Breaking

Inflasi Kota Malang November 2024 Terkendali di Angka 1,22%

Kota Malang mencatat inflasi year on year (yoy) sebesar 1,22% pada November 2024, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,94%. Inflasi ini terutama disumbangkan oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan andil inflasi sebesar 0,45%.

Penyebab Utama Inflasi di Kota Malang

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, menjelaskan beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar. “Emas perhiasan, bawang merah, daging ayam ras, dan minyak goreng menjadi komoditas utama penyebab inflasi,” ujarnya, Senin (2/12/2024). Selain itu, kenaikan harga tomat yang melonjak hingga 44,9% turut berkontribusi dengan andil inflasi 0,03%.

Namun, beberapa komoditas mencatat deflasi, seperti cabai merah yang turun harga sebesar 8,40% dan telur ayam ras yang mengalami penurunan 0,29%. Inflasi bulan ke bulan (m-t-m) pada November tercatat sebesar 0,24%, sementara inflasi year to date hingga November sebesar 0,89%.

Faktor Musiman dan Geopolitik Global

Menurut ekonom Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, faktor cuaca dan geopolitik global turut memengaruhi inflasi di Malang. “Musim penghujan mengurangi produktivitas tanaman hortikultura seperti bawang merah dan tomat,” jelasnya. Selain itu, pergerakan harga emas dipengaruhi oleh kondisi geopolitik global, sedangkan kenaikan harga daging ayam ras dipicu oleh naiknya harga pakan akibat pasokan jagung yang terbatas.

Kendati inflasi November terkendali, Joko mengingatkan potensi kenaikan inflasi pada Desember. “Permintaan tinggi menjelang Natal dan Tahun Baru bisa memicu lonjakan harga komoditas pangan, minyak goreng, dan tiket pesawat,” tambahnya.

Baca Juga : Lonjakan Harga Bawang Merah Dorong Inflasi di Kota Malang

Prediksi Inflasi Akhir Tahun 2024

Secara kumulatif, inflasi Kota Malang hingga November berada di angka 0,89%, yang menunjukkan kestabilan harga. Namun, lonjakan harga menjelang akhir tahun perlu diantisipasi. “Kebutuhan saat Nataru dan pergerakan harga di sektor transportasi berpotensi mendorong inflasi hingga akhir tahun,” ujar Umar. Dengan kerja keras pemerintah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), inflasi diharapkan tetap terkendali di bawah 1,5%.

Baca Juga :  Tiket Kereta Api Libur Nataru dari Malang Ludes Terjual