Indonesia difokuskan pada menjaga dan mendorong daya beli masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa optimisme ini didukung oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang bertahan di level tinggi, yakni 115.

Untuk menerjemahkan keyakinan ini menjadi belanja riil, pemerintah telah menyiapkan serangkaian program stimulus dan bantuan sosial yang intensif.

Program tersebut mencakup perpanjangan bantuan pangan, perluasan insentif pajak penghasilan (PPh 21), hingga program padat karya tunai yang bertujuan mendistribusikan pendapatan langsung ke masyarakat bawah.

Selain itu, inisiatif diskon besar-besaran di akhir tahun menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga disiapkan untuk memacu konsumsi.

2. Mengamankan Investasi dan Hilirisasi

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia berikutnya adalah memastikan arus investasi tetap deras, baik dari dalam maupun luar negeri. Investasi menjadi kunci untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing ekonomi jangka panjang.

Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, mencatat adanya penambahan jutaan pelaku usaha baru, yang tercermin dari kenaikan total Nomor Induk Berusaha (NIB) menjadi 14 juta. Angka ini adalah indikator positif dari geliat usaha di tingkat domestik.

Baca Juga:Pemkot Malang Ajak Wujudkan Generasi Hebat dengan Bebas Stunting

Pemerintah juga terus mempercepat program hilirisasi industri, terutama di sektor mineral dan batubara. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor, tetapi juga menarik investasi berskala besar untuk membangun pabrik pengolahan di dalam negeri.

Deregulasi perizinan dan penyederhanaan birokrasi terus diupayakan sebagai Langkah Strategis Pemerintah Indonesia untuk memberikan kepastian hukum bagi investor.

3. Sinergi Fiskal dan Moneter: Memastikan Stabilitas

Tantangan global, terutama ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi harga komoditas, membutuhkan respons kebijakan yang terkoordinasi.

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia yang paling vital adalah sinergi erat antara kebijakan fiskal (APBN) yang dikelola Kementerian Keuangan dan kebijakan moneter yang dijalankan Bank Indonesia (BI).

APBN berperan sebagai shock absorber, menyerap dampak guncangan global sekaligus menjaga daya beli. Menteri Keuangan menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang solid mencerminkan efektivitas pengelolaan APBN.

Di sisi lain, BI terus berfokus pada stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menjaga inflasi tetap dalam batas sasaran.

Gubernur BI telah mempertahankan BI-Rate pada level yang konsisten untuk mengendalikan inflasi impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia dalam bauran kebijakan ini adalah upaya pertahanan ganda.

4. Fokus Utama pada Sektor Prioritas

Untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas, Langkah Strategis Pemerintah Indonesia juga menyasar sektor-sektor prioritas.

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus diperluas untuk memperkuat ekonomi kerakyatan dan mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Selain itu, terdapat fokus khusus pada sektor perumahan, pariwisata, dan pembiayaan inklusif serta hijau. Langkah Strategis Pemerintah Indonesia ini bukan hanya tentang angka pertumbuhan, tetapi juga tentang pemerataan.

Konsumsi yang didorong oleh peningkatan mobilitas penduduk, pariwisata domestik, serta sektor restoran dan hotel, menjadi penopang kuat di kuartal akhir.

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia termasuk memacu sektor yang memiliki multiplier effect besar terhadap penciptaan lapangan kerja, yang terbukti telah menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi 4,85 persen.

Dengan optimisme yang didukung oleh data pertumbuhan yang tangguh dan koordinasi kebijakan yang kuat, Langkah Strategis Pemerintah Indonesia di kuartal akhir tahun ini diarahkan untuk mengakhiri tahun 2025 dengan pencapaian yang positif, menetapkan fondasi kuat bagi pertumbuhan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya.

Ini adalah bukti bahwa Langkah Strategis Pemerintah Indonesia berjalan efektif, dan stabilitas makroekonomi tetap terjaga, memberikan harapan cerah bagi masyarakat.

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia di kuartal akhir adalah kunci. Langkah Strategis Pemerintah Indonesia menunjukkan ketangguhan ekonomi.

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia berhasil menjaga daya beli. Langkah Strategis Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan 5,2 persen. Langkah Strategis Pemerintah Indonesia adalah respons terhadap global.

Baca Juga:Pemkot Malang Raih Penghargaan Anugerah Program Ekonomi Terpuji