Breaking

ABET 2025 Culture Camp Jadi Jembatan Persahabatan Budaya Indonesia dan Malaysia

MALANG – Nuansa persahabatan dan semangat kolaborasi dua negara serumpun terasa begitu kental di lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM). Pada Selasa pagi (12/8), sebuah langkah besar dalam diplomasi budaya resmi dimulai dengan dibukanya program Art for Basic Education Teachers (ABET) 2025. Acara ini bukan sekadar agenda akademis biasa, melainkan sebuah culture camp yang dirancang untuk menjadi jembatan kokoh yang menghubungkan kreativitas, tradisi, dan persahabatan antara Indonesia dan Malaysia.

Bertempat di Gedung A21 Sekolah Pascasarjana UM, acara pembukaan ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan dosen dari dua universitas ternama Malaysia, yakni Universiti Tun Abdul Razak (UNIRAZAK) dan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI). Selama tujuh hari ke depan, mereka tidak hanya akan menjadi tamu, tetapi juga bagian dari keluarga besar UM yang akan bersama-sama menyelami kekayaan seni dan budaya Nusantara. Program ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan adalah medium paling efektif untuk merajut pemahaman dan mempererat tali persaudaraan antar-bangsa.

Sebuah Visi Menuju Panggung Dunia

Di balik kemeriahan acara, ABET 2025 mengusung sebuah visi strategis yang besar. Menurut Ketua Pelaksana, Dr. Radeni Sukma Indra Dewi, S.S., M.Pd., program ini merupakan salah satu pilar penting dalam upaya UM untuk terus melaju menuju status world-class university. Ia menjelaskan bahwa status universitas kelas dunia tidak hanya diukur dari prestasi akademis, tetapi juga dari kemampuannya membangun jejaring global dan berkontribusi dalam dialog kebudayaan internasional.

“Kami ingin meningkatkan kompetensi, membangun jejaring, dan berkolaborasi dalam budaya internasional melalui program ini,” ujar Dr. Radeni dalam sambutannya. Ia menambahkan, ABET 2025 dirancang secara komprehensif untuk memberikan pengalaman mendalam bagi 15 mahasiswa dari UNIRAZAK dan 5 mahasiswa dari UPSI. “Kesempatan ini menjadi wadah belajar seni dan budaya Indonesia bagi mahasiswa internasional,” tambahnya.

Selama sepekan, para peserta akan diajak mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari kunjungan budaya ke sanggar-sanggar seni dan situs bersejarah di Malang, sesi riset kolaboratif bersama mahasiswa UM, hingga puncaknya adalah pertunjukan seni bersama. Setiap agenda dirancang untuk memicu dialog, menginspirasi kreativitas, dan menumbuhkan rasa saling menghargai.

Harmoni Suara dari Dua Negara

Semangat optimisme terpancar kuat dari para pimpinan yang hadir. Direktur Sekolah Pascasarjana UM, Prof. Dr. Adi Atmoko, M.Si., M.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa partisipasi aktif setiap peserta akan menjadi kunci keberhasilan program ini. Ia memandang para mahasiswa yang hadir bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai agen perubahan masa depan.

Baca Juga:Pesta Rakyat Malang Raya: Kolaborasi Budaya, Hiburan, dan Ekonomi Lokal

“Anda semua akan saling terhubung, berdiskusi, dan pada akhirnya mempererat hubungan kebudayaan antara negara kita,” ungkap Prof. Adi penuh keyakinan. Ia percaya bahwa interaksi yang terjalin selama ABET 2025 akan melahirkan para pemimpin masa depan yang memiliki pemahaman lintas budaya yang mendalam, yang kelak akan terus menjaga dan memperkuat hubungan baik antar-bangsa.

Sambutan hangat dari pihak tuan rumah disambut dengan apresiasi yang tulus dari delegasi Malaysia. Farah Damia Nasir, M.Ed., dosen pembina dari UNIRAZAK, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas undangan dan kesempatan berharga ini. “Kami sangat senang dan mengapresiasi kolaborasi ini. Program seperti inilah yang benar-benar menghubungkan mahasiswa lintas budaya untuk mewujudkan visi pendidikan yang lebih baik di masa depan,” ujarnya.

Tarian dan Komitmen Pembangunan Berkelanjutan

Sebagai simbol dimulainya jembatan budaya ini, acara pembukaan ditutup dengan pertukaran pertunjukan seni yang memukau. UM sebagai tuan rumah mempersembahkan Tari Topeng Malangan, sebuah tarian ikonik yang menjadi perkenalan pertama bagi para tamu akan kekayaan budaya khas Malang. Tak mau kalah, delegasi mahasiswa Malaysia membalas dengan penampilan seni khas negara mereka yang energik dan penuh makna, disambut tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin.

Lebih dari sekadar acara seremonial, ABET 2025 merupakan implementasi konkret dari komitmen UM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Program ini menunjukkan bahwa kemitraan strategis antar-institusi pendidikan adalah fondasi penting untuk membangun dunia yang lebih toleran, damai, dan saling terhubung.

Baca Juga:Bupati Malang Dorong Pendaftaran Bantengan Sebagai HAKI, Upaya Pelestarian Budaya Lokal