Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengumumkan penerapan status tanggap darurat bencana kekeringan di wilayahnya yang akan berlangsung hingga 31 Oktober 2024. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kondisi kekeringan yang mengakibatkan kurangnya pasokan air bersih bagi masyarakat.
Kriteria Penetapan Status Darurat
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menjelaskan bahwa status tanggap darurat ini ditetapkan sejak 1 September 2024. “Penerapan status ini berdasarkan pada kecukupan air di sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan warga,” ungkapnya.
Sadono menambahkan bahwa jika sumber mata air tidak mencukupi kebutuhan masyarakat, status kekeringan dapat dikategorikan sebagai kering kritis. “Selama masyarakat masih membutuhkan air bersih dan sumber mata air terdekat belum mampu memenuhi, maka statusnya masih dalam keadaan darurat,” jelasnya.
Baca Juga : DLH Kota Malang Berbenah Atasi Masalah Sampah di Jalan Muharto
Distribusi Air Bersih kepada Masyarakat
Hingga tanggal 6 Oktober 2024, BPBD Kabupaten Malang telah mendistribusikan air bersih mencapai total 1.003.000 liter ke delapan desa di tiga kecamatan. Penyaluran air bersih ini dilakukan untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan kebutuhan dasar di tengah situasi kekeringan.
Di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, BPBD mencatat distribusi air bersih yang cukup signifikan. “Desa Sumberagung menerima 303.000 liter, diikuti Desa Sitiarjo dengan 90.000 liter, dan Desa Ringinsari dengan 75.000 liter,” tambah Sadono.
Kerja Sama dengan Jajaran Terkait
BPBD Kabupaten Malang bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perangkat desa dan Sub-Divisi Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Brantas 1/Bendungan Sengguruh, dalam upaya penyaluran air bersih. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat distribusi dan menjangkau lebih banyak warga yang terdampak kekeringan.
Sadono menekankan pentingnya sinergi antara BPBD dan pihak terkait lainnya untuk mengatasi krisis air bersih ini. “Dengan adanya dukungan dari semua elemen, diharapkan distribusi air bersih dapat lebih efektif dan tepat sasaran,” tutupnya.
Baca Juga : Mengatasi Permasalahan Sampah, Kabupaten Malang Butuh Lebih Banyak TPA















