Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat inflasi bulan November 2024 sebesar 0,24 persen secara month to month (mtm). Angka ini setara dengan rata-rata Jawa Timur, namun lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 0,30 persen.
Kenaikan Inflasi Bulanan Kota Malang
Inflasi mtm di Kota Malang pada November 2024 menunjukkan peningkatan dibandingkan Oktober 2024 yang mengalami deflasi sebesar 0,20 persen. Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, menjelaskan bahwa inflasi ini dipengaruhi oleh 11 kelompok pengeluaran, dengan 8 kelompok mencatat inflasi dan 3 kelompok mengalami deflasi. “Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang andil inflasi tertinggi, yaitu sebesar 0,17 persen,” ujar Umar, Senin (2/12/2024).
Secara year on year (yoy), inflasi Kota Malang pada November 2024 tercatat sebesar 1,22 persen, sementara year to date (ytd) mencapai 0,89 persen. Pergerakan inflasi ini menggambarkan pengaruh kenaikan harga sejumlah komoditas penting di pasar lokal.
Baca juga:
3 Desember 2024 Hari Apa Sih? Yuk Simak!
Penyumbang Inflasi dan Deflasi Bulanan
Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi bulanan mencakup bawang merah, tomat, emas perhiasan, dan daging ayam ras. Menurut Umar, kenaikan harga tomat cukup signifikan setelah lima bulan terakhir mengalami deflasi. “Harga tomat naik 44,9 persen pada November dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Sementara bawang merah mengalami inflasi 10,93 persen dengan andil 0,02 persen,” jelasnya.
Sebaliknya, sejumlah komoditas mencatatkan penurunan harga sehingga berkontribusi pada deflasi. Komoditas tersebut meliputi beras, cabai rawit, cabai merah, kentang, dan telur ayam ras. “Beras dan cabai memiliki pasokan yang mencukupi, sehingga harga keduanya mengalami penurunan,” tambah Umar.
Faktor Pasokan dan Harga Komoditas
Kondisi inflasi pada November dipengaruhi oleh fluktuasi pasokan bahan pangan. Berkurangnya panen bawang merah dan tomat mengakibatkan penurunan pasokan dan kenaikan harga di pasar. Sementara itu, stabilitas pasokan beras dan cabai membantu menjaga harga komoditas tersebut tetap rendah. “Pasokan yang memadai menjadi kunci untuk menjaga kestabilan harga di pasar,” ujar Umar.
Baca juga:
Pemkot Malang Tunggu Petunjuk Teknis Kenaikan UMK 6,5 Persen Tahun 2025















